19

64 7 1
                                    

Kecupan yang awalnya tipis hanya menyentuh sisi luar bibir Jingga kini masuk semakin dalam. Lidah Nathan dengan lincah bermain menelisik menerobos ke dalam liang bibir Jingga.

Manis , itu kesan pertama yang Nathan rasakan kala lidahnya bersentuhan dengan lidah Jingga. Kini posisi Nathan berada tepat di atas tubuh Jingga.

Hasrat yng sudah lama tertahankan, malam ini sudah tidak bisa terbendung lagi. Semua horman kejantanan Nathan mulai aktif kala lidahnya bermain main di dalam bibir Jingga .

Jingga sesekali mendesah kala Nathan menggigit bibirnya dengan buas. Gadis lugu itu kini terpejam meremas remas baju kaos yang di kenakan oleh Nathan.

"Naaaa thhaaannn" lirih Jingga yang tanpak kewalahan dengan keganasan Nathan malam itu.

"Sssttt" bisik Nathan di telinga Jingga

Badan Nathan yang awalnya panas membara kini perlahan mulai kembali segar akibat keringat yang dia keluarkan.

Dari bibir kini ciuman Nathan berpindah ke telinga Jingga . Jilatan hangat Nathan membuat tubuh Jingga mengerang bahkan tidak bisa melawan. Dari telinga turun ke tekuk leher jingga yang beraroma vanilla.

Dada Nathan semakin terpacu , lututnya menegang dan bagitu juga kejantanan Nathan yang terasa berkedut siap beraksi.

"Jingga" bisik Nathan di telinga Jingga

"Aku janji sakitnya gak akan lama" sambungnya lagi

Satu persatu baju tidur berbahan satin dengan warna hitm yang di kenakan oleh Jingga di lepaskan tanpa menghentikan lumatannya di bibir manis dan mungil itu.

Entah apa yang ada di pikiran Nathan kala itu , entah wajah siapa yang Nathan lihat malam itu. Nama yang ia sebutkan bermakna ganda. Hanya semesta yang tahu apa isi hati Nathan malam itu.

Nafas Jingga yang sudah menggebu gebu di tambah Nathan yang sudah merasakan basah  di area inti Jingga . Satu persatu dia melepaskan pakaian dan celananya hingga tubuh kekarnya kini sama sekali tidak tertutup sehelai kain.

Air mata Jingga menetes kala Nathan memasukkan intinya ke dalam milik Jingga. Jari jemari Jingga mencakar punggung Nathan saat rasa sakit dan perih terasa kala inti Nathan menerobos merobek selaput dara milik Jingga.

"Aaahhhh Naaaathaaan sakit"

Namun saat Nathan memulai menggerakan miliknya dengan ritme teratur dan pelan , disanalah desahan Jingga terdengar dan merasakan kenikmatan duniawi yang sesungguhnya.

Peluh mereka saling bercampur , nafas mereka saling beradu dan semakin malam permainan mereka semakin panas. Erangan dan desahan Jingga dan Nathan keluar bersamaan kala  sampai di puncak kenikmatan mereka.

Namun tidak sampai di sana , Nathan tidak membiarkan Jingga untuk bernafas lega . Dengan batang yang masih kuat berdiri tegak dia kembali melanjutkan permainannya.

Kini dia memindahkan posisi , dengan posisi duduk kini Jingga yang berada di atas pangkuannya dan dengan tangan kekarnya , Nathan mengangkat tubuh Jingga yang masih belum terbiasa menggoyangkan pinggulnya.

"Ahhhh yeesss baby"

Desahan Nathan selalu lepas dari bibirnya kala Jingga sudah mulai pintar menguasai gerakannya. Bibir Nathan ikut bermain mengisap payudara Jingga yang gempal dan besar. Nathan tampak begitu kagum melihat tubuh Jingga yang benar benar jauh dari ekspektasinya. Realitanya benar benar indah.

Dini hari setelah Nathan puas karena telah semua hasratnya  telah di salurkan sepenuhnya. Sesuatu yang mengganjal selama ini telah ia keluarkan , membuat Nathan sangat lega dan senang.

Jingga tidur lemas di balik selimut putih , begitu juga Nathan yang tidur dengan memeluk tubuh molek milik Jingga.

Setiap Jingga bergerak , Nathan terbangun dan seperti tidak membiarkan Jingga lepas dari pelukannya. Suhu tubuh Nathan kini sudah kembali normal dan badannya malah terasa sangat segar dan sehat.

Pukul 06.30 pagi alarm Nathan berbunyi seperti biasa . Namun pagi ini rasanya Nathan enggan pergi ke kantor. Remang remang dia membuka mata dan melihat wajah cantik dan manis dengan rambut berantakan tidur terlelap di sebelahnya.

Senyuman Nathan merekah mengingat kejadian semalam bersama Jingga. Nathan sepertinya sadar penuh bahwa yang bersamanya semalam adalah Jingga Adisya si gadis desa.

"Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya Jingga , aku janji"

"Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya Jingga , aku janji"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang