Nathan meninggalkan kamar mamanya tanpa menjawab ucapan mamanya sepatah kata pun, bukan karena ingin menjadi anak yang durhaka namun ia belum menemukan jawaban dari kata kata mamanya.
Teman teman Nathan sudah pulang , karena mereka semua sudah berkeluarga dan tidak ingin membuat istri istri mereka khawatir, jadi pukul sepuluh malam mereka semua sudah pamit pada Nathan.
Nathan duduk di ruang tengah seraya tangannya memegang gelas yang terisi setengah red wine. Pandangan Nathan terpaku pada kamar Jingga. Ingin rasanya ia masuk dan memeluk Jingga malam ini namun kembali ia teringat akan kata kata mamanya yang meminta Nathan melepaskan Jingga jika hanya dijadikan pelarian semata.
Karena rasa gelisah yang tak karuan membuat Nathan memutuskan naik ke kamarnya. Setiba di kamar Nathan duduk di ranjang dan melihat photo pernikahannya dengan Jingga Kirania.
Sekarang ia dan Jingga Kirania sudah resmi bercerai serta bulan depan Jingga sudah akan menjadi istri Baskara . Seharusnya Nathan menurunkan photo pernikahan itu hari ini tapi hati Nathan terasa berat untuk melepas photo itu dari dinding kamarnya yang sudah terpajang sekitar 3 tahun lebih lamanya.
Wallpaper ponsel Nathan juga masih terpasang photo Jingga Kirania , ia masih enggan menggantinya. Helaan nafas kasar Nathan terdengar jelas , kepalanya terasa berdenyut karena memikirkan dua perempuan bernama Jingga .
🕊
Pagi hari seperti biasa Nathan sudah bangun dan bersiap untuk ke kantor. Tidak ada tanda tanda keberadaan Jingga pagi itu. Mata Nathan mencari cari Jingga , ke kamar , ke kebun , dan bertanya pada para IRT dan satpam namun tidak ada yang mengetahui kebetadaan Jingga.
Nathan tampak panik , jam sudah menunjukan pukul 07.30 dan seharusnya Nathan sudah berangkat pukul 07.00 tepat . Tapi dia lupa waktu karena mencari cari Jingga di sekitaran rumah.
"Pak Abdi bener gak liat Jingga ?"
"Benar tuan , saya baru datang dari beli nasi uduk" jawab pak Abdi
Nathan semakin panik dan cemas jika Jingga pergi meninggalkan rumah. Tangan Nathan merogoh saku celananya mengambil ponsel hendak menelepon polisi.
Namun seketika kakinya terasa lemas kala melihat mamanya dan Jingga datang dengan berkeringat menggunakan pakaian olahraga dan sepatu.
"Loh kamu kok belum berangkat ?" Tanya Tita pada Nathan yang terlihat pucat pasi dan berkeringat
"MAMA" decak Nathan dengan nada suara sedikit membentak
Tita mengerutkan dahi kala Nathan membentaknya "kenapa ? Kamu kenapa belum berangkat ke kantor ?" kembali tanya Tita
Nathan terdiam seraya mengatur nafasnya. Sedangkan Tita juga terdiam memandang anaknya yang tampak tidak berhenti melirik ke arah Jingga.
"Mama abis jogging minta di temenin Jingga, ya kan Jingga ?"
"Ah iya" angguk Jingga
"Lain kali kalau mama pergi kasi tau orang rumah , biar Nathan gak khawatir"
Tita tertawa mendengar kata kata Nathan "lah biasanya mama juga gak pernah bilang dan kamu gak pernah nyariin mama. Tumben kamu khawatir sama mama"
"Hmm ya udah Nathan berangkat dulu" ucap Nathan lalu pergi menuju mobil.
Jingga melihat punggu bidang Nathan masuk ke mobil lalu melaju di antar oleh pak Tono.
🕊
Jingga menyiram kebun dan melihat sayur sayurnya sudah mulai tumbuh. Senyum Jingga tidak pernah luntur jika sudah berurusan dengan tanaman.
"Kayaknya mau hujan deh" ucap Jingga kala melihat langit mendung dan gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FF
FanfictionJingga adalah alasanku masih berdiri sendiri sampai saat itu . Aku akan pergi jika Jingga yang memintaku untuk pergi dan melepaskannya - Nathan Gevano Hardika