Hari ini Azalea juga Baby Zia sudah diperbolehkan untuk pulang, sebelumnya Keandra, Erza juga Clara sudah menata kamar untuk ditempati oleh Baby Zia.
Setelah menata barang-barang yang sempat dibawa kerumah sakit, keduanya istirahat dan Baby Zia sudah tidur di kamarnya.
Keandra dan Azalea menyamankan tubuhnya diatas sofa ruang TV sambil memakan camilan dan selingan obrolan.
"Aku kasian sama Daslyn, apa gk bisa kamu ringanin hukuman penjaranya?", Azalea yang sedang bersandar pada dada bidang Keandra mendongak.
Keandra menghela nafas, "Gk bisa sayang, bagaimanapun itu dia harus mempertanggungjawabkan semuanya. Dia udah merenggut nyawa seseorang".
Bibir Azalea mengerut, "Besok aku jenguk dia boleh?".
"Boleh, dia juga kemarin mau liat anak kita juga mau minta maaf sama kamu", Keandra mengelus lembut surai hitam Azalea, "Jaitannya gimana?, udah mendingan?".
Azalea mengangguk kecil, "Tapi kata dokter jangan terlalu banyak gerak dulu sebelum semingguan".
"Yaudah, sekarang kamu tidur gih. Biar aku yang jaga Baby Zia".
"Nanti kalo dia mau asi gimana?", alis Azalea terangkat.
"Aku kasih punya aku", saat itu juga Azalea memelintir puting milik suaminya dengan sangat kencang, "Aduh, sakit. Kok dicubit?", Keandra meringis mengelus-elus putingnya yang terasa panas.
"Biar keluar susunya", keduanya tertawa.
Azalea tangannya nakal ya, nanti dibales suaminya gimana:".
•••
Siang menjelang sore, Keandra, Azalea juga Baby Zia telah siap untuk pergi menjenguk Daslyn yang ada dikantor kepolisian.
Mampir kesalah satu cafe untuk membawakan makanan yang akan diberikan kepada Daslyn dari Azalea.
Setelah mampir, mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai ketempat tujuan. Saat Azalea tiba, polisi sudah mengeluarkan Daslyn untuk duduk ditempat jenguk para pidana.
Daslyn menghampiri Azalea dan memeluknya dengan erat, isakan kuat terdengar dari mulut Daslyn, tatapan pilu terlihat dari mata Azalea karena sungguh ia benar-benar tidak tega melihat keadaan Daslyn sekarang.
Tetapi, ini memang salahnya sendiri. Daslyn menggenggam kuat tangan Azalea dengan isakan yang menyertai, "Le, gue minta maaf sama lo. Plis maafin gue", suara serak Daslyn.
"Gue udah maafin lo, dah ya? jangan nangis, nanti cantiknya ilang", Azalea mengusap jejak air mata Daslyn.
Mata Daslyn terpaku menatap bayi yang ada didalam gendongan Keandra, Daslyn menghampiri Baby Zia dan mengelus lembut pipi tembamnya, "Le, anak lo cantik le", tetesan air mata turun kembali membasahi pipi Daslyn, "Boleh gue gendong?", tanya Daslyn pada Keandra.
Keandra mengangguk dan memberikan Baby Zia kedalam gendongan Daslyn, Daslyn tersenyum dengan isakan yang menyertai.
Ia menghirup aroma khas bayi yang menempel pada tubuh Baby Zia, "Maafin Aunty ya?, Aunty pernah mencoba untuk membunuh kamu dan Mamah kamu", tangisan Daslyn kembali pecah.
Mata Azalea pun ikut basah kala melihat penyesalan Daslyn, "Nathan, Om kamu gada karna Aunty. Seharusnya Aunty yang gada sekarang", tangisan Daslyn semakin deras.
Azalea berdiri dibelakang Daslyn dan mengusap lembut punggungnya, "Daslyn, cukup menyalahkan diri lo. Mungkin ini semua sudah takdir".
Tangisan Daslyn mereda, "Siapa nama anak lo?".
"Kenzia, lo bisa panggil dia Zia".
"Nama yang cantik, sama kaya orangnya", Daslyn mencium gemas pipi Zia dan mengecup kening kecil bayi yang ada didalam gendongannya.
•••
Sepulangnya menjenguk Daslyn, Azalea mengajak Keandra datang ke BabyShop untuk membeli barang yang belum ada dirumah.
Memilih barang yang akan kaya dengan warna-warna yang lucu dan cocok untuk Baby Zia. Azlaea memilih salah satu aksesoris yang sangat lucu bila dipakai oleh anak perempuannya itu.
"Aaaaa kiowoo", Azalea memasangkan bando berwarna pink dengan motif alpukadot dikepala kecil anaknya.
"Greatness dear", ucap Keandra, pasalnya setengah wajah Baby Zia btertutup oleh bando yang masih terlalu besar untuk dikenakan.
"Ya nanti kan pasti bakal pas kalo Zia udah gede", Azalea melepaskan kembali bando dari kepala Baby Zia.
Keandra hanya mengangguk kecil, Azalea terus saja memilih aksesoris untuk anaknya. Sedangkan Keandra hanya diam sambil menggendong Baby Zia.
Hingga satu jam setelahnya, mereka keluar dari BabyShop dan kembali kerumah. Saat diperjalanan, Baby Zia nangis meminta asi.
Kenyang sudah Baby Zia meminum asi, ia tertidur didalam dekapan hangat Azalea. Beberapa jam kemudian mereka sampai didepan rumah, Azalea langsung menaruh Baby Zia didalam baby bed sebelum kembali bangun.
Keandra dan Azalea berganti baju lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur, seperti biasa Keandra membawa kepala Azalea untuk bersandar pada dada bidang miliknya.
"Bayi boleh dibawa ke pemakaman gk ya?", Azalea memecah keheningan, tangannya memainkan ujung kaos milik Keandra.
"Kamu mau bawa Zia ke makam Nathan?", dibawah sana Azalea mengangguk, "Jangan dulu ya?, bayi masih sensitif. Kalo udah satu bulanan baru kira bawa ketemu Nathan", Keandra mengelus surai Azalea.
"Pasti Nathan seneng ya, bayi yang dia selametin lahir dengan cantik dan sempurna", gumam Azalea.
"Pasti sayang, Zia bangga punya Uncle kaya Nathan".
Azalea memutar tubuhnya menjadi menghadap suaminya, ia memeluk erat tubuh tegap Keandra dan terpejam.
Keandra membalas dekapan Azalea, merapihkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Azalea dan mengecup singkat kening Azalea.
Keduanya terlena dengan pelukan hangat yang diciptakan masing-masing, sepasang mata itu telah terpejam dan mulai memasuki dunia mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL THE COLOR OF LIFE (Completed)
Novela Juvenil⛔FOLOW DAN VOTE⛔ be wise in reading. "ʜɪꜱ ꜱᴍɪʟᴇ ɪɴꜱᴛᴀɴᴛʟʏ ᴅɪꜱᴀᴘᴘᴇᴀʀꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ʟᴏꜱᴇꜱ ᴛʜᴇ ᴡᴏᴍᴀɴ ʜᴇ ʟᴏᴠᴇꜱ, ᴛʜᴇɴ ᴛʜᴀᴛ ꜱᴍɪʟᴇ ʀᴇᴛᴜʀɴꜱ ᴡʜᴇɴ ʜᴇ ꜰɪɴᴅꜱ ᴀ ᴡᴏᴍᴀɴ ᴡʜᴏ ᴄᴀɴ ᴍᴀᴋᴇ ʜɪᴍ ʜᴀᴘᴘʏ"