DENDAM

95 3 0
                                    

"Lo beneran nerima perjodohan ini Kean?", ujar Elvino yang masih sibuk dengan beberapa berkas diatas meja kerja Keandra.

"Hm", Keandra tanpa melirik Elvino sedikit pun, ia terlihat sibuk melihat layar handphonenya dengan kaki yang dilipat dan sebatang nikotin yang terampit dijarinya.

"Freak", singkat Elvino membuat Keandra langsung melirik kearahnya.

"What?", Keandra mengerutkan keningnya, menyesap batang nikotin dan menghembuskan asap putih menjadi menjalar ke seluruh sudut ruang kerjanya sehingga bau rokok.

"Sebelumnya gue udah bilang ke lo Keand, JANGAN NGEROKOK DIKANTOR!", Elvino menatap tajam Keandra dan Keandra menatapnya sinis.

"This is my workspace, so it's okay", ujar Keandra dengan santainya ia menyesap kembali rokok yang berada dijari sebelah kanannya.

"Masalahnya yang diruangan ini bukan lo doang bangsat, oke kembali ke topik awal. Lo aneh karna mau nerima perjodohan ini, padahal waktu masih jadi mahasiswa banyak yang suka sama lo tapi gada satupun yang lo lirik, anak-anak udah ngecomblangin lo tetep lo tolak. Tapi ini?, lo terima gitu aja", ujar Elvino panjang lebar, sesekali ia menggerutu.

"Gue terima karna ini permintaan terakhir Nyokap gue", Keandra masih sibuk mengotak-atik handphonenya.

Elvino telah selsai membereskan berkas yang ada diatas meja kerja Keandra, ia duduk disamping Keandra,"Cuma itu?, really?".

"Ya, lo kira kenapa gue nerima perjodohan ini?", Keandra balin nanya.

"Gue tau, kita temenan dah lama Kean. Lo demen ama Ade-nya Jovan kan?, cuma karna waktunya gk tepat jadi lo pendem sampe sekarang", Elvino membolak-balikan halaman majalah yang ada diatas meja kaca dihadapannya.

Keandra tersedak karna asap rokok atau karena ucapan Elvino?, sebenernya temannya ini dukun atau peramal bisa tau sedetail itu yang bahkan tidak pernah Keandra ceritakan sama sekali pada Elvino,"Y-you know everything?, from where?".

Elvino terkekeh, ia kembali menaruh majalah diatas meja, menatap wajah tampan Keandra dengan sangat dalam,"I've known you for a long time".

Keandra berdecak,"Udah gada meeting atau yang lain kan?, gue mau pulang, cape", Keandra mengambil tas kerjanya yang ada diatas meja kerja, membuka pintu kantor.

Saat hendak berjalan tangannya ditahan oleh Elvino,"Gue ikut sekalian?".

"Gk usah, gue bisa sama supir aja", Keandra melirik kebelakang sekilas lalu menggerakan kakinya keliar dari ruangan kantor.

Elvino menatap punggung tegap Keandra yang perlahan menghilang,"I know you're happy because of this matchmaking".

•••

Nathan sedang menikmati coklat panas dengan cemilan diatas meja ruang tamu, menonton acara TV dengan fokus. Sampai kedatangan Papah-nya membuat fokusnya Nathan jadi buyar.

Winata duduk disofa sebelah Nathan,"Papah denger, Azalea dijodohkan dengan orang tuanya?", mendengar ucapan Winata, Nathan langsung melirik kesamping.

"Iya Pah", Nathan mengulum senyum lalu menyesap coklat panasnya.

"Hubungan kamu?, putus gitu aja?", Winata menautkan alisnya,"Papah heran sama Ibra, pendendam. Yang salah Papah tapi anak Papah yang dimushin, Freak, secantik apa si anaknya sampe kamu dibilang gk pantes buat Lea", nada bicara Winata sedikit tinggi.

"Pah, tujuan Om Ibra jodohin Azalea bukan itu, Ok Ibra juga udah ngomong baik-baik sama aku tentang ini jadi Papah gk usah emosi", Nathan menatap mata Winata.

GIRL THE COLOR OF LIFE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang