Duduk termenung seorang diri di depan gedung rumah sakit, tangannya bergerak mengusap matanya yang terlihat memerah dan basah karena menangis, Tya sedang menunggu taxi untuk mengantarnya ke kampus.
Tak cukup hanya di depan gedung rumah sakit ataupun di dalam taxi, di kelaspun Tya masih tampak murung dan melanjutkan kegalauannya, hingga saat pak Jaehyun datang dan mulai mengajar, tetaplah susah baginya untuk menjadi bersemangat mengikuti kelas, yang ada di pikiran Tya saat itu hanyalah Adit.
"Ayolah Tya berpikir dengan jernih, jangan mudah terbawa perasaan yang sering menjadi kelemahan lu, lepaskan pikiran yang tak membuat lu kuat, yakin semua masalah pasti ada solusinya," batin Tya bergejolak menyemangati diri.
30 menit berlalu, kini perasaan sedih Tya mulai bersahabat, kegalauannya memudar, pikirannya tentang Adit menjadi teralihkan kala menyimak pak Jaehyun yang sedang menjelaskan tentang budaya korea, tak lupa sesekali ia menggunakan kalimat dalam bahasa negara tersebut dengan fasih.
Memang tak dapat di pungkiri, seorang pak Jaehyun sang dosen muda pekerja keras dan sukses dalam karirnya, ia juga terkenal dengan kegantengannya yang penuh kharisma serta pandai berbahasa asing, maka mahasiswi mana yang mampu menolak akan pesonanya ?
Seperti biasa pukul 11:35 kelas bahasa telah usai, di saat mahasiswa lain mulai meninggalkan kelas, Tya malah asik bengong menopang dagu sambil memutar-mutar pulpen memainkannya, hari itu ia sengaja pulang di akhir untuk menghindari kedua sahabatnya yang super bawel, Tya tak ingin bertemu mereka di karenakan sedang ingin menyendiri.
Suasana di dalam kelas mulai sepi hanya tinggal pak Jaehyun dan Tya yang masih bertahan di tempat duduknya, keduanya saling terdiam sibuk dengan urusan masing-masing.
Beberapa menit kemudian Tya bersiap hendak pulang, ia melihat kearah pak Jaehyun yang masih terlihat sangat sibuk dengan kertas-kertas di mejanya, terlintas sebuah ide di kepala Tya, ia pun berjalan menghampiri.
"Permisi pak maaf mengganggu, saya mau menanyakan sesuatu."
"Apa hari ini kamu mau berkunjung lagi ke taman ?" tanya pak Jaehyun, mengabaikan ucapan Tya.
"Ee.. mungkin pak," berpikir sejenak.
"Kalau ada yang penting datanglah kesana jam tiga sore, sekarang saya lagi sibuk." menjawab dengan cuek.
"Baik pak, kalau gitu saya permisi," melihat wajah pak Jaehyun yang tampak serius, Tya segera meninggalkan ruangan, tak ingin mengganggunya.
###
Pukul 15:10 Tya dan pak Slamet baru saja sampai di taman, Tya yang sore itu memakai bawahan legging warna hitam dan atasan hoodie warna abu tua, serta topi di kepalanya yang di pakai hampir menutupi mata, ia bersiap melancarkan aksi dari idenya untuk mencari tahu siapa orang yang mengirim foto ke Lea, berharap ia bisa menemukannya sore itu di tempat yang sama.
"Pak Slamet tunggu di sini aja ya seperti kemarin, Tya mau keliling taman bentar mencari penguntit.
"Iya non," kali ini pak Slamet langsung mengiyakan tanpa bertanya, meski sebenarnya ia bingung dengan tingkah aneh majikannya.
Meninggalkan pak Slamet di parkiran, Tya mulai berlari-lari kecil memasuki taman seorang diri, menoleh ke sekeliling memperhatikan beberapa pengunjung yang datang, ia tak menemukan hal-hal yang aneh, masih terus berlari kali ini Tya memperhatikan pohon-pohon di sekitar dan beberapa gazebo yang tersedia. "Mungkin saja terpasang cctv," pikirnya.
Memang terkesan sedikit berlebihan, tapi rasa penasaran membuatnya sangat ingin tahu dan tak mau menyerah, Tya masih terus lari berkeliling dengan pandangannya yang beredar ke segala penjuru taman, hingga sesaat kemudian tak sengaja Tya menabrak seseorang cukup kencang.
"Aduh !"
Tya terhuyung hampir jatuh tersungkur, spontan saja orang tersebut berusaha menahan dengan menarik pinggang Tya kearahnya hingga tubuh keduanya menyatu tanpa jarak.
Tya mendongakkan kepala untuk melihat siapa orang yang di tabraknya itu, ia kaget terbelalak kala melihat wajah ganteng pak Jaehyun yang ada di depannya.
"Mm.. maaf pak saya gak sengaja," reflek menjauhkan badannya mundur satu langkah.
"Makanya kalau sedang lari itu pandangannya lurus ke depan," ucap pak Jaehyun sambil tangannya bergerak mengangkat sedikit topi Tya agar ia bisa melihat wajah manisnya.
"Iya pak biasanya juga gitu, tapi karena tadi saya lagi nyari seseorang jadi gak fokus melihat ke arah jalan."
"Emang nyari siapa, saya ?"
"Enggak.. eh iya juga pak !"
"Hmm.. ya sudah, kamu ada perlu apa ?"
"E.. gini pak, saya mau nanya, di taman ini ada di pasang cctv gak sih pak ?"
"Enggak, emang kenapa ?"
"Karena sepertinya ada penguntit yang mau merusak kehidupan saya."
"Maksudnya ?"
"Jadi kemarin itu pas saya lagi ngobrol sama bapak, ada seseorang yang diam-diam memotretnya dan karena hal itu tunangan saya yang melihat hasil fotonya jadi salah paham."
"Masak sih, kurang kerjaan amat tu orang."
"Beneran pak, akhir-akhir ini tu saya lagi galau mikirin masalah yang terus datang bertubi-tubi, makanya saya mau minta tolong ke bapak."
"Ya sudah kita cari tempat duduk dulu, baru lanjut ceritanya."
###
Dilain tempat, di rumah sakit, Adit sedang melakukan pemeriksaan rutin oleh dokter yang menanganinya, kondisi kesehatan Adit semakin membaik, dokter memperkirakan dalam waktu kurang lebih selama tiga hari ia di perbolehkan untuk pulang.
Di ruangan itu Adit di temani Lea, mereka hanya berdua saja karena mama Puspa sedang ada keperluan dan akan segera kembali setelah urusannya selesai.
Adit dan Lea tengah mengobrol, mereka membicarakan tentang jadwal ulang pemotretan yang di undur karena kondisi Adit yang tidak memungkinkan.
Terdengar suara pesan masuk dari handphone Lea, awalnya ia malas membuka pesan tersebut karena di kirim dari nomor yang tak ia kenal, namun di sisi lain Lea merasa penasaran dengan foto tersebut, klik buka.
"O my god.. bukannya ini Tya ?" Sedikit kaget bisa melihat kembali foto Tya bersama pak Jaehyun untuk yang kedua kalinya dengan pose yang lebih berani, tak sadar Lea berucap dengan kencang membuat Adit yang mendengar menoleh ke arahnya.
"Lea, barusan kamu menyebut nama Tya ya, emang ada apa ?"
"Em.. lu yakin pengen tau ?" Aku gak mau kamu jadi sedih Dit kalau lihat ini," ucap Lea basa-basi padahal dalam hatinya tertawa senang, tak sabar ingin cepat-cepat memperlihatkan foto itu.
"Apaan sih ! Jangan bikin tambah penasaran."
Kesempatan emas bagi Lea untuk membuat Adit semakin membenci Tya, berpura-pura dengan berat hati mengulurkan tangan memberikan handphonenya ke Adit di sertai dengan smirk smile.
"Huft !"
Adit menghela nafas, matanya terpaku menatap layar handphone milik Lea yang terdapat foto Tya sedang bersama lelaki lain terlihat sangat mesra, versi dalam penglihatan Adit, tampak lelaki itu memeluk pinggang Tya merapatkan tubuhnya dan saling menatap, lalu slide ke dua ia melihat lelaki itu memegang topi Tya dengan gemas dan interaksinya terlihat cute.
Adit yang sudah tak tahan menyodorkan handphonenya mengembalikan ke Lea, terlihat dengan jelas dari wajahnya rasa kesal dan kecewa yang tak bisa lagi ia tutupi, kini Adit memejamkan mata mengernyitkan dahi, jari tangannya menekan pelipis, mendadak kepalanya terasa pusing berdenyut-denyut, ia merebahkan diri terlihat menahan sakit.
"Ditt ! Adit kamu kenapa ?" Lea mulai panik, ia segera memencet tombol untuk memanggil perawat.
Sungguh tak menyangka response Adit begitu dalam, Lea mengkhawatirkan keadaannya namun di sisi lain secara bersamaan ia tersenyum senang.
"Mak Lea semakin meresahkan ya bund 😅,lanjut Part 32. Terimakasih para readers juga vomentnya. Salam❤Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Historia CortaTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...