Bab 5 : Perjalanan Bus

14.3K 552 3
                                    

Sesuai janji ya aku double up. Bayarannya pake vote+komen aja ya:))

 Bayarannya pake vote+komen aja ya:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5. Perjalanan Bus

Caca berjalan meninggalkan ruang ujian dengan perasaan senang bukan main. Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan ujian akhir semester 4. Lusa nanti adalah hasil pencapaian ujian akhir mereka, setelah itu mereka akan libur selama seminggu sebelum masuk kembali dan mengikuti kegiatan kemping tahunan.

"Ca, mau langsung balik?" tanya Kana.

"Iya, capek banget badan gue."

"Yowes, gue balik juga dah. Lo mau bareng?" tawar Kana.

"Nggak deh, gue mau naik bus aja. Udah lama juga nggak naik angkutan umum."

"Hati-hati ya, ini udah sore soalnya. Takutnya kenapa-kenapa."

Caca menatap dengan genit pada Kana yang jarang sekali bersikap manis dan perhatian seperti ini, "Kana manis banget sih, perhatian gini ke Caca. Jadi sayang kan, sini Caca cium dulu!"

Kana mendorong Caca menjauh dari dirinya, "Jijik anjir, udah ah gue balik ya. Lo hati-hati!"

"Siap bos!"

Halte bus tak jauh dari kampus Caca, hanya perlu berjalan kaki sedikit sudah sampai di halte itu. Untungnya saja Caca tidak perlu berlama-lama juga di halte itu, bus sore ini sepertinya sangat baik pada Caca karena dia datang lebih cepat dari perkiraan Caca.

Caca duduk di salah satu kursi bus, memasang earphone dan menyandarkan kepalanya ke kaca jendela bus. Musik milenial yang menemani perjalanan Caca membuat suasana malam ini semakin menggalau. Lagu Ragu yang di nyanyikan oleh penyanyi pria populer di kalangan remaja ini menjadi salah satu lagu terfavorit Caca.

Cukup kau di samping ku, berjalan bersamaku tuk' menyusuri waktu...

Kira-kira hanya sepenggal lirik itu saja yang menjadi titik yang menarik Caca akan lagu romantis ini. Seakan itu sangat mewakili sosok Caca saat ini terhadap Marel.

Menikmati keindahan kata demi kata dan melodi demi melodi Caca sampai tak sadar matanya kian memberat dan kini tertutup dengan rapat. Dia tertidur di atas bus yang masih berjalan.

Bus berhenti di salah satu halte, membuka pintu yang kemudian muncul sosok laki-laki dengan pakaian loreng yang dibalut jaket hitam dan memakai topi hitam berjalan mencari kursi kosong.

Kebetulan di bus itu hanya ada Caca saja. Laki-laki itu memilih duduk di kursi seberang dekat jendela. Maya tajam laki-laki melirik Caca yang duduk di kursi seberang sebelum akhirnya dia kembali menatap jalanan kota malam ini.

***

Caca bangun dari tidurnya, usai di bangunkan oleh sopir bus karena ini sudah Halte terakhir tujuan bus tersebut.

"Neng bangun atuh, ini udah halte terakhir."

"Hah, udah halte terakhir? Ya Allah saya ketiduran, nuhun ya pak udah di bangunin."

"Sami-sami, Neng."

Caca pergi turun bus, namun baru hendak meninggalkan bus, tiba-tiba sopir bus memanggil Caca.

"Neng ini topi pacarnya ketinggalan."

"Hah?"

"Iya, laki-laki yang tadi duduk sama neng pacarnya kan? Soalnya tadi bapak liat dia pindah duduk ke kursi sebelah neng, neng juga senderan di bahunya. Berarti pacarnya kan? Ini topinya ketinggalan." Sopir itu memberikan topi hitam itu kepada Caca lalu pergi tanpa menjelaskan lebih detail.

Caca tak mau banyak berpikir. Dia lantas turun dari bus dan menelepon Mas El untuk menjemputnya di halte terakhir ini. Karena harusnya Caca turun dua halte sebelum halte ini, sialnya dia malah ketiduran dan ujung-ujungnya jadi ngerepotin lagi.

"Halo Mas El, jemput Caca di halte Melati ya."

Bersambung...

***

Three Little Words (2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang