45. Malam Mencekam
Keputusan Anin mengakhiri hubungannya dengan Marel berakhir dengan kepergian Marel dari kediamannya di kompleks perumahan yang telah menjadi tempat dirinya berkembang. Marel bukan tipe orang yang senang satu lingkungan dengan seseorang yang membuatnya kecewa, meskipun dirinya telah merenungi dimana letak kesalahannya tetap saja dirinya merasa menjadi korban dari keputusan Anin ini. Tetapi, Marel tidak lagi menyalahkan Caca. Karena Marel tau cinta seorang perempuan seceria Caca tidak pantas disalahkan. Mungkin situasinya saja yang salah. Hanya saja, Marel merasa kecewa pada Anin yang tidak begitu bijaksana dalam memutuskan perkara mereka bertiga. Dia merasa perpisahan bisa di hindari jika ketiganya duduk bersama, namun Anin tidak pernah meminta hal tersebut dan malah menyerah dengan mudahnya.
Rasa kecewanya kepada Anin lah yang mendorong Marel keluar dari lingkungan tersebut. Marel menerima tawaran beasiswa di Australia setelah lama dia simpan dalam lemari, menenangkan diri sambil menimba ilmu pilihan terbaik untuknya saat ini.
Tiga hari berlalu, dan persiapan hampir rampung. Selama itu Marel masih baik-baik saja, sampai dimana dirinya menemukan Caca di ujung gang pada malam gelap dan disudutkan oleh segerombolan pria mabuk.
***
Caca menyelesaikan tugas akhirnya di perpustakaan, memasuki semester tua membuatnya sibuk. Persiapan skripsi sampai tugas lainnya yang menantinya secara berturut-turut. Contohnya hari ini, tanpa sadar Caca menghabiskan waktu dari matahari terbit sampai matahari terbenam di dalam perpustakaan untuk satu tugas saja. Dia bahkan mengabaikan ponselnya yang terus berdering oleh panggilan orang rumah yang khawatir padanya.
Sadar akan keterlambatannya untuk pulang, Caca buru-buru meninggalkan perpustakaan dan menaiki bus. Kebetulan hari ini Caca tidak membawa motor karena ada beberapa kerusakan dari mesin motornya, Ayah menyarankan untuk diantar saja agar menghindari terjadinya kecelakaan. Karena dirinya larut dalam pekerjaan, Caca segan meminta jemput pada Ayahnya. Dan Caca tidak mungkin merepotkan Zafran meskipun laki-laki itu sangat tidak diberatkan.
Duduk di kursi bus yang membawanya pulang, dirinya merasa deja vu dengan suasana pulang kali ini. Tiba-tiba saja dirinya teringat kalau di bus inilah airpods pertamanya menghilang dan juga disaat bersamaan dirinya mendapatkan topi milik seseorang yang disangka miliknya.
Mengingat topi itu, Caca masih penasaran siapa pemilik topi dengan bordir Zaf di pinggir topi itu.
"Inisialnya kayak Zafran, tapi masa iya punya dia? kalo emang punya dia, pasti dari awal kemah udah dia ambil nggak sih?" gumamnya.
Bus berhenti di halte dekat rumah Caca, gadis itu turun dan menyusuri jalan kompleknya yang sudah sepi. Memang tidak aneh lagi kalau jalan dari halte menuju komplek perumahannya terkenal sepi saat malam, katanya sih karena letaknya dibelakang perumahan yang masih berbentuk tanah kavling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Little Words (2021)
RomanceCaca mencintai Marel, tapi Marel tidak tahu dan tidak akan pernah mengetahui hal itu. Sebab bagi Marel, Caca hanya adik kecil yang selalu menjadi kecil di matanya. "Mas Marel dan Mbak Anin bakalan nikah, Ca. Besok Mas Marel bakalan datang buat ngel...