Tya menangis tersedu dalam dekapan hangat mami Ayu, berharap apa yang barusan ia ketahui hanyalah sebuah mimpi atau sekedar gurauan semata, namun ketika melihat raut wajah mami, papinya yang bersedih bahkan ikut menangis tidaklah mungkin jika mereka sedang berakting.
Kini terjawab sudah mengapa pernikahannya dengan Adit terkesan dadakan, begitu juga dengan kehamilan yang belum diinginkan olehnya, Adit yang beralasan kerja lembur, hingga janji akan mencintai hingga akhir.
Adit mengalami cedera kepala saat kecelakaan kala itu, karena infeksi sistem syaraf yang menyerang otak, hanya ada kemungkinan kecil untuk bisa sembuh dari penyakit tersebut, hingga pada akhirnya dokter dengan terpaksa mengatakan jika umur Adit tak akan lama lagi.
Mulai dari situlah kedua orang tua Tya maupun Adit terpaksa menutupi segalanya demi kebaikan bersama, meskipun semua tau saat kebenaran itu terungkap, maka akan meninggalkan rasa sedih yang teramat dalam untuk Tya.
Begitu banyak kejanggalan saat itu, namun Tya tak pernah ingin memikirkan hal-hal yang berbau negatif ketika ia sudah merasa bahagia bersanding bersama orang yang di cinta, hingga akhirnya hari yang tak terduga itu pun tiba, membuat Tya sangat terpukul begitu banyak rasa duka bercampur sesal.
Melepaskan pelukannya dari mami Ayu, Tya menyibakkan selimut, bersusah payah menurunkan satu- persatu kakinya dari ranjang sambil menahan rasa sakit di perut.
"Sayang, kamu mau kemana ?" Mami Ayu menahan tubuh Tya.
"Tya mau ketemu Aa mi, please !" menatap mami Ayu dengan berlinang air mata, Tya masih belum bisa percaya jika tak melihat Adit secara langsung dengan mata kepalanya sendiri.
Mami dan papinya saling menatap khawatir, keduanya tak bisa mencegah Tya menemui Adit untuk yang terakhir kalinya. Terpaksa mengiyakan, Tya duduk di kursi roda yang didorong oleh papinya untuk menuju ruangan tempat dimana Adit di rawat sebelumnya.
Sampai di depan pintu Tya bersiap menguatkan hati, perasaannya campur aduk, hingga saat pintu itu terbuka, mata sembabnya yang berkaca-kaca langsung bisa melihat tubuh yang terbaring di ranjang dengan bertutupkan selimut berwarna putih.
Perlahan papinya mendorong kursi roda mendekat ke ranjang, Tya terdiam memandangi sejenak, badannya bergetar, perasaan takut mulai menyelimuti, terdengar jantungnya yang berdegup kencang, Tya dengan susah payah berdiri dari kursi roda, kemudian perlahan tangannya menyingkap penutup kepala. Seketika itu juga tangis Tya pecah tak tertahankan, ia benar-benar melihat wajah pucat Adit dengan mata yang terpejam tak bernapas, Tya langsung memeluk dan mencium Adit tanpa henti seakan tak ingin melepasnya.
"Aa jangan pergi A', Tya mohon.. hiks.. hiks ! Radit sudah lahir, apa Aa tak mau menggendongnya dulu ? apa Aa tak ingin melihatnya tumbuh besar lalu mengajak keluarga kecil kita jalan-jalan ke taman ?! Ayo bangun A' ! hiks..hiks."
Sungguh menyayat hati, dalam ruangan itu tak ada seorangpun yang bisa menahan air mata, mama Puspa menangis terisak membenamkan wajahnya ke pelukan sang suami, tak kuat rasanya melihat Tya yang begitu merasa kehilangan sama seperti dirinya.
Menangis dalam waktu yang lama di tambah efek setelah operasi, Tya mulai kehabisan tenaga, badannya terkulai lemas, ia merasakan nyeri hebat di bagian perut, matanya buram tak bisa melihat dengan jelas hingga kemudian menjadi gelap berakhir tak sadarkan diri.
Tya terbaring di sebuah ruangan dengan selang infus yang menancapkan jarum di tangannya, wajah manis itu terlihat pucat dengan bibir kering yang mengelupas, Tya terpejam namun butiran air masih terus mengalir dari luar sudut matanya.
Tya benar-benar mengalami depresi, di hadapkan dengan dua situasi berbeda yang sangat di sayangkan, di hari yang sama dimana ia seharusnya berbahagia karena kelahiran putra pertamanya namun kebahagian itu terenggut kala tuhan menukarnya dengan nyawa sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Historia CortaTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...