3.mungkinkah haldir ada rasa?

44 56 6
                                    

Kesalahan demi kesalahan berjalan seiringnya waktu akankah kesalahan yang aku lakukan sebenarnya bukan kesalahan .
Sahbita

Yang tadinya sore di selimuti indahnya sunset berubah menjadi malam gulita yang di temani oleh bintang dan bulan yang sangat cantik.

"Dir, kalau melupakan seseorang dan membuka hati kembali, itu salah gak" sahbita bertanya dan memandangi haldir yang ada di pangkuannya.

" Menurut gw, tergantung lu nya melupakan seseorang berdasarkan apa, Kalau lu melupakan seseorang dan masalah lu dengan seseorang itu sudah selesai kenapa engak tapi kalau sebaliknya jangan bit karna seseorang yang lu lupakan bisa jadi bom saat lu nyaman dengan seseorang yang baru "

Haldir menjawab pertanyaan sabitha sambil memandangi gadis cantik itu.

"Ouhh gitu, Gw cape dir" Sahbita menjawab dengan dengan bola mata yang me merah.

Haldir bangun dari tidurnya lalu memeluk sahbita.

"Cobaan itu selalu ada bit, Jagan pernah lu merasa paling tersakiti di dunia ini karena itu bisa membuat lu susah untuk melangkah dari masalah lu" Haldir berbicara sambil mengusap punggung sahbita dan menenagkan sahabatnya itu.

"Makasih dir, Gw sayang lu jangan tinggalin gw ya" sahbita berbicara sambil memeluk haldir dan memgeratkan pelukannya.

"Siap bu boss" Ia menjawab sambil tersenyum manis, haldir menenangkan sahbita seperti seorang kekasih.

"Bit gw juga sayang lu, gw gak bakal ninggalin lu dan gw juga bakal menjaga lu dalam keadaan apa pun" Ucapnya dalam hati.

Haldir mencoba menenangkan sahbita ia sudah berjanji akan menjaga sahbita dalam keadaan apapun, sekalipun nyawa adalah taruhannya.

Jam berjalan seperti biasa malam berganti menjadi siang yang dingiringi panasnya matahari yang cerah.

"Dra, jangan tinggalin gw"ucap seorang gadis yg memeluk andfandra.

Lelaki itu yang sedang di peluk seorang gadis hanya diam saja tidak melawan dan juga tidak membalas, di ujung koridor ada seorang gadis yang memperhatikan mereka dan menunjukan mimik wajah yang tidak bisa di artikan, gadis itu pergi meninggalkan koridor dan duduk di taman sambil memandangi rumput rumput yang indah beserta pohon yang daunnya sangat cantik.

"Kalo gw memang udah tau hasilnya kaya gini, seharusnya gw gak keluar dari batasan gw, dan gw gak bisa nyalahin siapa pun karna di sini gw yang salah " ucap sabitha di dalam hati.

Sahbita mencoba menenangkan dirinya di taman sekolah, dia selalu tenang jika berdekatan dengan alam seperti sekarang dia mencoba menenangkan dirinya dengan cara melihat pohon ataupun apa yang berhubungan dengan alam.

Setelah kejadian itu sahbita menjaga jarak dengan andfandra, dia selalu menghindar dari lelaki itu walaupun andfandra suka mengirim nya pesan tapi sahbita tidak pernah membalas pesan dari andfandra alasannya simple, dia tidak ingin di anggap seorang perusak hubungan karna dia jelas jelas melihat andfandra berpelukan dengan seorang wanita di koridor saat itu.

Suara riuh terdengar di depan kelas sahbita, sahbita yang sedang berbica dengan teman temanya tidak telalu memperhatikan dan seketika satu kelas hening masuklah empat lelaki yang sangat terkenal yaitu andfandra wicaksono, rizal, idam harfian dan, arsya mahesa.
Mereka semua menghampiri tempat duduk sahbita, tentu saja sahbita merasa aneh karna seingat dia, dia tidak punya masalah kepada mereka.

"Neng sahbita bambang andfandra kangen ni katanya" ucap idam

"Kiw kiw kiw" ucap rizal dan rasya

"Lu punya masalah sama gue?"tanya seorang andfandra

"Engak tu, emang kenapa? "jawab sahbita

"Terus, kenapa lu menghindar dari gue?"andfandra bertanya sambil mendekati sahbita.

"Gw ga merasa menghindar dari lu tuh, sabitha menatap mata andfandra, mereka berbicara sangat dekat, bahkan orang orang yang di sekitar mereka memperhatikan mereka berdua.

"Ehem ehem kok panas ya"rizal bersuara

Rizal berbicara sambil menirukan gaya seseorang yang ke panasan, setelah rizal berbicara andfandra pun berbicara.

"Gue harap lu jangan menghindar dari gue karna gue bakal kejar lu kemana pun"

"Siapa lu, ngatur ngatur gw"

andfandra mendekatkan mukanya ke telinga sahbita,lalu berkata

" You are mine "lalu andfandra menjauhkan mukanya dan cabut dari kelas sahbita, teman teman sahbita bertanya ke pada sahbita ada apa, dan ada hubugan apa dengan andfandra namun sahbita hanya diam.

"He sahbita sadar, lu gak boleh baper sama cowok macem andfandra" kata hati sabitha

Jam istirahat kedua pun tiba aku yang punya janji untuk makan bersama di kantin, dengan haldir dan eva, sesi beganti di kantin haldir sejak tadi diam saja tidak berbicara sedikit pun.

"Oy mau makan apaan?"eva membuka suara

"Gw mie goreng aja sama es teh tawar"
sahbita menjawab

"Lu mau apan?"eva bertanya ke pada haldir

"Baso minumnya es jeruk"haldir menjawab

"Oke, karna kalian nitip ama gw pokoknya gw di teraktir kalian titik"

eva yg bersuara sambil bangun dari duduknya.

"Iya iya dh udh sana lu" jawab sahbita sambil memandangi haldir, dan eva pun pergi ketempat memesan makanan.

"Dir kok diem aja"sahbita membuka suara

"Jangan deket deket dia" haldir menjawab

lelaki itu menjab pertanyaan sahbita dengan wajah serius dan bertatapan dengan sahbita.

"dia yang mana"sahbita mengerutkan keningnya

"andfandra" haldir menatap lekat wajah
sahbita

"emng kenpa, aneh bngt"

"gw gak suka lu deket deket sama cwo kaya dia"

"gw gak deket sama dia, udah ya lupa in aja, lagi pula gw gak ada niatan deket sama dia"

jawab sahbita dengan serius dia malas berdebat dengan haldir, dia juga sedang merasa lapar lalu lelaki di depannya hanya diam saja.

beberapa menit kemudian eva datang membawa makanan.

"Makanan siap di sajikan anak anak kumel"

Eva menaruh mangkuk makanan, acara mereka pun selesai tapi eva masih merasa aneh dengan situasi makan karna tidak ada yg berbicara, keadaan yang biasanya di penuhi kecerian dan canda tawa berubah menjadi hening, eva tidak terlalu memikirkan karna itu bukan hak dia mencari tau urusan orang lain.

Maaf ya gays kalo banyak salah kata dan typo ataupum tidak nyambung ini karya pertama ku, aku harap kalian memaklumkan.

a memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang