Setelah kepergian Tya dengan lelaki misterius itu, suasana di kelas sesaat menjadi sunyi, namun tiba-tiba.
"Ganteng ganteng bangeeet," suara Jinny memecahkan kesunyian.
"Makasih, gue emang udah ganteng sejak masih jadi embrio," balas Yuta tertawa nakal.
"Jinnyy ..!!!, lu kerasukan apa tiba-tiba muji Yuta ha ?" bentak Denise.
"Siapa yang muji dia idihh ogah."
"Terus siapa yang lu bilang ganteng ?"
"Pangeran yang jemput Tya tadi lah siapa lagi."
Di samping Yuta, Mark yang mendengar ucapan Jinny tiba-tiba.
"Bregh ..!" kedua tangan Mark bertumpu ke meja, berdiri dari duduknya, lalu berjalan keluar tanpa sepatah kata.
"Kenapa tu anak ?" ucap Yuta, ketiganya melihat kearah Mark yang pergi begitu saja.
"Kayaknya Mark deh yang kerasukan, bukan gue," celetuk Jinny.
"Sembarangan lu" balas Yuta.
"Pantesan dari tadi mark diem aja hii.. horor banget."
"Udah-udah, ayok pulang makin gak jelas lu," Denise menarik Jinny berjalan keluar.
"Ayok cepet, hawanya udah mulai angker," Jinny melirik Yuta.
"Kita duluan ya, bye mahluk kebon," mengejek Yuta sambil berlari keluar.
"Sialan tu cewek ninggalin gue sendiri arkh ..!" Yuta berlari kecil keluar kelas menyusul Jinny dan Denise.
####
Tya yang tadi keluar bersama Adit menuju parkiran menjadi tontonan beberapa murid yang memang masih belum beranjak pulang.
Di lihat dari ekspresinya, mereka penasaran dengan lelaki yang memakai jas khasnya pekerja kantor namun masih terlihat muda.
"Om ngapain sih jemput Tya sampai ke kelas ? kan nunggu di parkiran bisa."
"Emang kenapa, kok kayaknya Tya gak suka gitu mukanya?"
"Bukan gak suka Om, tapi Tya kan jadi malu di liatin mereka, mungkin sekarang mereka berpikir kalau Tya tipenya model Om-Om, secara Tya belum pernah ketauan pacaran di sekolah, kan semakin mencurigakan," Sambil terus berjalan menuju parkiran.
Menyentil pelan kening Tya, sambil berkata. "Bagian ini nih yang perlu di bersihkan," nunjuk kepala. "Pikirannya negatif mulu," menyindir.
"Aw iss Om ! Jaga image Tya ih."
"Om sih gak peduli," tiba-tiba merangkul Tya berjalan agak cepat, Tya yang mengerti dengan maksud Adit yang ingin agar dirinya tambah malu di liatin teman-temanya.
"Ya ampun ni orang," sambil berusaha pelan melepas rangkulan Adit, melihat muka Tya yang merah muda karena malu, Adit tambah gemas malah semakin mengencangkan rangkulanya.
"Aa ! mamii toloong, putrimu di aniaya," teriak kecil Tya bercanda sambil di selingi tawa.
Sampai di parkiran, keduanya masuk mobil.
"Tya, kok duduk di belakang sih, sini di depan," ucap Adit.
"Gapapa Om, enak di belakang bisa sambil tiduran."
"Kamu enak, Om yang sial di kira supir," tertawa pelan.
Adit sudah terbiasa di panggil Om, bahkan dia sendiri memanggilnya Om untuk Tya, entah sejak kapan Adit mulai menyukai panggilan itu, ia merasa panggilan Om adalah panggilan sayang dari Tya untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ADITYA ( SN x NCT 127 ) (Fanfiction) (End✔) Dalam Revisi
Cerita PendekTya Adelia, gadis manis yang di jodohkan sejak lahir oleh kedua orang tuanya dengan lelaki yang usianya terpaut cukup jauh. Tya baru mengetahui saat berusia 18 tahun. Siapa sangka lelaki itu menjadi Cinta pertamanya yang memberi begitu banyak kebaha...