Menginjak dua bulan kehamilannya yang penuh dengan perjuangan, seperti sebuah keajaiban bagi Tya, di dua bulan tersebut ia bisa melawan morning sicknessnya hanya dengan mengkonsumsi berbagai macam buah-buahan dan hampir tak makan nasi, hanya sesekali saja.
Adit sangat sabar menghadapi Tya dengan segala perubahan moodnya, serta hal-hal lain seperti ngidam makanan yang susah di dapat juga keanehan-keanehan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Di lain tempat saat pergi ke kampus, Tya juga harus membawa bekal buah-buahan terutama jeruk, yang mana buah tersebut akan selalu berada di depan lubang hidungnya sebagai tameng yang berfungsi untuk menghalau aroma-aroma lain yang mengganggu, tak hanya itu Tya juga selalu membawa beberapa kantong plastik untuk berjaga-jaga saat merasakan mual.
Siang itu di kampus, Tya tengah asik mengobrol, bercanda bersama Jinny dan Denise di parkiran sambil menunggu Adit datang menjemput.
Selalu saja ada ide untuk bahan candaan ketika mereka berkumpul, tiba-tiba Jinny mengambil buah pisang milik Tya untuk di jadikan sebagai microphone, berpura-pura menjadi seorang reporter profesional yang sedang mewawancarai narasumbernya.
"Wahai bu Tya Adelia, bagaimanakah perasaan anda sekarang setelah menikah di usia muda ? tolong jelaskan kepada kita-kita yang juga pengen segera mengikuti jejak anda," Jinny mengoper buah pisang ke depan mulut Tya.
"Kita ! elu aja kali !" ketus Denise yang tak setuju dengan celoteh Jinny.
"Stttt.. ! diem lu jomblowati." Jinny Melengosi Denise, tak mempedulikannya. "Bagaimana bu Tya ? silahkan di jawab."
"Emang harus ya ? males banget," memutar bola matanya keatas.
"Wajib di jawab bu, ini merupakan info penting bagi kita yang belum menikah," ucap Jinny tak mau menyerah.
"Huft.. maksa bener reporter satu ini, heran gue ! tapi baiklah akan gue jawab, lu tau kan kalau hidup itu gak selalu mudah dan indah, banyak halangan dan rintangannya ?! untuk saat ini gue merasa bahagia karena seperti menjelajah di dunia yang baru, selanjutnya gak ada yang tau," jawab Tya dengan bijak.
"Ya jelas bahagia lah, orang tiap hari kenyang di kasi cerita di balik selimut." Celetuk Jinny dengan kalimatnya yang tak terduga.
"Bhaha.. !!" Jinny dan Denise terbahak bersamaan, menggoda Tya.
"Sialan, malah ngeledekin gue lu !"
"Maaf jangan marah bu, kita kembali ke laptop, pertanyaan ke dua untuk bu Tya, sekarang kan anda sedang hamil muda yang juga merupakan pengalaman baru lagi nih, apakah anda merasa kehidupan anda masih cerah, masih bahagia dengan segala keribetan yang saya lihat seperti bencana alam ini ?!"
"Ya ampuun.. pertanyaan lu makin ngeselin ya ?!" Protes Tya.
"Tau ni, reporter abal-abal," ejek Denise.
"Jangan salah, justru ini pertanyaan pentingnya, yuk mari silahkan di jawab bu."
"Jujur sebenernya yang Jinny bilang bener sih, saat hamil ini hidup gue jadi berantakan, hari-hari berasa sangat tersiksa, namun kehidupan gue masih terlihat cerah jika bersama Aa, impian gue yang kayaknya bakal suram. Khusus buat Jinny, kalau lu mau nikah muda silahkan, tapi langsung hamil muda mending jangan dulu deh kalau lu belum siap, resiko dan konsekuensinya berat, jadi harus bener-bener di pikirin dulu sama pasangan."
"Iya sih lu bener, bersyukur lu dapat pasangan yang sabar dan perhatian, gue gak bisa bayangin gimana beratnya jadi mereka yang hamil di luar nikah yang menghadapi kesulitannya sendiri, atau di selingkuhin suami pas lagi hamil tua, karena istri tak terlihat menarik lagi, dengan penampakan badan tak berbentuk, susah gerak karena berat bawa perut yang udah sebesar cangkang kura-kura berumur ratusan tahun, miris kan ?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Short StoryTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...