[17] Menyesal

710 80 11
                                    

𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐫𝐢𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐫𝐞𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐠𝐚𝐤 𝐲𝐚𝐚

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠✨


Makanan yang mereka pesan akhirnya sampai, tapi belum ria mencobanya lagi lagi ada gedoran yang membuatnya kaget termasuk yang lainnya.

"Lo apa apaan sih ndro? Gak sopan banget" Joko menatap adiknya intes, selama ini indro tidak pernah seperti sekarang

"Bilangin sama temen lo itu, kalo berani langsung temuin orangnya jangan beraninya lewat surat doang." Tegas indro melirik tajam ria

"Jadi mau belain si lolypop?" Lili melipat kedua tangannya didadanya, tidak Terima.

"Gue gak belain dia. Gue cuma belain yang bener dimata gue"

"Bener mata lo picek?! Jelas jelas ria diem anteng bareng kita kita!" Semprot cantik geram

"Mata gua gak picek ya! Gua cuma kasian sama si loly" Ujar indro membela dirinya

"Oh, bagus banget ya? Kemarin siapa yang melas melas pengen ditelfon ria? Lo! Lo ngomongin ria dari semalem cuma karna gak ada kabar, gua sampe bosen denger celotehan lo! 'Kenapa ria gak telfon gue? Gak curhat ke gue? Gak ngabarin gue' siapa yang ngomong kayak gitu? Lo!" Joko mengulang ucapan indro malam kemarin karna memang benar indro mengkhawatirkan ria, tapi sekarang? Apa yang terjadi padanya?

Ria menatap kedua adik kakak itu dengan rasa campur aduk, merasa bersalah. Baru kali ini ia melihat kedua lelaki itu berdebat dan itu juga karna dirinya.

"Itu kemarin. Sekarang ya sekarang!" Indro menatap joko tajam. "Oh ya, buat lo! Jangan usik loly lagi, kalau gak lo bakal berurusan sama gue" Ujarnya menunjuk ria yang berada dibelakang joko, ria hanya diam ia bahkan belum bertemu loly sejak tadi pagi.

"Inget itu!" Lanjut indro sebelum ia pergi dari tempat itu

Setelah indro pergi disana lah semuanya menatap ria khawatir, jelas mereka takut kesehatan ria terganggu karna tuduhan tadi apalagi itu indro sendiri yang mengancamnya.

"Lo gak papa kan, ria?" Tanya santi mewakili semua teman temannya yang hanya diam

Sebelum menjawab ria tersenyum terlebih dahulu agar semuanya tidak khawatir padanya. "G-gua gak papa, jangan khawatir."

"Yaudah lanjut makan yuk" Ajak lili bersemangat, demi ria katanya.

Tapi ria malah menggelengkan kepalanya "m-maaf. Gua disuruh ke kantornya Uda Zein"

"Tapi lo belum makan ri"

"Gak papa kok nanti aja gua makannya, lagian gua gak laper banget. Sorry ya" Ria berjalan pergi dari dalam kantin, tapi lain dengan wulan lili maupun santi. Sepertinya aneh, kenapa tiba-tiba ria di panggil keruangan Zein? Bukankah sejak dua hari belakangan ini ria maupun Zein tidak bertegur sapa sama sekali?

"Kayaknya ada yang aneh deh. Gak mungkin juga Pak Zein tiba-tiba manggil ria, dari kemarin aja mereka gak pernah barengan. Apa jangan jangan ini kerjaannya Raquel?" Ujar lili menggali isi pikirannya saat ini

"Wahh bisa jadi tuh li, pak Zein kan orangnya gak mau ngomong duluan tuh. Gak mungkin dong tiba-tiba manggil" Seru beben menambahkan

"Lo berdua sama aja ye" Gerutu roni jengah

Ria membuka knop pintu ruangan Zein sebelumnya ia melihat indro duduk didekat sana. Pasti loly. Batin ria dan setelah itu ia masuk kedalam ruangan dengan wajah yang benar benar seperti mayat hidup.

Ria untuk Indro #INDAHPADAWAKTUNYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang