"Wahh, semalem ada yang abis ngebor", ujar Elvino dengan nada semangat saat Keandra baru saja memasuki ruang kerjanya.
Mata Keandra memincing saat Elvino menyambutnya dengan kata yang tak enak didengar,"Pagi ibu-ibu arisan", Keandra menaruh tas kerjanya diatas meja.
"Bangsat, gue cowo bukan cewe. Masa ibu-ibu arisan, suka gibah dong", Elvino memincingkan matanya melirik Keandra yang sudah duduk apik dikursi kerjanya.
"Ya, lo kan suka gibah. Gimana buat meeting sama Pak Darto nanti?", Keandra menyandarkan bahunya pada sandaran kursi kebesarannya, menatap penuh mata Elvino tanda ia akan mendengarkan ucapan Elvino dengan teliti.
"Gue udah siapin semuanya, lo tinggal presentasiin aja. File semua udah gue susun rapih dan gue yakin Pak Darto cepet tanggap sama file yang dikasih. Inget satu hal, tolong di meeting kali ini pas presentasi lo jangan gugup ataupun terbata-bata, Pak Darto bukan sembarang orang jadi jangan sampe hal yang sama pas meeting sama perusahaan Pak Tian keulang", ucap Elvino panjang lebar.
"Iye iye, yang bos disini siape si? perasaan kebanyakan lo yang ngatur", mata Keandra memincing.
"Si anjing dikasih taunya", tangan Elvino mengancang-ancang ingin melempar pulpen hitam ke arah Keandra.
"Ets, sampe itu mendarat dimuka gue potong gaji 5 persen", jari tulunjuk kekar Keandra terangkat menunjuk satu buah pulpen yang sudah diangkat tinggi oleh Elvino.
