17.kenagan masa lalu

24 45 3
                                    

Hanya ada dua kenyataan jika memikirkan masa lalu yang akan di bawa ke masa sekarang , yang pertama happy ending dan yang terakhir sad ending.
Haldir




"Dir napa lu diem aja"ucap idwan

"Sariawan"

"Kasian amat, mau gw kasih gula Kagak"
Lelaki itu bersuara dan tertawa

"Ya ampun pinter banget gw punya temen"

"Baru sadar lu, kemane aje"

"Abis dari neraka"

"Anjay, ketemu sape aje"

"Ketemu kembaran lu"

"Anying lu"

"Lu beneran gak papa"

"Iya santai ae"

Setelah perbincangan mereka berdua, haldir memutuskan untuk ke toilet, saat dia keluar dari kamar mandi dia bertemu seseorang.

"Jangan terlalu ikut campur"

"Gw gak merasa"

"Namanya juga manusia, di kasih tau dulu baru sadar"

Ucap andfandra sambil senyum meremehkan, lelaki itu pergi meninggalkan toilet

"Milik gue akan selalu jadi milik gue"
ungkap andfandra dalam hati

Haldir berkaca dan terus memandangi pantulan kaca di mana dia mengigat memory memory masa kecilnya, di saat itu ia duduk satu bangku dengan seorang anak kecil yang cukup diam, saat istirahat anak perempuan itu tidak istirahat karena tidak memiliki teman haldir yang merasa kasian menemaninya.

"Ni buat kamu"

Anak laki laki itu memberi sekotak susu

"Engak makasih"

"Ihhh gapapa tau, bunda aku kasih aku susu dua dan kata bunda aku, kita harus berbagi sesama teman"
Haldir memberikan susunya kepada anak kecil itu dan di terima oleh anak itu walaupun anak itu mengambil dengan rasa ragu.

Anak perempuan itu pun meminum susu yang di beri haldir.

"Nama aku sahbita" ia mengulurkan tangan

"Haldir" haldir pun menjabat tangannya

Setelah kejadian itu mereka pun makin dekat, rumah mereka pun satu perumahan hanya beda blok saja, saat jenjang sd mereka bertemu eva, dan jadilah sampai sekarang pertemanan mereka, haldir sangat senang dengan dua wanita itu, karna mereka tidak saling egois mereka bertiga saling dekat tapi sekarang mereka mulai menjauh, karna sudah memiliki pasangan dan menjaga perasaan pasangannya, haldir suka sahbita sejak tk, dulu dia menganggap itu hanya suka sementara tapi ternyata samapai sekarang.

"Gak ada yang perlu di sesali, biarkan berjalan seperti alurnya, dan terima seperti jalannya"

Itu lah kalimat yang keluar dari mulut haldir

Jam istirahat pun tiba kantin sangat ramai sahbita sedang duduk bersama teman temannya, mereka memesan makanan yang mereka inginkan. Sahbita yang sedang ingin memakan baso setan pun sudah tidak sabar menyantap di tambah saos dan sambal racikannya.

"Woy sahbita lu gak bakal mules apa?"tanya arsya

"Tau lu sahbita, tar bulak balik kamer mandi"eva pun bersuara

"Gapapa ya bit tar di bawa ke rumah sakit ama babang andfandra" ucap idam

"Ganti aja sya, gue takut lu kenapa kenapa"
kekasihnya pun bersuara

"Gak usah pada lebay deh"

Andfandra pun mengambil mangkuk baso sahbita

"Andfandra kan gue mau makan ihhh"

"Gak"

"Ayolah.... and, gw gak bakal kenapa kenapa. Emmm gini aja deh gimana kalo gw kasih tiga permintaan buat lo"

"Gak perlu"

"Dua"

"Gak"

"Satu"

"Oke tiga"

"Gak bisa, harus satu"

"Tiga"

"Satu"

"Tiga"

"Yaudah gak sama sekali"

"Oke satu "

"Siniin baso gw"

Andfandra pun memberikan baksonya lelaki itu memakan makanan yang dia pesan sambil memperhatikan setiap ekspresi yang di kerluarkan oleh sahbita adalah ekspresi nikmat, setelah sahbita menghabiskan makanannya. Andfandra pun mengusap kepalanya dan sahbita pun tegang seketika, karena ia belum terbiasa.

"Nanti pulangnya bareng gw ya"

"Iya"

Hp sahbita berdering, pemilik hp itu pun mengangkat panggilannya

"Hallo tan, kenapa "

"Iya aku dateng nanti"

"oke siap tan"

Setelah panggilannya selesai ia pun menaruh lagi hpnya

"Kenapa? "

"Itu tante gw, nyuruh dateng keselamatan anaknya"

"Selametan siapa bit"tanya eva

"Ingit va"

"Ouh"

"Selametan apan bit" tanya rizal

"Selametan kematian zal"

"Eh, sorry sorry ya gak maksud "

"Yaelah santai aja"

Andfandra hanya menyimak saja, lelaki itu hanya mengeluarkan ekspresi datar, dia memperhatikan sahbita yang sedang makan dan matanya tertuju oleh rizal dan benar saja rizal pun sedang memperhatikan dia, pandangan mereka pun bertemu beberapa saat.

a memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang