Adit mendekati Tya lalu ikut tidur di sampingnya dengan posisi miring, perlahan mengelus pipi Tya memastikan apakah ia benar-benar sudah tidur atau hanya berpura-pura untuk menghindarinya lagi.
"Sayang, kamu beneran udah tidur ya ?" tak ada jawaban.
"Tya sayang, kalau kamu gak jawab Aa cium ni," tetap tak ada jawaban, Adit mendaratkan ciumannya di kening dan pipinya berulang kali hingga membuat Tya merasa terganggu.
"Aduh A' Tya ngantuk banget, tidur aja ya," berucap dengan mata terpejam, Tya membalikkan badan membelakangi Adit, tangannya meraba-raba mencari tangan Adit kemudian melingkarkan ke pinggangnya, malam itu Tya hanya ingin tidur dalam pelukan Adit, tak ingin melakukan hal-hal yang lain.
Beberapa kali Adit harus bersabar dan menahan kecewa kala Tya selalu menghindar ketika di ajaknya bermesraan, tak tau kapan kesempatan itu akan datang, sungguh malam pertama yang sangat di nantikan.
Alarm di handphone Tya berbunyi, kali ini Adit dengan sigap mematikannya, namun setelah itu bukannya bangun Adit malah kembali tiduran memeluk Tya dari belakang dan mulai menggoda lagi, menghujaninya dengan ciuman.
"Sayang sudah pagi, kamu gak bangun ?" bisiknya.
"Hmm," mengangguk, perlahan Tya membuka mata, ia merasakan pelukan hangat Adit yang sangat nyaman namun tak lama kemudian rasa geli melanda membuat merinding hingga bulu kuduknya berdiri saat Adit mengecup pipi, telinga, lalu turun ke leher.
Tya membalikkan badan lalu menatap Adit dengan senyum, saat Adit memperlakukannya dengan mesra, sebenarnya Tya tau apa yang Adit inginkan, namun entah mengapa rasanya Tya masih ragu untuk membalasnya.
"Hari ini Aa sudah masuk kantor kan ?" menangkup wajah Adit. "Cepat mandi gih, biar Tya siapin baju dan sarapannya."
Sengaja mengabaikan perlakuan mesra Adit, Tya bangun menyibakkan selimut lalu berdiri di samping ranjang, Tya meraih tangan Adit menariknya agar bangun dan segera beranjak ke kamar mandi.
Adit tampak malas, tak ada senyum di wajahnya, lagi-lagi ia kecewa dengan sikap Tya yang seperti sengaja berpura-pura tak mengerti dengan maksudnya, Adit beranjak ke kamar mandi dengan terpaksa.
Selesai mandi, berpakaian jas rapi dan sarapan bersama, saatnya Adit berangkat ke kantor, ia berpamitan dengan mertuanya terlebih dulu setelah itu berjalan keluar menuju garasi di ikuti Tya di belakangnya.
"Hati-hati di jalan ya A'," tersenyum menatap Adit.
"Iya sayang," balik tersenyum, mengecup kening Tya.
Terlihat sikap Adit yang sedikit dingin, rasa kecewanya belum sepenuhnya hilang, sebenarnya Tya menyadari akan hal itu, ia merasa bersalah terhadap Adit.
"O ya sayang, hari ini kan kita mau menginap di rumah mama, kamu jangan lupa packing barang-barang yang mau di bawa ya, sore Aa pulang kerja kita langsung ke sana."
"Iya A' beres."
"Ya sudah, Aa berangkat ya sayang," tersenyum tipis, Adit menjalankan mobilnya, melaju pergi.
Setelah Adit berangkat ke kantor, Tya masuk kedalam rumah, ia menuju ruang makan untuk membantu maminya membereskan piring kotor.
"Sayang, mami lihat nak Adit hari ini bersikap dingin sama kamu, apa kalian sedang ada masalah ?" tanya mami Ayu dengan tatapan menyelidik.
"Gak kok mi."
"Yang bener, kamu gak bohong kan ?" mami Ayu curiga melihat gelagat Tya.
"Beneran mamiii !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Short StoryTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...