26.siapa?

19 36 8
                                    

Sangat sulit menjelaskan berada di posisi ini, entah saat ini berdiri di posisi yang benar, atau yang salah, yang jelas mencoba mempertahankan dan menjaganya.
Andfandra





Saat ini sahbita dan haldir sedang di supermarket untuk membeli barang barang yang di butuhkan, keadaan benar benar canggung mereka berbicara seperlunya.

"Lu cari kapas sama air putih ukuran kecil"

"Oke"

Haldir yang di perintahkan pun melaksankannya, Sahbita mencari kacang ijo dan beberapa langkah kemudian ia menemukan bahan yang ia cari. Haldir datang dengan barang yang dibawa tapi ada yang lain dengan barang yang dia bawa

"Kapasnya yang kecil aja ngapain lu bawa yang gede, mau buat di gadoin"

"Ya mane gw tau, emang kapas bisa di makan ya?"

"Bisa lu coba deh nanti"

"Ah masa lu boong ya"

"Engak tuh, nanti lu coba deh"

"Engak ah nanti gw mati"

"Amin"

"Sialan bener lu"

"Canda elah bambang"

Ya tanpa di sadari keadaan mulai mencair, Sahbita jalan lebih dulu untuk membayar saat barang sedang di scan haldir dtng dengan beberapa snek dan minuman dan saat Sahbita ingin membayar laki laki itu lebih dulu memberikan kartunya pada petugas, mereka keluar supermarket dan duduk di tempat yang sudah di sediakan.

"Ni dimakan sama di minum gak usah munafik gw tau lu laper kan, lumayan tuh buat ganjel"

"Apansi so tau banget"

"Ya emang tau"

Sahbita dan Haldir pun memakan makanannya dan minumannya, setelah itu mereka memutuskan untuk pulang, jalanan mulai ramai karna hari sudah sore jam menunjukan pukul lima sore lebih motor haldir memasuki kompleks dan berhenti di deoan rumah sabitha saat sabitha turun mamahnya keluar dengan sebuah gunting rumput dan tersenyum.

"Ehh ada anak cwo mamah"

"Lebay"sahut Sahbita

"Apa kabar mah?"tanya Haldi lalu lelaki itu bersalaman dengan mamahnya sabitha.

"Baik dong, orang tua kamu gimana?"

"Tentunya baik" jawab Haldir dwngan senyuman lebar

"Kamu ni ya jarang main ke rumah, kapan kapan main ya kita makan bareng"

"Mamah ni ya anaknya tuh Haldir atau aku"protes sahbita pada mamahnya

"Kalo boleh dua kenapa harus satu"balas mamah Sahbita

"Buset bahasanya jaman now banget" ujar Haldir

"Iya dong, mamah"

Setelah perbincangan itu Haldir berpamitan karena hari sudah semakin gelap.

Di sebuah kamar seorang lelaki remaja sedang duduk di bawah kasur ia duduk di karpet berpandang lurus ia seperti sedang memikirkan sesuatu beberapa saat kemudian dia membuka headphone nya dam melihat sebuah gambar dia dengan seorang perempuan awal ekspresi nya tersenyum namun berubah sedih, air matanya perlahan keluar dia menghapus sendiri air matanya.

"ini semua salah gw maaf ya, sampai detik ini pun gw masih belum jujur ke siapa pun"

itulah ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu

Beberapa jam kemudian.......

di sisi lain seorang lelaki sedang di tengah keramaian di tempat balapan motor, tunggu dulu siapa yang ada di tempat ini seorang lelaki dengan motor sport nya siapa lagi kalau bukan Andfandra, pikirannya sedang kalut masalahnya terlalu rumit baginnya, tapi entah bagi orang lain.

"Oke semuanya persiapan ya kita bakal mulai"

Andfandra menuju motornya dan peserta lainnya pun sama mereka memakai perlengkapan dan menyslakan motornya, seorang wanita menuju tengah garis pintas dan membawa sebuah kain.

"Oke siap ya satu, dua, tiga"

ucap wanita itu dan melemparkan kainnya ke atas motor mulai bepergian andfandra berada di baris paling utama sati bebepa saat kemudian dia di baris kedua saat sebentar lagi garis final andfandra kembali menduduki baris pertama dan dia adalah otang pertama yang yang melewati garis start, sorak ria di keluarkan penonton.

malam berganti pagi saat ini sabitha sedang sarapan dengan orang tuanya saat sarapannya selesai suara klakson motor berbunyi.

"Kamu di jemput siapa sayang? "tanya papah Sahbita sambil memegang secangkir kopi

"Gak tau pah,sebentar aku cek"jawab Sahbita lalau gadis itu berdiri

Sahbita keluar rumah dan melihat terlihat seorang lelaki tampan duduk di motornya, Sahbita masuk lagi dan berpamitan ia langsung keluar untuk menemui lelaki itu.

"Ayo berangkat gak ada penolakan dan penawaran" ujar lelaki itu

"Itu namanya pemaksa"protes Sahbita

"Hmm bebas deh seterah lu"

Gadis itu menaiki motor sport itu dan motor pun berjalan lelaki itu menjahili sabitha dia pura pura memongokan motor nya.

"Eh kenapa motornya?"

"Lu si keberatan "

"Apansi orang gw kurus gini di bilang berat"

Setelah itu ia menggas motornya dengan ngebut sabitha kaget dan memeluk lelaki itu ia sangat kaget dengan apa yang di alami nya barusan.

"Ahhhhh, setan lu Andfandra lu mau buat gw mati"

Tidak ada jawaban hanya tawa yang di keluarkan, Sahbita mengeplak helm yang di gunakan Andfandra.

"Awas lu kena karma"

Sahbit memutuskan untuk percaya kepada Andfandra ia juga harus mengerti keadaan andfandra Sahbita tidak ingin egois lagi cukup Haldir yang jadi korbannya.



a memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang