RASA dingin menusuk kulit Sunghoon, meski tubuhnya diselimuti tetap saja ia bisa merasakan kesejukan. Sunghoon masih belum sadar diri, ia berbaring di ranjang rumah sakit.
Kakitangan menjaga anggota grupnya lekas melaporkan segalanya. Jungwon mengerti dan meminta anggotanya menunggu sebentar saja. Lalu, kakitangan itu meminta izin untuk menjemput hantar anggota Sunghoon pulang.
Lelaki itu menghela nafas, melirik sekilas ke kaca tengah melihat anggota grup itu hanya diam saja. "Jangan begitu sedih, jika Sunghoon melihat raut muka kalian, ia pasti sedih."
Seonwoo mengesap bibirnya, matanya tertuju pada luar jendela, benaknya dipenuhi tanda tanya. Ada apa dengan Sunghoon hari ini, mengapa begitu aneh dan mendadak pelupa.
Jongseong menatap tanpa rasa senang melihat pesenan dari kekasihnya, Yuna. Pemuda itu memberi kabar tentang Sunghoon, justeru ia mendapati kekasihnya terlihat khawatir dengan kondisi Sunghoon-mencoba berpikir positif, mungkin mereka sudah dekat setelah berjalan-jalan seharian pagi hari.
"Kamu kenapa?" Jongseong menjilati bibirnya pelan barulah menoleh ke Jake memandangnya. "Terlihat seperti khawatir sesuatu saja?" Jongseong diam, matanya kembali fokus pada layar telefonnya. Bagaimana itu benar?
Seonwoo di sampingnya langsung mengerti, sedari tadi ia melirik diam telefon Jongseong dan diam, ia mengerti, sungguh mengerti sekarang. Gadis itu dimiliki oleh sahabatnya, sahabat dekatnya.
"Khawatir kerana kekasihmu ya?" Seonwoo tersenyum samar saat menyebut kekasih itu, hatinya terasa dicubit keras. Mengigit pipi dalamnya sambil memandang luar jendela dengan perasaan kesal.
Jongseong tentunya tidak peka hal itu, ia terkekeh menepuk paha Seonwoo, "Kau tahu, hehe." Itulah respon dari Jongseong membuat Seonwoo makin mengigit pipi dalamnya.
"Bukan waktunya sekarang, Sunghoon pingsan malah yang kau khawatir itu kekasihmu bukan temanmu," sindir Seonwoo membuang muka. Jongseong diam, kau benar.
"Maaf-"
"Ya, aku memaafkanmu, dan aku juga minta maaf," sela Seonwoo menatapnya sambil hulurkan tangannya. Jongseong mengerti langsung menjabat tangannya sekaligus memeluk sahabatnya.
Seiring mobil berjalan sosok itu menyusuli mobil tanpa berjalan atau memakai sebarang mobil mahupun motor.
-
Sunghoon mengerjap heran, mengapa dirinya berada di-masa lalu? Tunggu, apa? Pemuda Park itu menggerakkan tangannya, memastikan ia tidak bermimpi.
Entah kenapa—
"Hai!" Sunghoon menoleh belakang, sosok anak lelaki dengan senyuman lebarnya menduduki kursi begitu tinggi untuknya dan anak gadis di sampingnya dengan buku di pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓
Fanfiction[selesai] Sunghoon menyukai adik kelasnya yang sekelas dengan Jongseong. - ANOTHER DREAM Karya Theonives © 2022