Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil Tya tampak diam termenung, masih merasakan sakit hati mengingat ucapan Lea tadi siang, tak ingin menyimpan masalah itu sendiri Tya memutuskan untuk bertanya kepada Adit.
"Aa kenal gak dengan yang namanya Lee Taeyong ?" Tya membuka percakan.
"Lee Taeyong siapa ? Aa gak kenal."
"Dia orang yang nyulik Tya waktu itu."
"Kok Tya tiba-tiba nanyain orang itu, emangnya kenapa ?"
"Sepertinya dia berteman dengan Lea, kalau satu kampus kenapa Aa gak kenal ?"
"Masak sih, tapi Aa beneran gak kenal dan gak pernah ketemu orang itu di kampus, Tya tau dari mana Lea berteman dengannya ?"
"Kemarin pas Tya lagi nungguin Aa, Tya liat buku alumni Lea, dan di situ ada lee Taeyong."
"Kamu yakin itu buku alumni punya Lea, udah benar-benar membacanya dengan teliti ?" menatap Tya dengan wajah mempertanyakan kebenarannya.
"Tya cuma baca sekilas, lagian kalau bukan punya Lea, punya siapa lagi A' ?
"Belum tentu Tya, kan orang yang ada di lokasi itu banyak, siapa tau buku alumni itu punya orang lain."
"Tapi kenapa tadi tiba-tiba Lea nyamperin Tya, ngomongnya ketus banget ngungkit-ngungkit masalah penculikan itu, juga ngatain Tya kuper dan gak cocok bersanding dengan Aa !"
"Masak sih Lea ngomong kayak gitu ?, tapi kemarin Aa liat dia baik sama kamu."
"Jadi Aa gak percaya sama Tya ? Aa pikir Tya bohong gitu ?! gak ada untungnya tau A' !" merasa kecewa, mengalihkan pandangan melihat ke luar jendela.
"Aa gak bilang Tya bohong, tapi emang setau Aa selama ini Lea itu baik, Aa kan jadinya bingung gak tau mesti gimana lagi."
"Terus aja Aa belain dia," merasa kesal dengan sikap Adit yang seolah menganggapnya mengada-ada, terlihat lebih membela Lea dan tak bisa mengerti dengan perasaanya.
"Jangan ngambek dong Tya, mungkin saat ini kamu hanya terbawa perasaan karena mengingat lagi masalah penculikan itu."
"Terserah Aa, udah gak usah di bahas lagi masalah itu, Tya udah males, o ya A' bulan depan jadwal kuliah Tya padat banyak tugas, jadi maaf sepertinya Tya gak bisa nemenin Aa lagi, biar Aa bebas berhubungan dengan Lea yang baik itu !"
"Ya ampun Tya, kok kamu jadi marah gitu sih, Aa minta maaf deh kalau ada kata-kata Aa yang salah, jangan marah lagi ya ?" Ucap Adit yang berusaha sabar.
Tak ada jawaban, suasana hati Tya yang sedang buruk mulai tak terkontrol, Adit yang mengerti dengan situasi itu tak ingin menambah menjadi lebih buruk lagi, memilih untuk diam.
Sampai di depan rumah, perlahan menghentikan mobilnya. "Tya makasih ya hari ini udah mau nemenin Aa, udah gak marah lagi kan ?" memegang dan mencium tangan Tya.
"Tya gak marah kok A' , ya udah Tya mau masuk, Aa hati-hati di jalan," masih dengan wajah murungnya Tya keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah, tanpa menunggu kepergian Adit terlebih dulu, seperti yang biasanya ia lakukan.
###
Siang itu di kampus, memanfaatkan jam kosongnya tak ingin segera pulang, Tya memutuskan pergi ke kantin dan tak sengaja bertemu Mark yang tampaknya sedang asik melahap menu makan siangnya, Tya pun menghampiri.
"Mark, tumben lu sendirian, Yuta kemana ?" Tya menggeser kursi ikut duduk di samping Mark.
Mark tersenyum, senang melihat kehadiran Tya. "Eh Tya, gak tau lagi gue, seminggu ini tu anak ngilang mulu, lu mau makan siang juga ?"
"Enggak gue cuma mau pesen minum aja, o ya Mark, mumpung gue ketemu lu di sini, gue mau tanya sesuatu boleh gak ?"
"Boleh lah, mau nanya apa ?" Mark tampak serius menyimak.
"Emm .. " Tya berpikir sejenak tampak ragu untuk mengatakannya, namun rasa penasaran membuatnya memberanikan diri melontarkan pertanyaan. "Ini tentang sepupu lu Lee Taeyong, dia masih di dalam penjara kan ?"
"Hah ..! gak salah denger ni gue, kenapa lu tiba-tiba nanyain dia ?!"
"Yaelah .. lu tinggal jawab aja Mark, gue cuma mau mastiin, apa dia masih ada di sana."
"Setau gue sih gitu, kan masa hukumannya selama tiga tahun, gue belum sempat menjenguknya."
"Lu tau gak dulu dia kuliahnya di mana, di KL bukan ?"
"Setau gue dia kuliahnya di UGM, gak ada kuliah di luar negri, emang kenapa sih ? cerita dong Tya gue kan jadi penasaran."
"Gak papa Mark gue cuma nanya aja, soalnya sodara temen gue katanya pernah ketemu sama dia, mungkin itu orang lain yang mirip," Tya terpaksa berbohong tak ingin membahasnya terlalu jauh.
Beberapa saat kemudian, terlihat dari jauh, Denise, Jinny dan Yuta menghampiri mereka.
"Jinny .. ! sejak kapan lu mau di gandeng sama Yuta ?" Tya sangat heran melihat kedekatan Jinny dan Yuta.
"Eh Tya ! lu belum tau ya kalo Jinny udah Jadian sama mahluk kebon itu," jawab Denise yang merasa risih dengan tingkah keduanya.
"Apa .. !! yang bener lu Nise ? udah pasti kena guna-guna tu anak." Celetuk Tya merasa tak percaya, mengingat sewaktu SMA Jinny sangat tak menyukai Yuta.
"Sembarangan lu, gue anti mengguna-guna orang ya, dosa tau, paling cuma gue pelet .. haha."
"Sama aja itu woy," ketus Denise yang gemas.
"Ya ampun para netizen, tolong bijak dalam menyikapi, jangan pada julid napa, gue gak di pelet ataupun di guna-guna, tapi ini murni cinta sejati yang tumbuh dari hati yang paling dalam sedalam lautan, iya kan yang ?" ucap Jinny mencubit pipi Yuta dengan gaya centilnya."
"Pantesan sekarang gue di cuekin, melihat kalian, rasanya jomblo mau nangis," mark menggoda Yuta.
"Huek .. gue jomblo mau muntah ngeliatnya," ketus Denise.
"Ahaha .. udah lah, kalian para jomblo bersatu aja, biar semua punya pasangan." Lirik Tya menggoda Denise dan Mark.
"Betul kata Tya," ucap Jinny dan Yuta bersamaan.
Mendengar celoteh mereka bertiga, Denise dan Mark reflek saling berpandangan, tiba-tiba keduanya jadi salah tingkah tersenyum malu-malu.
"Apaan sih lu pada," Denise yang berusaha menutupi rasa malunya langsung menyambar teh botol yang ada di meja dengan seenaknya menghabiskan minuman itu.
"Malu sih malu, tapi jangan ngembat minuman orang seenaknya juga ," canda Mark ke Denise.
"Hah ..! Itu minuman punya lu Mark bukan punya Tya ? ya ampun sorry-sorry ntar gue ganti deh," Denise merasa tak enak, menutup mulutnya membayangkan botol itu bekas di minum Mark.
"Gak papa kok, kapan-kapan aja gantinya, ya udah gue duluan, gue lagi ada kelas jam segini, Yuta ayok jangan pacaran aja lu," mengajak Yuta sambil berlalu.
"Sayang, gue pergi dulu ya, nanti pulangnya gue tunggu di parkiran," Yuta berlari kecil sambil melempar kiss bye nya ke Jinny.
"Iya yang," terlihat senang membalas kiss bye Yuta.
"Ya ampuun .. enek banget gue liat kebucinan dua mahluk kebon ini, ketus Denise.
"Bilang aja lu sirik, dasar jomblo, ya kan Tya .. haha.
"Yang baru jadian bucin parah, lanjut part 25 ya
"Terimakasih buat yang sudah bersedia baca, boleh kasi voment nya. Salam❤Author
![](https://img.wattpad.com/cover/271842957-288-k390970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Cerita PendekTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...