(14) Menyerah

1.8K 207 10
                                    

"Baby," desah (Name) tak tertahankan.

Hinata benar-benar membuktikan perkataannya. (Name) tak juga diberikan istirahat olehnya. Padahal dia sudah memohon padanya, sampai tidak ada tenaga lagi untuk memprotes. Pria itu benar-benar berubah menjadi monster.

Napas keduanya terengah-engah. (Name) sudah terkapar di sana dengan keringat membasahi tubuhnya. Entah sudah berapa ronde yang mereka lalui, (Name) tidak menghitungnya. Perlahan Hinata merangkak ke atas tubuh (Name).

"Gimana?" tanyanya dengan smirk di wajah.

(Name) rasanya tak sanggup untuk berbicara lagi, dirinya sudah sangat kelelahan.

"Cukup," ucap (Name) tertatih.

Hinata tersenyum puas. Tangannya membelai wajah istrinya, menyelipkan anak-anak rambut yang berantakan. Dia mencium puncak kepala (Name) cukup lama.

"I love you," tuturnya terdengar tulus.

Setelahnya, Hinata menyingkir dari atas tubuhnya.

"Mau tidur? Atau mandi dulu?" tanya Hinata menatap (Name).

"Mandi," jawab (Name) singkat.

Hinata mengangguk, "Ok."

"Gendong," pintanya mengulurkan tangan.

Hinata tersenyum lebar, "Hahaha. Sini."

***

"Hey! Kau harus bertanggungjawab atas ulahmu ini," ujar (Name) menatap dirinya di pantulan cermin.

Hinata menoleh dan menghampirinya, terkekeh pelan.

"Senang sekali kau membuatnya cukup ke atas." (Name) memegang lehernya.

Banyak sekali tanya kemerahan hingga kebiruan di sana. Sebelumnya (Name) pernah mengingatkan pada Hinata, untuk tidak membuatnya terlalu ke atas. Karena (Name) akan kesusahan menutupnya.

"Karya seniku sangat cocok di lehermu," celetuk Hinata.

"Aku susah untuk menutupinya."

"Pakai syal kan bisa, baby."

"Ini bukan musim dingin. Orang-orang akan menatapku aneh."

"Mereka menatapmu karena kau cantik, bukan aneh, baby."

"Menyebalkan."

"Kudengar akhir-akhir ini syal menjadi trend berpakaian terbaru." Hinata menggodanya.

"Kau dengar dari siapa? Mana ada musim panas pakai syal!"

"Hahahaha."

Hinata menghindari pukulan (Name).

"Ayo cepat, nanti telat," teriak Hinata dari luar kamar.

(Name) masih kesal, terlihat dia mengerutkan dahinya kesal.

"Karena ulahnya aku jadi repot kan!" desis (Name).

Mau tak mau (Name) harus menggunakan make up untuk menutupinya.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? |  Hinata Shouyou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang