Dream-Eight

89 28 9
                                    

Sunghoon masih belum membuka mulutnya untuk berbicara. Dia masih memikirkan mimpi di kelasnya. Dia bertanya-tanya, apa benar itu Yuna?

"Kamu benar tidak apa-apa?" Tanya Yuna sedari memerhatikan pemuda itu mengacak rambutnya tak biasa seperti biasanya.

Sunghoon menoleh, kedua matanya mengunci mata Yuna kini juga menatapnya. Ada rasa tak yakin gadis itu adalah Yuna. Atau hanya sekadar mirip saja?

"Yuna-ya, apa kau memiliki kembar?" Sunghoon melihat raut terkejutnya langsung mengalihkan pandangannya ke buku tanpa menjawab pertanyaannya.

"Yuna-ya, aku sedang bertanya padamu," kata Sunghoon ketika Yuna benar-benar mengabaikan pertanyaannya. Matanya menangkap jika gadis itu tadi sempat meremas mengepal erat tangannya.

"Sunghoon-ssi, lupakan soal tadi."

Sunghoon menggeleng, "Tidak mahu, aku hanya perlukan jawabannya setelah itu aku tak menganggumu." Gadis itu mendadak lemas.

"Sunghoon-ssi," panggil Yuna tanpa menatapnya. "Bisakah berhenti bertanya soal itu." Sunghoon menyesal. Gadis itu pergi dari kelas dengan jelas ada buliran bening mengalir dari pipinya.

Sunghoon mengusap wajahnya dengan menyesal. Jadi, apa gadis itu memiliki kembar hingga tak mahu menjawab pertanyaannya.

Sunghoon menghela nafas panjang, dia mengalihkan perhatian ke jendela. Memerhatikan orang di sana bermain serta ada beberapa murid di hukum.

"Apa yang berada di pikiranmu hingga mengabaikan aku disini?" Sunghoon melirik ke Jongseong berada di sampingnya, menarik kursi dan duduk di sampingnya.

"Jay, soal gadismu..siapa namanya?" Tanya Sunghoon penasaran. Mungkin ada diantara Yuna Jongseong dan Yuna ini.

"Yoon Yuna, kenapa?" Sunghoon menggeleng, "Hanya namanya mirip dengan senior kita, dan apakah wajahnya juga mirip?"

Jongseong mengangguk sebagai jawaban. Sunghoon tertegun. Ia benar-benar bingung hendak bereaksi bagaimana.

"Kenapa?"

"Bukan apa-apa." Sunghoon bukan tidak mahu menceritakannya. Hanya saja dirinya masih ragu soal itu.

"Kau bisa menceritakannya padaku jika kau mahu. Aku siap mendengarkannya dan bahuku menjadi bantalmu."

Sunghoon menatapnya. Seketika rasa bersalah telah menyukai gadis yang sama. Jongseong terlalu baik hingga Sunghoon tidak mahu merebut Yuna darinya.

[ a n o t h e r  d r e a m ]

Sunghoon yang berjalan melewati koridor bersama teman-temannya kecuali Yuna. Gadis itu menghilang entah ke mana. Setelah Sunghoon mencarinya, tiada di kelas bahkan di lapangan basketball.

Tidak mungkinlah Sunghoon ke toilet wanita. Bisa-bisanya dia menjadi topik hangat hingga terjadi salah paham.

Sunghoon melihat sebuah mobil hitam menghampiri Yuna. Yuna mengulas senyuman melihat anggotanya menjemputnya sambil mengusap puncak kepalanya.

Senyumannya makin mengembang. Yuna hendak masuk ke dalam mobil, secara tak sengaja melihat Sunghoon memerhatikanya.

Yuna langsung memutuskan kontrak mata. Dia masuk ke dalam dengan wajah kusam. Gadis itu masih ingat pertanyaan Sunghoon.

Perlahan mobil itu bergerak setelah Yuna masuk ke dalam dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sunghoon menghadap tubuhnya ke Jongseong menatap dirinya dengan raut bingung. "Jay, kita perlu bicara sebentar."

[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang