KENZIA NATHANIEL AMALIA

107 5 0
                                    

Pagi harinya Keandra, Azalea, Clara dan Erza bersiap untuk mengunjungi rumah orang tua Nathan. Clara dan Erza sengaja disuruh menginap oleh Keandra.

Didalam perjalanan, Azalea terasa pening namun masih bisa untuk ia tahan. Sambail didepan rumah orang Nathan, keempatnya masuk.

Menemui Winata dan memberitahu maksud kedatangan mereka yang tiba-tiba serta memberi tahu tentang kejadian tabrak lari beberapa hari lalu.

"J-jadi, Daslyn lah dalang dari semuanya?", Winata amat sangay terkejut, raut wajahnya menuntut jawaban atas pertanyaannya.

"Iya, Om", jawab Keandra.

Winata shok, ia memegangi dada sebelah kirinya, "Om tidak menyangka, anak itu masih saja menyimpan dendam".

"Om tau dimana Daslyn sekarang?", kini Erza yang bertanya.

"Saya tidak tahu karna sudah lama saya dan juga keluarganya tidak berkomunikasi. Anak itu memang gila, bisa-bisanya ia menyuruh orang untuk merenggut nyawa seseorang".

"Daslyn sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan kini ia sudah menjadi buronan polisi".

"Terimakasih ya, karna kalian sudah mau mencari tahu semuanya", ucap Winata dengan tulus.

"Om tidak perlu berterima kasih", jawab Keandra dengan perasaan yang tak enak hati.

Tiba-tiba saja ia merasa sesuatu yang dingin menyentuh kulit lengannya, saat menoleh ternyata itu Azalea. Wanita itu terlihat seperti menahan sakit, wajahnya pucat tanganya pun terasa dingin.

"Sayang, are you alright?", tanya Keandra dengan khawatir.

"Perut, perut aku sakit, Kean", Azalea memegangi perutnya yang terasa keram. Semua orang yang berada diruangan tersebut terlihat panik terlebih Keandra.

"Le, lo mau berak?", tanya Erza dengan kepanikan yang menyelimuti dirinya.

"Lo jangan bercanda anjing, lagi kaya gini juga", Clara menoyor kepala Erza.

"Ya gue nanya bangsat".

"Udah, kalian jangan ribut", Winata menengahi Clara dan Erza yang beradu mulut.

Keandra menggendong Azalea menuju mobilnya yang disusul oleh Clara, Erza, dan Winata.

•••

Keluarga serta teman Azalea sedang dirundungi oleh rasa panik didepan ruang persalinan. Sedari tadi Keandra tak berhenti modar mandiri seperti setrikaan didepan ruang persalinan.

"Lea, kamu kuat, Nak", guman Hanna yang berada didalam pelukan Ibra.

"Ya Allah, bantu lah Azalea agar mudah ngedennya", itu lah doa yang dipanjatkan oleh Erza.

"Ya Allah, selamatkan Azalea dan anaknya Ya Allah", Clara menengadah.

Beberapa jam berlalu, ke tujuh manusia itu terkaget dan bahagia saat mendengar suara tangisan bayi yang berasal dari dalam ruang persalinan.

Seorang Dokter Persalinan keluar dari ruangan tersebut, "Dok, gimana Anak dan Istri saya?".

"Allhamdulillah, Ibu dan Anak selamat. Anak Bapak lahir dengan sehat", perkataan dokter membuat awan hitam yang memayungi ketujuh orang itu berubah menjadi awan yang cerah dengan lengkungan pelangi yang menghiasi.

"Sikahkan masuk, Pak", Dokter mempersilahkan semuanya untuk masuk kedalam ruang persalinan.

Keandra berdiri disamping bangsal Azalea yang masih terbaring lemah, seorang suster menghampirinya dengan menggendong bayi tampan, "Ini Pak anaknya, terlahir sempurna dan sehat", suster itu memberikan bayi tersebut kedalam gendongan Keandra lalu melenggang pergi.

GIRL THE COLOR OF LIFE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang