Dream-Twenty

55 16 3
                                    

“Sejak—huh, apa? Mana mungkin aku menyukai kekasih sahabatku sendiri, Hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak—huh, apa? Mana mungkin aku menyukai kekasih sahabatku sendiri, Hyung.” Sunghoon diam, memerhatikan raut muka Seonwoo terpapar jelas begitu terkejut saat ia mengetahui dirinya menyukai Yuna.

“Jangan berbohong perasaanmu, Sunoo.” Seonwoo diam, Sunghoon kini melirik ke lantai bawah melihat Yuna keluar dari ruangan itu masih terisak dan berlari menaiki tangga dan berpapasan dengan mereka.

“Y-yuna ...” Seonwoo menatapnya sambil hendak mendekat namun tindakannya lagi-lagi ditahan oleh Sunghoon. Pemuda Park itu menariknya turun meski lengannya dipukul oleh Seonwoo.

“Hei, lepaskan! Kau lihat Yuna menangis, bukan! Pasti ada kenapa-kenapa! Pasti Jay Hyung—”

“Jangan cepat menuduh Jongseong, Seonwoo.” Sunghoon menajamkan matanya kala Seonwoo terus menuduh Jongseong. Seonwoo berdecak tak puas, ia berbalik bertemu Jongseong kini diam tak bergerak di sana.

“Hyung apa yang kau lakukan padanya? Kenapa Yuna menangis?” Seonwoo bertanya dengan cepat. Sunghoon hanya bisa mengeluh pelan memerhatikan Seonwoo gagal mempertahankan raut wajah khawatir ketika melihat pujaannya terluka.

“Aku—”

Seonwoo mencengkeram kuat bahu Jongseong kini terkejut dengan tindakan Seonwoo. “Kau apa Hyung!”

“Seonwoo, jaga bahasamu!” Pesan Sunghoon menarik jauh dari Jongseong yang masih belum mencerna semuanya. Dia hanya tidak sengaja membentak Yuna, justeru tidak mendapat apapun dari gadis itu melainkan harus menenangkannya sebaik mungkin.

Hanya saja kalimat sederhana keluar dari bibir tipisnya itu membuat laki-laki itu penasaran. Saat mendekat, Yuna terus memanggilnya paman. Dengan raut ketakutan ia mengibaskan tangannya; menghalau dirinya.

Seonwoo menatap Sunghoon dan Jongseong sementara lalu berbalik menaiki tangga menemui Yuna yang telah pergi.  Sunghoon hanya melihat laki-laki pergi tanpa menahannya lagi.

Yang terpenting adalah Jongseong. Mengapa lelaki itu membentak pemudi itu, sedangkan dirinya meminta untuk bertanya tanpa ada paksaan.

“Jay, kau—”

“Ya, aku tau, aku tau. Aku salah, salahku,” sesal Jongseong meraup wajahnya frustasi, “aku benar-benar tidak ingin membentaknya tapi rasa percaya dengan kalimatmu ....”

Jongseong tak sanggup berkata lagi, ia membuang muka, abaikan Sunghoon menatapnya sulit terbaca.

Tatapannya seakan sudah tahu.

:

Seonwoo membuka pintu kelasnya, terdapat Yuna berada di pelukan rakan sekelasnya dengan bahu bergetar hebat. Semuanya panik, menyusul gadis itu datang dengan wajah menangisnya.

“Hei, apa terjadi?” Rakan sekelasnya menegur Seonwoo baru melangkah masuk dan menoleh, “aku juga tidak tahu, saat berpapasan dengannya, dia sudah begitu.”

[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang