Pagi pagi lengkap dengan baju lengan panjang , celana jumsuit berbahan jeans , topi , sarung tangan , sepatu boat dan rambut yang di jalin dua , Jingga sudah sibuk berkutit di kebun rumah milik Nathan.
Dia merapikan semua rumput dan bunga bunga mawar yang tampak sudah hampir mati.
Nathan yang baru bangun dan membuka gorden kamarnya yang berada di lantai atas melihat Jingga sudah sibuk dengan perkakasnya.
Nathan melihat jam masih menunjukan waktu pukul 06.30 pagi tapi nampak Jingga sudah begitu semangat memulai pekerjaan barunya. Nathan hanya bisa tersenyum lega karena akhirnya dia bisa menyelamatkan gadis itu dari dunia malam itu.
"Pak , apa dari sini tempat jual tanaman jauh ?" tanya Jingga pada pak Abdi seorang satpam di rumah Nathan.
"Ya cukup jauh neng , kenapa ? Mau beli tanaman ? Nanti minta antar pak Tono aja"
"Hmm , apa disini tidak ada motor ?"
"Motor ? Ada motor punya saya tapi memangnyaq neng bisa make motor ? Gimana juga caranya bawa tanaman kesini ?"
"Pokoknya bisa pak tenang aja"
Jingga melanjutkan pekerjaan seraya bersenandung kecil . Dia sangat bahagia karena pekerjaan baru yang di berikan oleh Nathan. Sejak kecil berkebun adalah hobi sekaligus menjadi pekerjaannya. Tanaman adalah teman baginya , karena di desa ia tidak memiliki siapa jadi kala ia merasa sedih ianbisanya bercerita pada tanaman. Konyol memang tapi itulah kenyataannya.
Jingga melihat Nathan keluar rumah dengan memakai setelan jas rapi berwarna abu dengan dalaman kemeja putih dan celana berwarna senada dengan jas dan rambut yang di tata rapi. Tampan benar benar tampan , Jingga senang karena setiap harinya dia bisa melihat pemandangan indah itu.
"Nathan "
Nathan menghentikan langkahnya ketika Jingga memanggilnya.
"Ada apa ?"
"Apa aku boleh meminta uang ?"
Nathan terpaku melihat wajah Jingga yang baru ia sadari sangat cantik dan manis. Peluh nampak bercucuran dari dahi Jingga namun wangi tubuh jingga yang beraroma vanila masih tercium jelas oleh Nathan.
"Hei Nathan !! Kenapa diam ?! Apa aku boleh meminta uang ? Aku mau membeli pupuk , dan beberapa tanaman untuk di kebunmu"
"Oke tunggu sebentar"
Nathan menyisik tasnya lalu mengeluarkan sebuah amplop putih yang tampak tebal lalu memberikannya pada Jingga.
"Aku hanya punya uang cash segini , nanti aku akan tarik untukmu "
Jingga mengambil amplop itu lalu melihat isi amplop yang terisi lembaran merah yang sangat banyak. Jingga menutup mulutnya dengan mata membulat besar. Ini Pertama kalinya ia melihat uang seratus ribu sebanyak itu.
"Apa ini gak terlalu banyak ?"
"Harga disini dan di desa beda, aku akan berangkat kerja . Nanti minta antar pak Tono aja beli pupuknya"
Nathan masuk ke dalam lalu di antar oleh pak Tono . Mobul Nathan melaju jauh meninggalkan rumah. Jingga tersenyum lalu melambaikan tangan pada Nathan.
"Pak bisa antar saya beli pupuk ?" ucap Jingga pada pak Abdi
"Hmm oke ayok neng"
Pak Abdi menggunakan helm lalu memberikan Jingga helm yang ada di gudang , kemudian mereka berangkat menuju tempat penjual pupuk dan tanaman.
🕊
Tiba di tempat penjual tanaman , Jingga memilih milih beberapa bunga lalu membeli beberapa persediaan pupuk dan perkakas berkebun.
Sesuatu menarik perhatian Jingga , melihat tanaman sayur hidroponik yang tampak sangat segar. Jingga bicara dengan beberapa pegawai di sana bagaimana cara menanam di media hidroponik.
"Pak Abdi ayo pulang , nanti tanamannya akan di kirim ke rumah"
Jingga kembali kerumah bersama pak Abdi setelah membeli beberapa tanaman , pupuk dan beberapa keperluan kebun .
Hari menjelang sore akhirnya tanaman yang di pesan oleh Jingga datang , alat alat media hidroponik , bibit , beberapa bunga , pupuk dan alat alat kebun .
Di bantu oleh pegawai dari toko tanaman itu , Jingga memasang media hidroponik di dinding dekat dengan kebun . Hari mulai gelap Jingga masih sibuk di kebun sampai tidak tahu jika Nathan sedang berdiri memperhatikannya.
"Eheemmm"
Jingga masih belum bergeming
"Eeheemmmm" bedeham lebih keras
Jingga menoleh dan melihat Nathan berdiri seraya menyilangkan tangan di dada.
"Nathan, aku menanam sayur dengan media hidroponik jadi nanti kalau mau masak sayur tinggal petik disini , gizinya juga katanya lebih bagus"
Nathan hanya mengangguk sembari melihat hasil kerja Jingga. "Oke good , kerja bagus Jingga" ucap Nathan
Jingga tampak bahagia mendengar pujian daru Nathan "terima kasih"
"Sekarang masuk ke dalam dan bersihkan dirimu"
Jingga mengangguk lalu melepaskan topi yang ia gunakan. Dengan lengan bajunya ia membersihkan keringat di keningnya . Nathan tersenyum melihat tingkah polos Jingga , tanpa Nathan sadari tangannya bergerak membersihkan tanah yang ada ada di pipi Jingga.
"Makasi Nathan" mata nereka saling bertemu dan memandang satu sama lain seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FF
FanficJingga adalah alasanku masih berdiri sendiri sampai saat itu . Aku akan pergi jika Jingga yang memintaku untuk pergi dan melepaskannya - Nathan Gevano Hardika