[32] Punya Kakak

566 79 5
                                    

Hii guyss...

Ketemu lagi dengan Rindro yaa

Mau tau kesan kesannya baca rindro ver wp..

jangan lupa vote juga yaa:)

Happy Reading✨

💜💜💜💜💜💜

"Halo dok"

"Haii dek, bagaimana keadaannya?" Tanya dokter itu disebrang sana

Sudah jelas malam ini ria ditelfon oleh sang dokter karena ingin mengetahui perkembangannya langsung dari pasiennya. Bukan karena tidak percaya dengan suster nay, tapi hanya ingin berinteraksi saja.

"Baikan kok dok.." Ria menghela nafas setelah menjawabnya

"Ada apa dek? Ada masalah ya? Bisa ceritain ke dokter, siapa tau dokter bisa bantu kamu" Ujar dokter liya lembut

"Dokter yakin, ini akan bertahan lama?"

"Kamu mau berapa lama? Dokter usahakan bisa lebih lama, dek" Jawab dokter liya dengan ramah seramah mungkin

"Tapi gak enak, kalau nanti aku gak bisa ngerasain apapun, dok"

"Itu resikonya, jika kamu ingin bertahan hidup lebih lama lagi"

"Organ tubuh saya masih berfungsi kan dok?" Tanya ria yang terdengar berbisik

"Masih dek, untuk apa kamu menanyakan itu?"

"Gak papa kok dok, saya cuma mau tau aja. Kalau nanti saya benar benar dipanggil, tolong donorkan ginjal dan jantung saya, untuk orang yang membutuhkannya" Ujar ria yang entah mengapa dokter liya takut mendengar ucapan ria padanya hari ini.

Dokter liya berdehem guna mengalihkan pembicaraan "Ya sudah, kamu istirahat ya. Besok dokter kesana memeriksa keadaanmu lebih lanjut" Kata dokter itu lalu mematikan sambungan itu sepihak

"Ria tau kok, dokter gak sanggup dengernya. Tapi gue harap dokter denger semua, itu inginkan gue yang terakhir" Gumam ria sembari menaruh ponselnya dan beralih untuk tidur.

"Apa maksud ria?" Batin seorang wanita dibalik pintu kamar ria yang tidak sengaja terbuka.

Dia alya, Alya memerhatikan ria yang berusaha mengambil posisi tidur yang benar dan setelah beberapa detik memerhatikan ria, alya tahu ada yang disembunyikan iparnya selama ini.

"Aw.." Ringis ria ketika posisi tidurnya belum juga benar.

Alya ingin membantu gadis itu namun setelah detik selanjutnya ria kembali normal, Alya bernafas lega dan kembali memerhatikan ria dari jatuh.

"Segitu inginnya kamu tetap didunia kejam ini, ri? Apa yang kamu cari lagi? Uni gak bisa lihat kamu seperti ini setiap malamnya.." Lirih perempuan berambut tebal dan panjang ini

"Uni gak tau jalan pikiran kamu, ria. Uni harap keputusan mu adalah yang terbaik untuk mu" Gumam Alya setelahnya baru ia menutup kembali pintu kamar ria yang terbuka sedikit.

Alya memang jarang berada dirumah, namun sekalinya ada waktu, ia habiskan untuk menjaga ria, walau hanya bisa menjaga saat gadis itu tertidur atau saat malam seperti malam ini.

Alya banyak pekerjaan diluar sana, setelah pulang dari padang ia memang banyak diberi tugas oleh kepala sekolah tempatnya mengajar. Zein juga sama, walau hanya ketua yayasan dan juga kepala sekolah, ia tetap ada pekerjaan lain selain disekolahan.

"Uni harap ke depannya kamu gak sesakit dulu dan sekarang, ria" Batin Alya sembari melangkahkan kaki menuju arah kamarnya, dilantai dia.

Dilain tempat, Indro masih berada dirumah sakit, menemani maminya yang baru saja siuman beberapa jam yang lalu. Sekarang nilam sudah tertidur dengan lelap sementara indro justru kesulitan untuk tidur, bukan karena posisinya yang sedang duduk disofa, melainkan pikirannya yang entah mengapa terus tertuju pada ria.

Ria untuk Indro #INDAHPADAWAKTUNYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang