Hari menjelang pagi, udara dingin yang menyelinap masuk seolah membelai tubuh Tya, di dalam selimutnya, Tya yang tanpa memakai pakaian sehelaipun mulai terusik dan membuatnya terbangun sebelum alarm di handphonennya berbunyi.
Tya duduk menangkupkan selimut menutupi tubuhnya, di luar masih terlihat gelap, Tya menghidupkan lampu, di sebelah tempatnya duduk terlihat Adit yang masih tertidur nyenyak bertelanjang dada, selimut yang sama dengan yang ia pakai hanya menutupi sebagian tubuhnya, namun Adit seperti tak merasakan hawa dinginnya sama sekali.
Tya hendak beranjak ke kamar mandi, matanya berkeliling, celingukan mencari baju dan juga underwear di sekitar ranjang namun ia tak menemukannya.
"Baju gue kok gak ada, iss di buang kemana sih sama Aa ? mana kebelet lagi, masak ia gue lari tanpa memakai baju, ii.. gak mau !" gumamnya.
Tya mencoba mencari sekali lagi, tangannya menyibakkan sedikit selimutnya, bergeser kekiri dan kanan ia tetap tak dapat menemukan bajunya, hingga pada akhirnya Tya melihat kaos pendek berwarna biru milik Adit, tak ada pilihan lain, dengan terpaksa Tya memakainya dan cepat-cepat berlari ke kamar mandi karena sudah tak tahan untuk segera buang air kecil.
Selang beberapa menit setelah selesai buang air kecilnya, Tya keluar dari kamar mandi sambil meringis menahan rasa sakit akibat ulah Adit tadi malam, ia berjalan dengan perlahan untuk kembali mencari bajunya di sekitar ranjang.
Bergerak pelan agar tak membuat Adit terbangun, Tya mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan, ia baru menemukan bajunya di lantai sisi ranjang di sebelah Adit.
Tya membungkuk untuk mengambil bajunya, namun terlebih dulu ia di kagetkan oleh suara alarm dari handphone yang tiba-tiba saja berbunyi.
"Astaga !! Ini alarm pakai bunyi segala lagi," Tya hendak mengambil handphonennya untuk di matikan namun tangan Adit lebih cepat, ia sudah lebih dulu mematikannya.
"Sayang, ternyata kamu sudah bangun ?" menatap Tya dengan muka bantalnya.
"Ya ampun gawat nih !" batin Tya. "Iya A', tadi kebangun."
"Kamu pakai baju Aa ya ?" setelah menatap Tya beberapa saat, Adit baru menyadari jika Tya memakai bajunya.
"Hehe.. iya A', soalnya tadi Tya nyariin baju Tya gak ada, ini baru ketemu," menunjukkan baju di tangannya.
Adit tertawa kecil, ia duduk sambil memandangi Tya yang sedang berdiri tepat di depannya, matanya tak bisa lepas memperhatikan Tya memakai kaos miliknya yang terlihat oversize untuk ukuran tubuhnya serta rambut hitam panjang terurai yang sedikit berantakan membuatnya terlihat lucu.
Tak cukup sampai di situ, kini pandangan Adit mulai turun ke bawah, kaos itu memang bisa menutup bagian atas tubuh Tya dengan sempurna namun tidak untuk bagian bawah yang hanya bisa menutupi sampai sebatas pangkal paha, tak heran jika Adit tak bisa mengalihkan pandangannya melihat paha mulus Tya yang terpampang nyata dan terlihat seksi.
Tatapan Adit membuat Tya jadi malu dan salah tingkah, ia merapatkan kaki sambil tangannya menarik-narik ke bawah kaos yang ia pakai untuk menutupinya.
"Aa mau ke kamar mandi ? biar Tya ambilkan handuknya." Pengalihan untuk menutupi rasa malu.
Belum sempat melangkah pergi, Adit sudah lebih dulu menarik tangan Tya hingga ia jatuh tepat di pangkuannya, kemudian Adit menggulirkan Tya ke kasur.
"Aah... !! teriak Tya kaget dengan gerakan cepat yang Adit lakukan.
Tya hendak bangun untuk menghindar namun Adit mencegahnya dengan mendekapnya erat.
"A' ngapain sih ? udah pagi A' cepet mandi," berusaha mengelak.
"Tadi malam kan belum selesai ceritanya sayang, masih banyak bab-bab berikutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Short StoryTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...