25. Dinamika Rasa
Zafran baru selesai memperbaiki tali sepatunya, saat kembali berdiri, dia tidak mendapati Caca di depannya. Zafran berlari mencari Caca yang pergi lebih dulu, nafasnya tersengal-sengal namun dirinya belum menemukan sosok gadis itu. Bagaimana mungkin gadis dengan kaki pendek itu bisa berjalan dengan cepat begitu? Jangan-jangan dia lari karena merasa kesal Zafran jahili, ah Zafran jadi merasa menyesal.
Tetap tidak patah semangat, Zafran yang sudah bertanggung jawab atas keselamatan Caca di jurit malam ini tetap mencari gadis itu. Bahkan Zafran sudah sampai di pos terakhir, Caca belum juga dia temukan.
"Loh, Ndan. Mahasiswinya mana?" tanya salah satu tentara yang berjaga di pos itu.
"Kalian gak liat dia sampai sini?"
Semuanya kompak menggeleng.
Zafran menyugarkan rambutnya, mengusap keringat di keningnya dengan frustasi. Saat dirinya sedang frustasi, Hana datang. Sebagai bagian kesehatan acara ini dia juga ikut dalam pelaksanaan jurit malam ini. Jaga-jaga kalau ada yang kesurupan terus malah kemasukan setan kriminal.
"Kenapa muka Lo frustasi gitu?" tanyanya.
"Na, gue lalai."
"Maksudnya?"
"Mahasiswi yang jadi partner penelusuran gue, ilang."
"Zaf, yang bener aja. Cepetan cari bodoh, di hutan gak aman buat dia!"
Perkataan Hana makin membuat Zafran panik, dia buru-buru masuk ke dalam hutan lagi dan mencari Caca. Meneriaki nama gadis itu dengan keras. Langkahnya terhenti saat mendengar tangisan seseorang, Zafran parno, berniat mengabaikan tangisan itu karena beranggapan itu hanya hantu yang iseng. Namun setelah di dengar dengan seksama, tangisan itu tidak sekedar isakkan biasa. Itu adalah isakan dengan umpatan yang juga ada namanya disana.
"ZAFRAN BANGSAT ANJING BEDEBAH!"
Laki-laki optimis menghampiri sebuah lubang perangkap babi hutan disana, benar saja disana duduk Caca dengan memeluk kedua lututnya sembari menangis keras.
"Caca?" panggil Zafran. Gadis itu mendongak ke atas, matanya yang sembab semakin dibuat bengkak begitu tau Zafran orang yang sialnya Caca inginkan untuk datang benar-benar datang menyelamatkannya.
"Zafran bantuin!" rengeknya disela isakkan.
"Kamu diam dulu disana, saya cari tali dulu. Tunggu ya, saya nggak akan lama, janji kok."
"JANGAN PERGI!" terlambat Zafran sudah lebih dulu ngibrit mencari akar yang mungkin bisa dia pakai untuk menarik Caca keluar.
Zafran itu udah biasa terjebak di hutan begini, dia juga sering bantu teman-temannya yang kerap kena perangkap musuh sewaktu dinas di hutan. Untuk kasus ini, bagi Zafran tidak sulit. Buktinya dia benar-benar kembali dengan cepat membawa akar panjang yang cukup kuat untuk Caca jadikan pegangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Little Words (2021)
RomanceCaca mencintai Marel, tapi Marel tidak tahu dan tidak akan pernah mengetahui hal itu. Sebab bagi Marel, Caca hanya adik kecil yang selalu menjadi kecil di matanya. "Mas Marel dan Mbak Anin bakalan nikah, Ca. Besok Mas Marel bakalan datang buat ngel...