Kala mendapati Jingga tidak ada di sebelahnya , Nathan bergegas bangun dan memakai pakaian dan segera turun ke lantai bawah.
Nampak para IRT Nathan sedang sibuk memasak untuk makan malam dan bersih bersih diruang tengah. Nathan melihat pintu kamar Jingga tertutup. Nathan segera beranjak menuju kamar Jingga , sekali dua kali Nathan mengetuk pintu kamar Jingga namun tidak ada jawaban.
"Jingga lagi di kebun tuan" ucap bi Sukma
Nathan segera berjalan cepat untuk memeriksa Jingga . Nampak Jingga sedang menyiram kebun dan dengan wajah yang terlihat sangat bahagia . Nathan menghela nafas lega setelah melihat Jingga masih berada di rumahnya , ia takut Jingga pergi dari rumah. Entah apa yang membuatnya takut , sepertinya ada trauma dalam dirinya setelah ia kehilangan Jingga Kirania istrinya.
"Kamu lagi nyiram ?" keberadaan Nathan membuat Jingga terkejut dan merasa canggung. Di tambah senyuman manis Nathan semakin membuat jantung Jingga berdetak kencang.
"Aaaaaakkk kkuu lagi nyiram" sahut Jingga
"Aku bantu ya" balas Nathan kembali
Jingga menggeleng kala Nathan merebut selang yang ada di tangannya "ahhh gak usah Nathan. Kamu masuk aja. Ini memang pekerjaanku kamu gak usah bantuin aku"
Jingga benar benar terkejut dengan perubahan sikap Nathan yang tampak sangat manis setelah kejadian kemarin dan pagi tadi.
Nathan tidak malu malu memperhatikan Jingga dan mengelus rambut Jingga di depan orang orang rumahnya.
"Hmm ayo jalan jalan nanti malam" ucap Nathan.
"Jalan jalan kemana ?" Sahut Jingga tanpa menatap Nathan. Jujur Jingga merasa sangat canggung berada di dekat Nathan saat itu.
"Pak Abdi , tolong lanjutkan pekerjaan Jingga ya. Saya mau ajak Jingga keluar" Nathan memanggil Pak Abdi dan menyerahkan selang air yang ada di tangan Jingga.
"Siap pak"
Nathan memeluk pinggang Jingga dan mengajak Jingga masuk ke dalam rumah "kamu siap siap , kita akan jalan jalan"
Jingga mengangguk lalu masuk ke dalam kamar. Entah dia harus berpenampilan seperti apa , dia tidak pernah sekalipun pergi jalan jalan dan dia tidak tahu pakaian apa yang cocok untuknya.
"Aku gak punya baju bagus , hmm apa pakai baju yang di kasih sama mami ya"
Jingga mengeluarkan shoping bag yang di berikan mami Ana saat pertama kali mereka bertemu di Bar. Beberapa long dress dengan warna hitam dan nude dengan model one shoulder dan backless.
"Aku pakai ini aja , apa gak berlebihan ya ? Aaahh aku bingung"
Suara ketukan pintu terdengar dari luar , dan suara Nathan terdengar memanggil manggil nama Jingga.
"Jingga kamu sudah siap ?"
"Tunggu sebentar"
Jingga akhirnya menutuskan memakian long dress berwarna hitam yang di berikan oleh mami Ana. Lalu dengan sentuhan sedikit lip tint dan rambut yang di gerai Jingga keluar dari kamarnya.
"Ayo"
Jingga menunduk merasa tidak percaya diri saat berhadapan dengan Nathan. Nathan tampak sangat tampan menggunakan kemeja casual dengan celana jeans dan rambut yang di tata rapi. Nathan tersenyum lalu mengelus wajah Jingga dengan ibu jarinya dengan lembut.
"Apa aku berlebihan memakai baju seperti ini ?" ucap Jingga
"Pas , aku suka" puji Nathan
Nathan menarik tangan Jingga dan membukakan pintu mobil untuk Jingga. Jingga sebenarnya tidak nyaman karena perlakuan Nathan yang berubah drastis serta membuat para orang rumah terheran heran.
Di perjalanan Jingga hanya terdiam menatap keluar jendela berusaha menghindari tatapan Nathan yang sedari tadi diam diam meliriknya. Dada Jingga tidak berhenti berdetak seperti beradu sejak dirumah sampai kini di perjalanan.
"Jingga"
"Hmm" jawab Jingga singkat
"Apa kamu percaya padaku"
Jingga terdiam lalu perhalan dagunya mengangguk pelan mengiayakn pertanyaan Nathan.
Nathan mengelus tangan Jingga seraya tersenyum. Tangan Jingga menggepal kala Nathan menggenggang tangannya selama di perjalanan. Gugup dan tegang itu yang Jingga rasakan , ini pertama kalinya seumur hidupnya bersentuhan dengan laki laki apa lagi melakukan hubungan badan seperti kemarin benar benar di luar dugaan Jingga.
Tiba di sebuah mall besar , Nathan masih menggenggam tangan Jingga saat masuk ke dalam mall. Bibir Jingga menganga kala pertama kali menginjakkan kaki di dalam mall yang megah itu. Lampu yang berkelap kelip di setiap store membuatnya terkagum kagum.
Nathan masuk ke sebuah toko branded ternama dunia . Nathan melepas genggaman tangannya dan memilih sepatu untuk Jingga. Karena sejak sampai di kota Nathan hanya melihat Jingga memakai flatshoes hitam lusuh yang tidak pernah ia ganti.
"Jingga duduk disini" panggil Nathan meminta Jingga duduk di sebuah sofa.
Nathan berlutut dan membantu Jingga mencoba sepatu di kaki Jingga. Tiba tiba Nathan terhenti sejenak kala teringat jika dulu ia sering membantu Jingga Kirania istrinya mencoba sepatu.
"Biar aku sendiri Nathan" Jingga mengambil sepatu dengan model flat mule di tangan Nathan lalu mencobanya sendiri.
Ukurannya sangat pas untuk Jingga. Jingga berdiri lalu menanyakan pada pegawai yang berada disana "Mba , ini harganya berapa ?"
"Model ini hanya ada satu di Indonesia mba , special price untuk mba jadinya 34.0000.000"
"Uhukk uhukk" Jingga tersedak karena terkejut mendengar harga sepatu yang ia coba tadi.
"Terima kasih mba , saya liat yang lain lain dulu ya"
Jingga menarik tangan Nathan keluar toko "Nathan harga sepatu yang tadi mahal , uang di celenganku tidak cukup. Aku bisa gila kalau berada di sana lama lama"
Jingga hendak melanjutkan perjalanan melihat lihat toko yang lain namun Nathan memaksa Jingga masuk ke toko sebelumnya .
"Saya ambil sepatu yang tadi , sepatu yang lain juga dengan ukuran yang sama . Tas ini dan itu juga. Jam tangan yang itu lalu baju yang ada di deretan sana saya ambil semua "
Mata Jingga membelalak mendengar kata kata Nathan . Otaknya memutar mutar memikirkan berapa nominal yang harus di bayar untuk membeli semua barang barang itu.
"Nathan apa kamu gila membeli barang dengan harga mahal mahal ?! Aku gak mau !!! Aku mau pulang"
Jingga hendak keluar toko namun Nathan menahan pinggang Jingga lalu mengikis jarak mendekati wajah Jingga dan mengecup pipi Jingga dengan mesra.
"Ini hadiah untuk kamu , kamu pokoknya harus terima. Oke ?"
"Tapi ..."
"Mau aku cium lagi ?"
Jingga terdiam menatap mata Nathan yang berada tepat di depannya.
"Ayo jawab , pilih terima hadiah dariku atau aku cium di sin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FF
FanfictionJingga adalah alasanku masih berdiri sendiri sampai saat itu . Aku akan pergi jika Jingga yang memintaku untuk pergi dan melepaskannya - Nathan Gevano Hardika