Jam sembilan malam Keandra baru saja pulang dari kantornya, sedangkan Azalea asik menonton TV sambil memakan camilan.
"Assalamualaikum", ucap Keandra yang baru saja memasuki rumah.
"Waalaikumsalam", jawab Azalea tanpa menoleh kearah Keandra, ia lebih memilih fokus pada film yang sedang ditayangkan.
Keandra duduk disamping Azalea, "Sorry, tadi saya gk bisa jemput kamu. Ada meeting dadakan sama client", Keandra menatap Azalea, namun orang yang ditatap hanya membuang muka, "You are angry at me?".
"Lo nanya?, gue nunggu lo setengah jam didepan Univ kaya orang bego Kean, sampe Univ sebesar itu tinggal gue doang sama satpam, panas. Lo cuma janji-janji doang mau jemput, sekiranya lo hubungin gue kalo gk bisa biar gue pesen ojek online", ujar Azalea panjang lebar.
"Saya gk sempet hubungin kamu Lea, Pak Candra aja Elvino yang ngabarin, bukan saya".
"Kalo tau gitu gue mending pulang sama Saga dari pada panas-panas an", Azalea memencet tombol pasa remote TV, mematikannya dan menaruh remote itu diatas meja.
"Saga?, who he?", Keandra menatap Azalea penuh tanya, tak menggubris pertanyaan Keandra, Azalea lebih memilih bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamar.
Mata Keandra mengukuti langkah kaki Azalea yang sedang menaiki tangga, "Who he?", gumam Keandra.
•••
"Still angry?", Keandra duduk dipinggiran kasur, manatap Azalea yang sedang fokus memaini handphonenya.
Karna pertanyaan yang tidak dijawab, Keandra mengambik handphone yang sedang digenggam Azalea lalu ia taruh diatas nakas, "Om, apaan si", kesal Azalea.
"I ask you, masih marah?", tanya Keandra sekali lagi.
Azalea berdecak, ia memilih untuk tidur dan menenggelamkan dirinya dibalik selimut. Keandra tidak menyerah sampai situ, ia paling tidak bisa di diamkan.
Tangan Keandra bergerak menarik selimut, tubuhnya ia masukan kedalam selimut dan alhasil tubuhnya dan Azalea berada didalam selimut yang sama.
Saat mata Azalea terpejam, ia merasakan sesuatu yang menimpa perutnya dan ternyata itu tangan kekar Keandra yang melingkar diperutnya, "Jawab pertanyaan saya Azalea", suara serak itu terdengar begitu dekat dari telinga Azalea.
"Gak", singkat Azalea dengan mata yang masih terpejam.
Keandra merebahkan dirinya, tangannya masih setia melingkar diperut langsing milik istrinya. Karna Azalea membelakangi Keandra, jadi wajah Keandra dengan leher Azalea begitu dekat dan indra penciumannya mampu menghirup aroma vanila yang nempel pada tubuh Azalea.
"Say anything as long as you want to forgive me", suara serak itu kembali terdengar, hembusan nafas panas dari hidung Keandra mampu membuat Azalea merasakan sensai geli dibagain leher belakangnya.
"Nyogok?", ujar Azalea, matanya masih terpejam.
"Gk gitu, siapa tau kamu membutuhkan sesuatu tapi gengsi untuk minta ke saya?", kini mata Keandra ikut terpejam, aroma vanila dari leher Azalea juga wangi shampoo dari ramput panjang Azalea mampu membuat Keandra terlena dan sangat nyaman bagi indra penciumannya, mulai sekarang aroma itu menjadi favoritnya.
Azalea menghela nafas, Keandra merasakan tanganya yang berada diatas perut Azalea naik turun, "Gue laper", ujar Azalea, sebenarnya ia gengsi untuk mengatakannya karna ia berniat ingin marah dengan Keandra hingga besok, namun perutnya tidak bisa berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL THE COLOR OF LIFE (Completed)
Подростковая литература⛔FOLOW DAN VOTE⛔ be wise in reading. "ʜɪꜱ ꜱᴍɪʟᴇ ɪɴꜱᴛᴀɴᴛʟʏ ᴅɪꜱᴀᴘᴘᴇᴀʀꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ʟᴏꜱᴇꜱ ᴛʜᴇ ᴡᴏᴍᴀɴ ʜᴇ ʟᴏᴠᴇꜱ, ᴛʜᴇɴ ᴛʜᴀᴛ ꜱᴍɪʟᴇ ʀᴇᴛᴜʀɴꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ꜰɪɴᴅꜱ ᴀ ᴡᴏᴍᴀɴ ᴡʜᴏ ᴄᴀɴ ᴍᴀᴋᴇ ʜɪᴍ ʜᴀᴘᴘʏ"