29.Pushing me away from you

19 34 32
                                    

Semuanya tampak baik baik saja

Jam kos pun tiba Sahbita berjalan ke ruang ke senian, lorong sekolah tampak ramai pasalnya semua kelas jam kos, gadis itu memasuki ruang ke senian, di lihat dari pandangan Sahbita. Bu Irma sudah ada di ruangan kesenian, Sahbita merasa tidak enak hati kepada bu Irma. Ia takut gurunya sudah menunggu lama.

"Maaf bu menunggu lama"

"Ahh santai saja Sahbita ibu juga baru sampai bebepa menit"

"Ibu mau ngajakin kamu buat lomba melukis gimana, ibu dan dekan dekan sekolah sudah tau bahwa kamu pandai melukis "

"Emang lombanya dalam tema apa bu?"

"Ibu belum tahu Sahbita, sepertinya temannya dadakan"

"Emmm, boleh bu saya mau ambil lombanya"

"Oke nanti ibu daftarkan, semoga sekolah kita menang lagi ya"

"Amin bu"

"Kalau gitu kamu boleh ke kelas lagi Sahbita"

"Iya bu"

Sahbita pun bersalaman dengan bu Irma dan keluar dari ruang ke senian, dia menyusuri koridor dan tiba tiba ada yang merangkul pundaknya.

"Hai bit"sapa eva dengan senyuman

"Gw cium cium ni aromanya, ada yang butuh bantuan "tebaknya

"Hehe, tau aja lu"

"Kenapa?"

"Lukisin muka gue sama Arsya dong please, nanti gw traktir deh"

"Muka apa seluruhnya?"

" Semuanya, oke oke bisa kan"

"Iya deh mana fotonya "

"Nanti gw kirim thankyou Sahbita"

"Iyaa"

"Katin yu gw laper, sekalian gw traktir"

Mereka berdua pun menuju kantin, di kantin mereka bertemu Andfandra dan kawan kawannya dan akhirnya mereka bergabung mereka ngobrol sambil menunggu pesanan.

"Eh bentar, kita harus foto biar ada kenang kenangan"

"Bener tuh "

"Gas lah"

"Eh bocah, sini lu fotoin dong"ucap Rizal menyuruh temannya memfotokan mereka, Sahbita duduk di samping Andfadra, di  samping Sahbita ada Idam, dan di sebelah Andfandra ada Rizal, di belakang Arsya bersama Eva.

"Satu, dua, tiga .senyum"

Cekrek, cekrek, cekrek, cekrek, cekrek, cekrek.

Banyak gambar yang mereka ambil dan pose yang berbeda beda.

"Thanks ya"

"Zal kirim ya fotonya, kita bikin grub aje"

"Iye iye bentar sabar Dam"

"Besok libur lu ada acara gak? "yanya Andfandra pada Sahbita

"Engak ada emang kenapa?"

"Besok gue jemput ya jam sepuluh"

"Oke, mau kemana?"

"Rahasia"

"Ihhh apa si main nya rahasia an, lu mau culik gw ya"

"Kan udah gue culik"

"Dih apanya coba?"

"Hatinya "

"Gombal banget"serkas Sahbita

"Buset dah pada pacaran, panas aing uyyy"ucap Idam yang melihat teman temannya berpacaran di depannya.

"WOY GAYS, KALIAN MAKANNYA YANG BANYAK, ANDFANDRA YANG BAYAR COYYY!!!"teriak Rizal pada teman temanya di kantin

"Sialan lu rizal, anjirr mana yang di kantin banyak bener"grutu Andfandra

"Hahah gapapa sekali kali ya kan"

Setelah itu Mereka pun berbincang banyak hal, entah Idam yang melawak bersama Rizal, dan Andfandra yang di goda mereka.

Dua jam kemudian

"Sahbita ni buat lu dari bunda"

"Apan nih" ucap sahbita sambik membuka paper bag "Astaga bilangin makasih ya bagus banget"lanjut sahbita

"Iyaa"

"Ini dari bunda atau lo? "

"Bunda lah"

"Yah sangka babang haldir yang ngasih"

"Emang lu mau"

"Boleh deh kalo gratis "

"Dasar pencinta gratisan"

"Yeeee biarin"

"Gw denger denger lu mau lomba lukis ya?"

"Iya doa in ya, biar menang"

"Iyaa amin, gw cabut ya takut cwo lu liat dia kan cemburuan"

"Hahaha iya thanks ya Dir"

"Iyee"

Lelaki itu menghampiri Sahbita di kelasnya, demi memberikan barang titipan bundanya haldir mencoba bersikap biasa saja, dia tidak ingin pertemanan nya hancur karena dirinya.

Kring kring kring

waktu pulang sekolah telah tiba murid murid berhamburan keluar dari kelas masing masing, di depan kelas Sahbita tampak seorang lelaki tampan menunggu sesuatu siapa lagi kalau bukan Andfandra, orang yang di tunggunya pun keluar dari kelas.

"Udah yu"ajak gadis itu, Mereka berjalan menyusuri setiap kelas.

"Bawa apa?"Tanya Andfanda pasalnya dia tidak melihat Sahbita tadi pagi membawa paper bag.

"Ini dari bunda haldir"

"Ouh"

"Terus lu mau kenal orang tua gue kapan?"Jantung Sahbita berdetak kencang siapa yang tidak deg deg kan jika ingin bertemu calon mertua.

"Kapan kapan"ucap gadis itu

"Nanti gue kenalin "

"Iyaa"

"Bu Irma bilang apa pas jam kos"

"Nawarin lomba lukis"

"Terus lu mau ikut?"

"Iya dong harus "

"Lombanya kapan?"

"Engak tau, tapi kayanya masi beberapa minggu lagi deh"

"Ouh nanti kalo gue bisa izin, gue mau ikut nemenin lu"ujar lelaki itu sambil berjalan di sebelah Sahbita

"Enggak usah mending lu belajar di sekolah"

"Gapapa emang gak boleh ya gue nemenin pacarnya lomba"

"Iya seterah lu and"

Mereka pun sampai di parkiran dan menaiki motornya dan pergi dari sekolah seperti biasa, mereka di perempatan berpisah dengan yang lain karna beda arah.


a memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang