Pagi ini seperti biasa Nathan pagi pagi sudah membuka laptopnya di teras rumah , sebenarnya ada banyak hal yang harus dia kerjakan di kantornya tetapi dia tidak bisa meninggalkan hatinya di desa .
Di tambah sekarang ada sesuatu yang mengganggu pikirannya yaitu kata kata Jingga kemarin yang mengatakan sudah memiliki tunangan. Banyak pertanyaan yang tenggelam di pikirannya dan harus dia cari tahu jawabannya secepatnya.
Jingga tampak keluar dari rumah membawa ember yang berisikan penuh pakian yang hedak di jemur lalu mengantung satu persatu baju basah yang telah dia cuci disebuah tali tambang yang di kaitkan di antara pohon.
Nathan melirik ke arah Jingga , dia teringat kembali ke masa dimana dia dan Jingga masih bersama . Jingga selalu mencuci pakaian Nathan sendiri , walaupun di rumah mereka di kota memiliki banyak pembantu namun tetap urusan yang berhubungan dengan Nahtan termasuk mencuci baju Nathan dia lalukan sendiri.
Betapa bahagianya Nathan saat itu memiliki istri seperti Jingga. Namun sekarang semua berbeda , Jingga kini tidak mengenali dirinya , pikirannya dan hatinya sudah tidak milik Nathan lagi.
Nathan menghela nafas dan kembali fokus untuk meeting dengan staffnya di kantor. Selang beberapa menit tampak seorang laki laki datang kebrumah dengan membawa rantang makanan.
"Jingga" Laki laki itu memanggil Jingga seraya tersenyum
Laki laki dengan kukit putih bersih dan cukup tampan itu menyerahkan rantang berwarna biru kepada Jingga lalu mengelus wajah Jingga dengan mesra. Rasanya ada bom yang meledak dan menghancurkan hati Nathan berkeping keling kala melihat tangan lain menyentuh wajah cantik istrinya.
"Ehemm" Nathan berdiri lalu menghampiri Jingga dan laki laki itu .
Jingga melihat wajah Nathan seakaan sedang marah yang memandang Baskara yang sedang memegang tangannya.
"Bas , ini kenalin Nathan . Anak temennya ayahku"
Baskara mengulurkan tangan pada Nathan
"Halo saya Baskara""Nathan"
Rasanya saat itu Nathan ingin memberi pukulan bertubi tubi pada laki laki yang bernama Baskara itu . Berani beraninya dia menyentuh wajah istrinya , namum apa boleh buat dia harus menahannya karena tidak mau Jingga kebingungan dan tambah sakit karena mengetahui keadaan yang sulit itu.
Nathan menghela nafas lalu beranjak pergi mengambil laptop kemudian pergi dengan mobilnya. Dia melaju dengan kecepatan tinggi dan berkali kali memukul stir .
"Aaarrrrggg bajingan !!! Bajingan !!!"
Saat sibuk memukul stir tiba tiba kakinya sontak menginjak rem karena hampir saja dia menabrak seseorang . Nathan menepikan mobil lalu turun dan melihat seorang gadis sedang berdiri mematung memegang dadanya.
"Yyyyyyaaaaaa bajingan ! Hampir saja kau membunuhku ! Sialan !!"
Gadis itu berkali kali memberi kata makian pada Nathan. Namun saat Nathan mendekat gadis itu terkejut karena seseorang yang hampir menabraknya itu adalah Nathan laki laki yang terjatuh di lumpur kemarin.
"Kamu bukannya Jingga ? Kamu yang menolong saya kemarin ?" Ucap Nathan.
Jingga mengangguk dan masih mematung melihat Nathan. Tampan .. sungguh tampan itu yang ada di benak Jingga Adisha saat itu mengagumi kesempurnaan wajah Nathan.
"Hei .. kamu gpp kan ? Kenapa bengong ?"
Jingga tersadar "eoh ya aku gpp , kamu lain kali hati hati . Jangan ngebut di sini karena banyak anak anak , orang tua dan binatang yang lewat"
"Maaf , saya sedang tidak fokus tadi , kamu beneran gpp kan ? Gak ada yang luka ? Kamu mau kemana ? Biar saya yang antar"
Jingga menggelang "tidak usah , saya mau ke kebun memetik sayur"
Nathan tercengang , kehidupan di sini benar benar berbeda dengan di kota . Penduduk disini jika ingin makan sayur tinggal memetik dari kebun dan jika ingin makan daging ayam juga langsung memotong sendiri ayam di kandang . Lingkungan disini benar benar masih alami , mungkin itu alasan ayah mertuanya mengajak Jingga tinggal disini.
"Biar saya yang antar , saya juga liat kebun kamu"
"Tapi kamu gak bisa bawa mobil kesana , jalannya kecil"
"Oke , mobilnya saya akan parkir di sini gpp kan ?"
Jingga Adisya mengangguk lalu berjalan mendahului Nathan . Nathan berjalan mengikuti Jingga dari belakang seraya mengaitkan tangannya di belakang.
Terik matahari pagi ini begitu hangat di tambah suara burung seperti bernyanyi menghibur hati Nathan yang sedang gundah kala itu .
"Sampai"
Sebuah kebun sayur yang sangat luas , dan tampak ada berbagai macam sayuran segar di tanam disana.
"Kebun ini milik kamu ?"
Jingga menggeleng "ini milik nenek"
Nathan memgangguk seraya ikut membantu Jingga Adisya memetik tomat yang berwarna merah cerah."Kamu duduk disana aja , panas . nanti kamu hitam" ucap Jingga Adisha dengan polos
Nathan tertawa mendengar kata kata Jingga "panas ? Hitam ? Gpp saya ingin sekalian tanning"
"Tanniang ?"
"Iya tanning , menggelapkan kulit"
Jingga terkekeh kecil "awas beneran hitam nanti nyesel , nanti gantengnya hilang loh"
Nathan terkejut mendengar perkataan Jingga yang memuji dirinya tampan
"Emangnya saya ganteng ?"Jingga menoleh ke arah Nathan
"Iyalah ganteng banget" Jingga yang polos itu hanya menunduk malu setelah berterus terang kepada Nathan.
Nathan tersenyum dan kembali membantu Jingga , entah kenapa saat itu rasanya Nathan merasa beban di kepalanya hilang . Masalah tentang Jingga Kirania istrinya dan laki laki bernama Baskara terlupakan begitu saya saat bersama dengan Jingga Adisya , gadis desa yang manis dan polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FF
FanficJingga adalah alasanku masih berdiri sendiri sampai saat itu . Aku akan pergi jika Jingga yang memintaku untuk pergi dan melepaskannya - Nathan Gevano Hardika