Tidak terasa sudah seharian para remaja itu bermain-main di pinggir pantai, matahari yang terik tak menghalanginya mengukir nama di atas pasir, sesekali kejar-kejaran, juga terdengar teriakan sebel karena kejahilan satu sama lain.
Hari menjelang sore, sudah waktunya mereka beranjak membersihkan diri, menunggu giliran, bergantian di toilet yang tersedia di area pantai.
"Gimana, sudah puas hari ini ?" tanya Adit ke Tya.
"Udah Om, puas bangeeet makasih sudah mau nemenin Tya" tersenyum sambil memegang tangan Adit, karena sangat senang.
"Mau pulang sekarang ?"
"Bentar lagi ya Om, nunggu temen siap-siap beberes, sekalian lihat sunset."
"Hmm," jawab Adit setuju.
Matahari semakin condong ke barat, langit yang kini berubah menjadi jingga terlihat begitu indah, membuat takjub memandangnya.
Terlihat enam orang sedang duduk berjajar, menunggu matahari yang perlahan semakin turun seperti hendak bersembunyi, tak lupa mereka mengabadikan moment indah itu, sembari minum dan menikmati cemilan.
Sesaat setelah matahari benar-benar menghilang, Adit, Tya dan ke empat temanya beranjak pergi meninggalkan pantai, semua sudah merasa lelah, rasanya ingin segera merebahkan badan di atas kasur.
Setelah mengantarkan teman-teman Tya, akhirnya Adit sampai di depan rumah keluarga Agung.
Adit menoleh ke arah Tya yang sedang tertidur syantik terlihat kelelahan, tak tega membangunkannya, ia pun menggendongnya masuk rumah.
Papi,mami Tya yang sudah dari tadi menunggu dan mendengar suara mobil Adit, segera membuka pintu dan melihat Adit menggendong Tya yang sedang Tidur, menyuruhnya langsung menuju kamarnya.
Adit meletakkan Tya di tempat tidur dengan perlahan, tak sengaja memandang wajah Tya dengan jarak yang begitu dekat.
Masih menatap wajah Tya, tiba-tiba, cantik, manis, imut, ah rasa gado-gado," gumam Adit terpesona dengan wajah yang ada di depannya.
Tanganya bergerak meraih tangan kiri Tya, menatap cincin di jari manisnya, kemudian tangan satu lagi mengambil ponsel di sakunya, cekrek-cekrek, diam-diam mengambil foto Tya yang sedang tidur, satu lagi foto kedua tangan mereka dg cincin kembar melingkar di jari manis, so sweet.
Sebelum meninggalkan Tya, Adit menyelimutinya, lalu dengan cepat namun perlahan mencium pipi Tya. "Kapan lagi bisa nyium calon istri hehe," batinya sambil senyum-senyum.
Melangkah pergi, menutup pintu kamar, lalu segera berpamitan dengan kedua orang tua Tya.
####
Paginya, Tya berangkat sekolah seperti biasa, bertemu dengan ke dua sahabatnya, Jinny yang sangat senang dengan liburanya kemarin, bercerita tiada henti terdengar seperti rapper handal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Historia CortaTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...