Selama kurang lebih sekitar 20 menit berada di kamar mandi dan hanya berdiam diri sudah cukup membuat Tya merasa bosan, tak ada pilihan lain, ia memang harus keluar dan menemani Adit.
"Ya ampuun, kenapa gue jadi deg-degan gini sih, ayo dong Tya tenangin diri, kamu gak bakal di apa-apain kok," gumamnya.
Tak berapa lama akhirnya Tya membuka pintu kamar mandi, perlahan melangkah menuju tempat tidur untuk melihat apa yang sedang Adit lakukan, tampak sunyi tak terdengar suara apapun, Tya yang tadinya sangat gugup kini bisa tersenyum lega kala mendapati Adit yang sedang tertidur pulas.
"Fiuh.. wahai Tya, malam pertama itu gak harus di lakukan setelah acara, bisa kapan aja, jangan berpikir yang berlebihan, emang dasar gue," cengar-cengir sambil memukul kepalanya sendiri.
Beberapa saat berada dalam kamarnya Tya mulai merasakan kantuk, ia merebahkan diri di samping Adit, beberapa kali mencoba untuk memejamkan mata namun rasa was-was membuat matanya kembali terbuka, akhirnya Tya bangun dan memutuskan keluar dari kamar menuju ruang keluarga untuk menonton tv.
Jam menunjukkan pukul 23:30, di ruangan manapun tampak sepi, Tya menyalakan tv dengan volume rendah, duduk manis di sofa sambil beberapa kali memindah saluran tv namun tak ada acara yang menarik hingga membuatnya merasa bosan, kini ia berpindah posisi menjadi rebahan, dalam posisi yang nyaman tersebut akhirnya Tya pun ketiduran.
Di tengah malam Adit terbangun, menatap sekeliling ruangan ia tak melihat keberadaan Tya, beranjak dari kasur menuju kamar mandi Tya juga tak ada di sana.
Adit keluar kamar untuk mencari Tya, ia mendengar sayu-sayu suara tv menyala, Adit melangkah menuju ruang keluarga dan benar saja tv nya dalam keadaan menyala namun tak ada yang menonton.
Adit mendekat hendak mematikan tv, celingukan mencari remote, pandangannya tertuju ke satu arah dimana ia melihat Tya tertidur di sofa dengan remote di tangannya, Adit mendekati Tya.
"Ternyata kamu di sini, maafin Aa ya sayang," mengelus rambut Tya dan mencium keningnya.
Adit meraih remote dari tangan Tya kemudian mematikan tv nya, lalu ia menggendong Tya masuk kedalam kamar, merebahkan tubuhnya di atas kasur, tak langsung ikut tidur, Adit ke kamar mandi terlebih dulu lalu mengganti bajunya setelah itu menyusul tidur di samping Tya.
Ternyata tak hanya Tya yang gugup saat berdekatan, Adit pun merasakan hal yang sama, tangannya sedikit ragu untuk memeluk meski Tya dalam keadaan tidur, namun pada akhirnya dengan leluasa Adit bisa mendekap hangat tubuh Tya.
*****
Pukul 05:00 alarm dari handphone Tya berbunyi membuatnya terbangun, di posisi tidurnya yang sangat nyaman ia masih ingin bermalas-malasan sejenak, namun ia tersadar sedang berada di kamarnya padahal seingatnya terakhir ia berada di ruang keluarga sedang menonton tv.
Masih bingung kenapa ia bisa berpindah tempat, Tya juga merasakan ada tangan kekar yang tengah memeluknya di balik selimut, perlahan Tya membalikkan badan, hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang Adit yang terbalut kaos berwarna putih, Tya perlu sedikit mendongak untuk melihat wajahnya.
Adit masih terpejam, diam-diam Tya menatap lekat wajah tampan itu cukup lama, hingga tiba-tiba perlahan mata Adit setengah terbuka menatap Tya di susul dengan senyuman yang menggoda.
"Gak bosen apa dari tadi ngelihatin terus," menarik Tya lebih dekat, mengeratkan pelukannya.
"Aah ! a.. ayo bangun A' sudah pagi," mendorong kedua tangannya yang tertekuk di depan dada, Tya berusaha melepaskan pelukan Adit.
"Bentar lagi sayang, Aa masih mau seperti ini," kembali merapatkan pelukannya.
Aroma wangi parfum di tubuh Adit terasa memanjakan hidungnya, dekapan hangat itu membuat Tya sangat nyaman hingga tak bisa menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Historia CortaTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...