30. Jamuan Makan Malam

33 15 6
                                    

Begitu menohok jawaban yang diberikan Quen, membuat mulut itu tertutup rapat, tak lagi ingin memberikan komentar.

Tiba juga mereka di hotel mewah bintang lima, walau sepanjang perjalanan mulut keduanya saling beradu kembali, tak bertitik, melainkan berkoma. Semakin lanjut dan lanjut hingga tak sadar mobil sudah terparkir manis di depan lobi hotel.

Keduanya segera turun menuju lantai paling atas, rooftop. Memang sudah di sewa dengan Mr. Deswan untuk makan malam keluarga.

Tangan menjamur, mengalahkan sebuah truk yang bergandengan. Mereka berdua terlihat seperti orang asing tak ada mesra-mesranya. Pintu lift terbuka, pasangan tapi musuh itu masuk dengan beberapa pengunjung hotel pria sudah terlebih dahulu berada di dalam.

Quen masuk lebih dulu, mengambil posisi tengah, karena ada dua orang pria di belakang dan satu di depan. Sedangkan, Garra mengambil berdiri di depan.

Pertama memang masih aman saja, hingga pada lantai lima ada seorang pria lagi yang masuk. Membuat Quen semakin terdorong ke belakang, memisahkan ia dan Garra di antara orang yang baru masuk itu. Perasaan Quen mulai tak nyaman, saat ada tangan dengan sengaja menyentuh bokongnya. Garra yang memperhatikan raut wajah Quen dari pantulan dinding lift langsung mundur menarik tubuh Quen meletakkan di depan dirinya.

Saat pintu lift terbuka, orang yang melakukan pelecehan itu ingin keluar, namun tiba-tiba saja.

Buk!

Sebuah pukulan mendarat di satu sisi wajahnya, membuat pria sebaya Garra itu terjatuh ke lantai, sambil meringis kesakitan.

"Terima itu! Kalau tidak aku akan melaporkanmu ke polisi atas tindakan pelecehan terhadap istriku!" erang Garra, menunjuk CCTV yang berada di dalam lift, beriringan dengan pintu lift yang telah tertutup kembali.

Sumpah serapah keluar dari mulut pemuda yang tak berkutik sama sekali mendengar semua ucapan Garra. Bukti dalam CCTV dapat dengan mudah menjebloskannya ke dalam penjara.

Keluar dari dalam lift, Garra langsung menggandeng tangan Quen, tanpa aba tanpa izin pastinya. Quen hanya diam mengikuti saja langkah suaminya menuju tempat makan malam.

Tersipu malu Quen jadinya, sambil melihat tangan digenggam erat oleh Garra.

Namun, sebelum mereka berdua sampai di tempat tujuan. Garra menyudutkan tubuh itu ke dinding membuat Quen tak dapat bergerak, matanya terbelalak menatap wajah Garra yang hanya menyisakan beberapa senti saja dari wajahnya. Deru napas mereka beradu, terasa hangat menembus wajah wanita yang kini tak mampu bicara.

"Aku harap kejadian tadi tak terulang kembali, selalu berada di dekatku. Aku tak suka jika milikku disentuh sembarang orang! Termasuk Eder!"

Garra langsung menarik kembali tangan Quen begitu saja, tanpa menunggu tanggapan dari wanita teraniaya itu.

Baru berjalan beberapa detik lalu, tetapi pria dengan penampilan formal itu dapat langsung melayangkan senyum kepalsuan kepada kedua orang tua tercinta. Senyumnya tak segan mengembang dengan tangan semakin erat menggenggam tangan sang istri.

Quen segera melepas saat Mama mertua ingin menyapa dengan pelukan.

"Sayang, kamu sehat?" tanya Raline sambil memeluk menantunya. "Kamu cantik sekali." Langsung melihat penampilan Quenarra.

"Quen sehat, Ma. Terima kasih, Mama juga sangat cantik," puji Quen tersenyum bahagia.

"Mari duduk, kita masih menunggu kedatangan tiga orang lagi." Mr. Deswan menyela.

"Tiga orang? Siapa, Pa?" tanya Garra penasaran.

"Kebetulan, itu mereka datang."

Mr. Deswan dan Raline langsung menyambut kedatangan mereka dengan bahagia, namun tidak dengan pasangan muda itu. Mereka saling bertatapan antara terkejut dan tak menyangka, bahwa tamu yang dimaksud adalah Helena dan kedua orang tuanya. Begitu pun dengan wanita bergaun biru, tak kalah cantik penampilannya menyaingi Quenarra, ia terlihat tak percaya saat melihat Quen ada di antara perjamuan makan malam tersebut.

SPEKTRUM HATI QUENARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang