33

58 8 3
                                    

Salah satu bodyguard mami Ana menarik kerah kemeja Nathan dengan raut wajah geram ia menatap Nathan. Nathan hanya diam tidak melawan , seperti kata katanya sebelumnya ia siap menerima kusekuensinya .

Bughhh .. satu pukuran mendarat di pipi kiri Nathan. Nathan terjatuh di lantai setelah mendapat pukulan maut dari tangan besar dan berurat dari salah satu bodyguard mami Ana.

"Bangun !!" kembali kerah kemeja Nathan di tarik oleh bodyguard mami Ana yang satunya. Bughhhh ... kembali sabuah pukulan keras mendarat di mata kanan Nathan.

"Aakkhhhh" rintih Nathan memegang wajahnya

Brakkkk , Nathan terjatuh menabrak sebuah vas bunga mawar yang ada di sudut ruang tamu. Nathan menyesap rasa logam di mulutnya , ternyata sudut bibirnya berdarah akibat pukulan di pipi yang berimbas sedikit di bibirnya.

Nathan kembali berdiri dengan tertatih namun bodyguard mami Ana tidak memberi kesempatan Nathan bernafas , ia langsung menendang perut Nathan dengan keras dan membuat Nathan kembali terjatuh.

Mami Ana duduk tersenyum seraya meminum orange jus di tangannya menyaksikan pertunjukan yang ada tepat di depan matanya.

Nathan memegang perutnya yang terasa perih akibat tendangan bodyguarnd itu. Rintihan Nathan terdengar samar kala itu. Nathan kembali mencoba berdiri dengan memegang dinding "apa kamu sudah puas ?" ucapnya seraya memandang mami Ana

"Ini belum seberapa tuan Nathan" ucap mami Ana seraya tersenyum puas dengan tangan menyilang di depan dadanya.

Nathan mengerutkan dahinya dengan nafas memburu dan tangannya memegang perutnya yang terasa sangat sakit. Bersyukur Bodyguard itu tidak menendang tulang rusuknya, karena tulang rusuknya masih belum pulih total akibat kecelakaan maut setahun yang lalu . Bodyguard mami Ana kembali mengambil ancang ancang untuk kembali memberi pukulan pada Nathan.

Namun kali ini Nathan berusaha melawan , dia menahan kepalan tangan bodyguard itu sebelum mendarat di pipi kanannya .

"Mami , biarkan aku bertemu Jingga sekali saja . Setelah itu terserah kamu mau melakukan apapun padaku matipun aku rela. Aku hanya ingin melihat Jingga baik baik saja"

Air mata Nathan menetes seraya berlutut di kaki mami Ana. Seumur hidup ini pertama kalinya ia memohon sampai mencium kaki seseorang. Tak penting harga dirinya di injak yang paling utama dia bisa melihat Jingganya.

"Apa alasanmu mencari Jingga ?" tanya mami Ana pada Nathan

"Alasan ? Bukan alasan tapi memang kewajiban dan tanggung jawabku yang seharusnya menjaga Jingga"

"Aku mohon" rintihnya di kaki mami Ana , kai Ana terasa basah oleh air mata Nathan yang menetes.

Bodyguard mami Ana kembali menyeret tubuh Nathan dan kini tendangan , buuughhhh .... baaaaghh ... plakkk .... pukulan dan tamparan bertubi tubi mendarat di setiap sudut tubuh Nathan. Nathan hanya terbaring dengan memeluk dadanya untuk melindungi tulang rusuknya.

Suara pukulan dan rintihan Nathan memenuhi ruang tamu mami Ana sore itu. Tiba tiba remang remang Nathan melihat langkah seorang mendekat ke arahnya.

"Cukup"

Suara seseorang yang begitu akrab terdengar di telinga Nathan. Perlahan Nathan menatap ke arah atas untuk melihat wajah pemilik suara itu.

Air mata Nathan menetes deras kala melihat seorang wanita dengan menggunakan dress putih dengan perut membuncit menangis menatapnya.

Jingga dan Peluknya | Kim Taehyung FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang