"Besok gue ke bandara buat kuliah di Paris", mata Clara teduh melirik temannya satu persatu.
"Secepat itu Ra?, nanti lo gk bisa dateng ke-", seketika Azalea terdiam, ia membungkam mulutnya agar tidak melanjut perkataannya, Clara dan Erza mengerutkan kening saat melihat tingkah laku Azalea sedangkan Nathan hanya diam menatap makannya.
"Dateng kemana Le?", alis Clara tertaut.
"E-em, enggak. Besok gue anter lo sampe bandara ya?", elaknya, matanya melirik Nathan yang tertunduk dengan bibirnya yang tertekuk kebawah.
"Bentar, dari tadi kalian cuma diem-dieman gk kaya biasanya yang uwu-uwu, kalian gapapa kan? gk lagi berantem?", Erza menunjuk Azalea dan Nathan.
"Iya, Nathan dari tadi nunduk aja kenapa Than?", Clara, terlihat panik dengan Nathan yang tidak seperti biasanya.
Nathan mengangkat kepalanya menatap Erza dan Clara bergantian,"Gue gapapa kok, cuma lagi ada masalah dikit", Nathan melirik Azalea, Azalea mengulum senyum saat Nathan meliriknya,"Gue duluan ya, tadi Bokap chat gue katanya disuruh pulang sekarang ada keperluan", Nathan bangkit, tanganya terulur mengambil kunci motornya yang ada diatas meja lalu keluar dari cafe meninggalkan ketiga temannya, raut wajah Clara dan Erza nampak bingung dan Azalea hanya menunduk.
"Le, kalian gapapa kan?, gk biasanya loh kalian gini", Clara memegang punggung tangan Azalea.
"Gue sama Nathan udah putus", ujar Azalea dengan wajah yang masih tertunduk.
"HAH?!, KOK BISA???", kompak Clara dan Erza.
Azalea mengangkat kepalanya, melirik Clara dan Erza yang tampak bingung dan kaget. Azalea menghela nafas sebelum menjelaskan semuanya,"Jadi, Bokap gue jodohin gue sama anak dari sahabat lamanya, kemarin Bokap gue udah ngasih tau Nathan dan nyuruh putusin hubungan gue sama Nathan. Gue yakin Nathan masih sakit hati banget sama gue, disatu sisi gue gk tega sama Nathan, disatu sisi lagi gue gk bisa nolak permintaan Bokap gue", suara Azalea gemetar.
"Yampun Le, jadi tadi lo sebenarnya mau bilang kalo gue kuliah di Paris nanti gue gk bisa dateng kepernikahan lo?", Clara menatap dalam mata teduh Azalea.
Azalea mengangguk pelan,"Bulan depan gue nikah, dan besok pertemuan antara keluarga gue sama keluarga itu".
Clara mengelus lembut pundak Azalea menenangkannya,"Lo yang sabar ya?, mungkin ini jalan yang terbaik buat lo".
"Tapi gue takut Ra, gue takut Nathan benci sama gue gara-gara ini", cemas Azalea.
"Lo tenang ya, nanti gue ngomong baik-baik sama Nathan", Erza tersenyum.
"Makasih ya Za, Ra, sayang banget kalian gk bisa kuliah bareng sama gue, jadinya nanti pasti gue kesepian", Azalea mengerucutkan bibirnya.
Clara merentangkan tangannya, Azalea memeluknya namun Erza hanya mengelus pundak Clara dan Azalea,"Cheers friend".
•••
"Than, lo gk bakal benci sama Azalea karna ini kan?", Erza melirik Nathan yang berada disisi sebelah kananya sibuk mengotak-atik handphone.
"Lo udah tau semua?", ujar Nathan tanpa menoleh kearah Erza.
"Tadi Lea cerita".
Nathan menghela nafas, ia menaruh handphonenya dimeja samping sebelah kanannya,"Gue gk akan benci sama Azalea sampai kapanpun", Nathan menekan kata 'gk akan benci, sampai kapanpun',"Saat ini gue cuma masih belum menerima keadaan, gue berusaha buat menerima ini semua dan gue akan jaga Azalea dari jauh".
Erza mengangguk, tangannya bergerak menepuk-nepuk pundak Nathan,"Lo yang sabar ya, disatu sisi Lea juga gk mau nerima perjodohan ini, disatu sisi lagi dia gk bisa nolak permintaan Bokap-nya".
"Cinta akan tumbuh pada masanya, terlebih jika kita merasa nyaman dengan orang itu, dan kalo nanti 'Suami' Lea berhasil bikin Lea jatuh cinta trus lupa sama gue gimana?".
Erza menghela nafas, mengubah posisi duduknya menjadi menghadap ke Nathan,"Dengerin gue, disaat itu juga si cowo ini udah sah jadi 'Suami' nya Lea, disaat itu juga lo udah jadi 'mantan' nya Lea. Jadi lo terima aja semuanya yang akan terjadi nanti, lo pengen liat Azalea bahagiakan?", Nathan mengangguk kecil,"Nah, kuncinya adalah lo harus ikhlas dan percaya suatu saat nanti lo ketemu sama cewe yang lebih baik dari Azalea".
Setelah mendengar perkataan Erza barusan, Nathan langsung berfikir bahwa semua itu akan terjadi tanpa sepengetahuannya,"Kalo sampe cowo itu bikin gue nyesel udah ngerelain Azalea buat dia, gue gk akan tinggal diem".
Erza terkekeh,"Jaga Azalea terus ya?, jaga dia sebagai sahabat lo, gue gk akan bisa jaga Lea, kita bakal LDR".
Kini Nathan juga ikut terkekeh,"Sahabat", Erza dan Nathan tertawa bersama.
•••
"Besok kamu udah siap ketemu keluarganya?", Ibra menatap Azalea.
Azalea menghela nafas mengulum senyum,"Insyaallah Lea siap Pah".
"Kakak penasaran deh sama muka calon suami kamu", Jovan melirik Ibra dan juga Azalea.
"Tenang aja Jo, ipar kamu ganteng, kamu juga pasti kalah ganteng sama dia", Ibra dan Azalea terkekeh.
"Jangan gitu dong Pah, kit heart nih", Jovan mengelus-elus dadanya, sakit seperti dicabik-cabik, yeu lebay.
"Kak Jo ganteng kalo udah punya pacar, ya gk Pah?", Azalea menaik turunkan alisnya.
"Seratus buat Azalea", Ibra terkekeh, ia menggusar gemas rambut Azalea.
"Anak sama Bapak sama ya, liat besok, Jovan bakal bawa 5 cewe kerumah", Jovan mengakat kelima jarinya lalu menekuk kakinya, punggung bersandar pada sandaran sofa dengan wajah tengil.
"I WANT TO BE FAKBOY", kompak Azalea dan Ibra, suaranya menggema mengisi sudut rumah.
"Sabar Jovan sabar, kamu harus sabar menghadapi kedua manusia ini", Jovan mengelus dadanya dengan raut wajah yang dramatis.
Mamah Hanna datang dari arah dapur membawa empat gelas minuman juga sepiring camilan, ia menaruh nampan diatas meja lalu duduk disamping Jovan,"Apa yang membuat kamu kuat?", Mamah Hanna menatap Jovan.
"Eemmm...Lea", kepala Jovan mengangguk lebay.
"Lea?", Jovan mengangguk,"Kenapa Lea?", tanya Hanna lagi.
"Eemm, Lea itu apa ya", raut Jovan sangat mendalami peran,"Semenjak ada kehadiran Lea aku jadi..semakin semangat buat ayo lo kerja keras biar bisa jadi rich brother buat Lea, lo bisa nunjukin kalo banyak cewe yang suka sama lo, gitu", Jovan menahan tawanya saat mengeluarkan perkataan.
Ibra, Hannda dan Azalea tak sanggup menahan tawa begitupun dengan Jovan, mereka berempat terkekeh sangat kencang membuat suasana rumah menjadi ramai.
Azalea tertawa hingga mengeluarkan air mata, ia berusaha untuk berhenti tertawa namun saat melihat wajah Jovan menjadi tertawa lagi, nafas ke empat orang itu tersengal-sengal selepas tertawa.
"Belajar dialog kaya gitu dari mana Kak", Azalea mengelap air matanya dengan tissue.
"Lagi rame di tiktok, lewat fyp mulu jadi hafal", Jovan masih terkekeh dengan ucapannya tadi.
"Udah udah, Mamah cape", Hanna pun tertawa hingga air matanya keluar.
"Akting kamu bagus Jo, kalo Papah masukin casting audisi film pasti kepilih", hanya karna ucapan Ibra, mereka kembali tertawa hingga dadanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL THE COLOR OF LIFE (Completed)
Fiksi Remaja⛔FOLOW DAN VOTE⛔ be wise in reading. "ʜɪꜱ ꜱᴍɪʟᴇ ɪɴꜱᴛᴀɴᴛʟʏ ᴅɪꜱᴀᴘᴘᴇᴀʀꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ʟᴏꜱᴇꜱ ᴛʜᴇ ᴡᴏᴍᴀɴ ʜᴇ ʟᴏᴠᴇꜱ, ᴛʜᴇɴ ᴛʜᴀᴛ ꜱᴍɪʟᴇ ʀᴇᴛᴜʀɴꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ꜰɪɴᴅꜱ ᴀ ᴡᴏᴍᴀɴ ᴡʜᴏ ᴄᴀɴ ᴍᴀᴋᴇ ʜɪᴍ ʜᴀᴘᴘʏ"