05

64 12 0
                                    

Pagi ini Nathan terbangun dan keluar menuju teras untuk menghirup udara segar , saat melakukan peregangan pandangan tertuju pada Jingga yang sedang duduk sendiri di sebuah kursi berbahan kayu tua di bawah pohon kelapa.

"Kamu ngapain Jingga ?"
Sontak Jingga menoleh dan tersenyum pada Nathan, senyuman manis yang membuat Nathan selalu luluh untuk ribuan kalinya.

"Hai Nathan, aku lagi duduk aja. Kamu baru bangun ?"

Nathan mengangguk seraya memegang dadanya , saat itu Nathan merasakan bahagia dan juga sakit dalam waktu bersamaan. Bahagia karena melihat senyuman Jingga , dan sakit menerima kenyataan istrinya tidak mengenalinya dan menganggapnya orang asing.

Nathan berjalan mendekati Jingga "aku boleh ikut duduk ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan berjalan mendekati Jingga "aku boleh ikut duduk ?"

Jingga mengangguk . Nathan pun duduk di sebelah Jingga dan ikut memandang jauh ke arah laut. Diam diam Nathan melirik wajah Jingga yang cantik , ya istrinya memang cantik , bahkan sangat cantik.

"Cantik" ucap Nathan dengan suara berbisik .
Jingga menoleh menatap Nathan , mata mereka bertemu dan saling menatap dalam.

Tangan Jingga tiba tiba mengelus wajah tampan Nathan dan otomatis membuat Nathan terkejut mematung , matanya bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Jingga tiba tiba mengelus wajah tampan Nathan dan otomatis membuat Nathan terkejut mematung , matanya bergetar.
"Kenapa rasanya kita pernah bertemu" ucap Jingga dengan suara lirih.

Bibir Nathan membeku tidak menjawab apapun , otaknya masih mencari cari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Jingga. Tidak mungkin Nathan mengatakan jika Jingga adalah istrinya karena dokter melarang Nathan untuk memberikan informasi yang mengejutkan pada Jingga , hal itu bisa membuat memori di otak Jingga menjadi lebih berantakan jika Jingga belum siap menerimanya.

"Mungkin kita pernah bertemu di suatu tempat" jawab Nathan.
Jingga melepas sentuhan tangannya di wajah Nathan lalu tersenyum "mungkin saja"

Jingga berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Nathan "ayo kita berteman Nathan"

Nathan menatap uluran tangan Jingga lalu ikut berdiri tersenyum memperlihatkan smile boxnya pada Jingga "oke , ayo kita berteman "

Perasaan Nathan tidak tertahankan lagi karena melihat sosok Jingga yang ada di depannya , membuat perasaannya campur aduk . Nathan menarik tubuh Jingga lalu memeluk tubuh Jingga dengan erat .

"Nathan kamu ngapain !!!!"

"Tahan sebentar , ini pelukan karena kita sudah reami menjadi teman"

Tangan Jingga yang awalnya ingin memberontak tiba tiba berhenti dan akhirnya membalas pelukan Nathan. Nathan memejamkan mata dan mengelus punggung Jingga dengan lembut sedangkan Jingga hanya mematung merasakan jiwanya tiba tiba tenang saat berada di pelukan Nathan. Hembusan angin yang membuat dedaunan menari nari pagi itu seperti ikut merasakan kebahagiaan yang Nathan rasakan.

Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang