Adit bangun melepas dekapanya lalu beralih duduk di kursi, sedangkan Tya cepat-cepat berdiri dengan tangan yang masih di sembunyikan di belakang.
"Maaf ma, tadi gak bermaksud buat ngagetin mama," merasa tak enak.
"Iya gak papa sayang, tadi mama kaget mendengar teriakan, takut kamu kenapa-napa jadi mama langsung buka pintu deh, gak ngetok dulu. Dan kamu Adit, lihat ini masih jam berapa, kok kamu sudah pulang ?!"
"Hehe.. Adit di kantor gak konsen ma, keinget istri terus, jadinya pas jam makan siang mending Adit pulang."
"Iya sih mama ngerti, papamu dulu juga gitu, tapi kamu yang lembut dong sama istri, jangan ngagetin dan main tubruk aja kayak gitu."
"Bukan gitu ma, tadi ceritanya, istri Adit ini sedang menyembunyikan sesuatu di tangannya, di tanya gak mau ngaku, kan jadinya penasaran."
"Apa itu benar sayang ?" mama Puspa menatap Tya. "Kamu sedang menyembunyikan apa sayang ? gak baik merahasiakan sesuatu dari suami."
Tya menundukkan kepala terdiam sesaat, ia terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan dari mama Puspa.
"Tya sayang, kamu gak usah takut atau merasa sungkan, kalau ada apa-apa bilang aja sama mama, jangan di pendam sendiri ya sayang," menghampiri Tya.
"Iya ma maafin Tya, sebenarnya bukan hal yang penting, Tya cuma nyembunyiin ini," mengulurkan tangan memperlihatkan pil kb dalam bentuk strip yang di genggamnya.
Adit dan mama Puspa secara bersamaan melihat pil kb yang ada di tangan Tya, terdiam sejenak lalu ibu dan anak itu saling bertatapan.
"Oo.. pil kb, kamu dapat ini dari mana sayang ?" mengambil pil itu dari tangan Tya.
"Tya beli sendiri di apotik ma soalnya Tya gak mau hamil," menatap mama Puspa kemudian beralih menatap Adit.
"Hmm.. mama ngerti sayang, tapi beli pil ini gak boleh sembarangan, agar aman mestinya harus dengan resep dokter, yang ini mama simpan ya, nanti mama belikan lagi."
"Iya ma" Tya menurut saja.
"Ya sudah kalau gitu mama mau ke dapur dulu, mau bantuin bibik nyiapin makan siang," sambil berlalu meninggalkan kamar.
"Iya ma, bentar lagi Tya nyusul."
Kembali Tya merapikan ranjangnya yang tadi belum sempat ia selesaikan, sedangkan Adit yang duduk di kursi hanya terdiam memperhatikannya.
"Aa kenapa masih bengong di situ ? mau istirahat dulu apa langsung makan, hm ?" ucap Tya lembut.
"Aa mau istirahat dulu deh, masih banyak waktu."
"Ya udah kalau gitu Tya tinggal ke dapur ya A' mau bantuin mama, nanti kalau udah siap makanannya Tya panggil," berjalan hendak keluar.
"Eeh.. sayang, kamu di sini aja dong temenin Aa, lagian mama kan udah ada yang bantuin di dapur," Adit berdiri dari duduknya, memegang tangan Tya mencegahnya keluar.
"Lepasin A', Tya gak enak kalau gak bantuin mama," melepaskan tangannya dari genggaman Adit, melangkah hendak keluar kamar.
"Sayang, Aa tadi itu sengaja pulang karena pengen sama kamu, sampai sini malah di cuekin, kamu mau Aa lebih suka ngabisin waktu di kantor bersama karyawati dari pada di rumah sama istri ?"
"Iss.. jangan dong A', Tya gak mau lagi merasakan sakit hati," tak jadi keluar, Tya berbalik dan menghampiri Adit lalu memeluknya.
Bagi Tya, memeluk Adit adalah hal yang paling menyenangkan serta membuatnya merasa nyaman, dada Adit adalah bagian tubuh yang paling Tya suka, ketika memeluk Adit, Tya akan selalu mencium dadanya dan menghirup dalam-dalam aroma wangi parfume yang khas dan menenangkan bagi Tya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Historia CortaTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...