23.ibu negara

35 47 8
                                    


Dalam hubungan haya ada dua pondasi. Yaitu kepecayaan dan kejujuran, jika pondasi kejujuran runtuh. Apakah pondasi kepercayaan masih bisa bertahan?.
Sahbita




"Pagi ibu negara"goda andfandra

"Pagi juga bapak negara"pita sahbita

"Tadi malem gimanan, ngobrol nya sama ibu mertua"

"Rasanya tuh gini ni"

Sahbita berbicara tersenyum sambil mencubit pinggang andfandra.

"Ahh ahhh sakit tau"

Ucap andfandra sambil tertawa, setelah perbincangan singkat itu mereka berangkat ke sekolah sesuai keingin andfandra bahwa mereka akan tetap berangkat bersama, setelah sampai andfandra mengantarkan sahbita ke kelasnya.

"Nanti pas istirahat, ikut gue ya? gue mau ngomong sesuatu"

"Oke"

Jam menunjukan jam kedua pelajaran waktunya jam pelajaran biologi, teman teman sahbita paling malas dengan pelajaran satu ini, dan minggu ini ada pelajaran kelompok tapi mereka dapat bocoran bahwa kelompok akan di campur oleh kelas lain, mereka semua bertanya tanya mereka akan berkelompok dengan siapa.

"Oke anak anak kita akan mempelajari tentang tumbuh tumbuhan tapi ibu minta kalian menggunakan media kapas seperti biasa jika peraktek kalian akan mengerjakan dengan kelompok di perkelompokan kali ini kalian akan berpasangan dengan kelas lain mipa dua akan berkelompok dengan mipa satu" guru itu menjelaskan panjang lebar mengenai pelajaran sistim perkelompokan

"Bu kita yang milih anaknya kan bu" tanya salah satu murid

"Bu jangan di gabungin, dong bu" sambung murid selanjunya

"Bener tu bu" ucap sahbita

"Ah ibu mah gak asik" ucap ketua kelas

"Udah udah diam keputusan ibu tidak berubah untuk kelompok ibu sudah bikin listnya jadi kalian tinggl mengerjakan"

"Yah kok gitu"

"Kita aja bu yang milih" protes sang ketua kelas

Suara suara murid murid mengisi kelas sahbita hanya bisa menerima pasrah dia tau bahwa gurunya itu keras kepala jadi tidak bisa di ganggu gugat.

"Ririn, Anga, Isya, Riki, Indah, kelompok pertama"

Guru biologi menyebutkan kelompok tapi sahbita belum di sebutkan dan guru ipa pun menyebutkan kelompok terakhir.

"Sahbita, Ica, Rafi, dan Haldir, kelompok sepuluh , jadi ada sepuluh kelompok"

Nama yang di sebut itu sangat terkejut bagaimana pun hubunganya dengan haldir sangat tidak baik bagaimana dia harus bersikap dengan haldir.

Sahbita mengacungkan tangannya ke atas diauntuk bertanya pada gurunya"Bu saya boleh tukeran sama kelompok lain gak?"

"Tidak bisa sahbita"

"Kalian mulai kerja kelompok hari besok ibu kasih waktu satu minggu dan bedok bawa perlengkapannya"

"Iya bu"

Satu kelas menjawab kompak, jam menunjukan jam istirahat guru pun sudah keluar beberapa menit yang lalu saat sahbita sedang merapikan buku ada seseorang berdiri di sebelahnya saat dia lihat yah andfandra siapa lagi.

"Gak usah di samperin juga kali, gw gak bakal kabur"

"Siapa tau kan lu beneran kabur"

"Heleh, mau kemana bapak negara"

"Ikut gue aja"

Mereka berdua menaiki tangga entah andfandra ingin membawa sahbita kemana tapi sepertinnya dia ingin membawa ke atap sekolah dan benar saja. Lelaki itu membawa sahbita ke atap sekolah.

"Mau ngapain ke sini"

"Gue mau ngasih bukti yang lu minta, tapi lu jangan marah"

"Gw gak bakal marah kalo lu gak salah"

Andfandra mengeluarkan sebuah headphone dan memberikan headphone nya ke pada sahbita, gadis itu menerima nya dan mulai membuka chattan andfandra bersama ingit di dalam chattan itu, ingit banyak mencari topik dan andfandra menjawab seadanya, sahbita yang membaca itu tidak percaya bagaimana sepupunya bisa sebucin itu dengan andfandra dan sahbita pun membuka list telpon andfandra di list telpon itu ingit menelpon andfandra tepat dua hari sebelum kecelakaan. Tunggu berarti andfandra berbohong dengan nya, lelaki itu mengaku bahwa dia berhubungan dengan ingit beberapa minggu sebelum kecelakaan.

"Lu bohong sama gw and"




Vote ya sayangkuu biar aku semangat upnya dan ramein comen.

Thank you gays💋❤


a memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang