Dream-Twenty Two

62 18 25
                                    

Beomgyu menghampiri Sunghoon dengan air muka kebingungan di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu menghampiri Sunghoon dengan air muka kebingungan di wajahnya. Laki-laki itu miringkan kepalanya dan memandangnya. “Kau tidak apa-apa? Kenapa kau bisa ada disini?”

“Dia pingsan, Hyung. Makanya dia ada di sini,” jelas Jongseong membuat pria itu toleh dengan senyumannya, “oh benarkah, pasti belum makan, bukan?”

Sunghoon menggerakkan kepalanya, “ah, bukan sebab itu, Hyung. Aku ... Pingsan secara mendadak,” cakap Sunghoon diakhiri dengan nada agak ragu.

Beomgyu hanya tergelak mendengar ucapan Sunghoon, “astaga kau ini, mana mungkin ada pingsan secara dadak begitu,” kata Beomgyu menghapus sisa bening di kelopak matanya.

“Tapi Hyung, aku memang begitu, bahkan saat waktu latihan juga begitu dan waktu berkencan—” Sunghoon tutup bibirnya rapat dan menjeling sekilas ke Jongseong menatapnya bingung.

Dia tak dengarkan apa yang aku katakan tadi, pikir Sunghoon dengan gelengan kecil sebagai jawabannya. “Tidak apa-apa, bukan apa-apa.”

Beomgyu berdecak pelan, menaikkan sebelah keningnya, dengan sebelah sudut bibir dinaikan, “padahal aku mendengar suaramu tadi.”

Hati Sunghoon mendebarkan seketika, matanya tertuju pada Beomgyu kini tersenyum menyeringai lebar sementara Jongseong hendak bertanya pada Beomgyu langsung Sunghoon menghentikannya.

“Jay, Jay, Jay! T-tunggu sebentar!”

Jongseong terkejut apabila sebuah tangan menahan pakaiannya dan ia nyaris terduduk di tepi ranjang rumah sakit itu jika ia menahan seimbangan tubuhnya.

“Hoon, bahaya!” Tegur Jongseong dengan mata melebar toleh belakang. Dadanya terasa detakannya lebih cepat dari sebelumnya. Astaga, Jongseong nyaris kehilangan jantungnya.

Sunghoon hanya menatap Jongseong tanpa berkelip, mengulungkan bibirnya sebelum berujar pelan, “mahu kemana?”

Jongseong berdiri, menepuk celananya sebelum menatap wajah laki-laki itu. “Bawa dia ke sini, kamu tahu siapa, ‘kan? Lagipun, kau menyuruhku membawanya kemari. Bagaimana aku bisa menolak.”

“Ah,” hanya itu terkeluar dari bibirnya. Membiarkan lelaki itu melangkah pergi setelah Niki, Seonwoo dan Jungwon telah pulang beberapa minit sebelum Beomgyu tiba.

Beomgyu membalik, menunggu Jongseong benar-benar hilang dari tempat itu kemudian menarik kursi dan duduk. “Siapa denganmu berkencan,” tanyanya sambil menaik-turunkan keningnya.

Sunghoon membuang muka, menutup bibirnya rapat-rapat –dan tidak mahu bercakap dengan Beomgyu saat ini. Tapi mengapa dirinya –bagaimana bisa...

Beomgyu hanya miringkan kepalanya tanpa menuntut jawaban dari Sunghoon.

Sementara Jongseong menuju ke sekolahnya dibantu oleh stafnya.

Jongseong menghela napas berat, menatap bangunan besar itu dengan tatapan sendu, teringat akan wajah gadisnya kini. Wajahnya sendu menatap tubuh kekarnya masuk ke dalam mobil tanpa mengajaknya.

[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang