Dream-Twenty Six

60 12 7
                                    

Disember —— 2O19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disember —— 2O19

Lelaki itu bangkit setelah makan sarapannya, setelah melakukan kegiatan di apartemennya, dia memilih keluar dari tempatnya. Sudah sudah bulan ya, lelaki itu akhirnya keluar dari ruangan itu.

Bukan apa, hanya saja dia merenungkan kembali, apa yang ia lakukan selama ini.

Lelaki itu berusia 24 tahun, dengan banyak kertas-kertas putih di atas meja kerjanya. Pasti sekretaris lelah mengerjakan semuanya sendiri.

Good morning, Jay! Wah, kebetulan sekali, berangkat ke kantor ya?” Jongseong membalas senyumannya tetangga sebelahnya. “Akhirnya, kau berani menggerakkan tubuhmu keluar,” katanya sambil melempar lelucon.

Jongseong tergelak kaku, ah, terlalu lama di dalam kamar hingga lupa cara hendak menyapa orang-orang, batin Jongseong melempar senyum terakhir sebelum pergi.

Jongseong turun menuruni anak tangga, terhenti saat melihat butiran putih mendarat perlahan-lahan di atas langit-langit. Pria itu mendongak dengan pelan, tersenyum getir, kalian berdua pasti bahagia di atas sana.

Morning, Uncle!

“Pagii, paman!”

Jongseong tidak henti-hentinya melambai ke arah anak kecil kini menyapanya dengan senyuman lebar nan manis seketika itu hatinya menghangat.

Seketika semuanya terasa begitu santai, rasa canggung, kaku dan terlalu payah menghilang begitu saja tanpa sadar setelah melihat senyuman anak kecil itu.

“Oh, Jay! Long time no see you, so how are you now? good? I hope to get good news about you from you, Jay.”

“Beomgyu Hyung,” monolog singkat itu hanya terkeluar dari bibir tipis Jongseong kini mendapati jangkung tampan dengan rambut sedikit panjang memberi lambaian kecil serta seumpama dengan senyuman manisnya.

Beomgyu menghampiri Jongseong kini bagaikan robot kaku di hadapannya hanya mampu tergelak pelan, menepuk punggung pria merupakan sahabatnya pelan, “this not you first time get out from the apartment, Jay.”

Jongseong menarik sudut bibirnya mengembangkan senyuman tipisnya, “i know,” sahutnya dengan nada pelan mampu didengar oleh pria itu–; Beomgyu.

Beomgyu baru menyedari pria itu berpakaian rapi dan bertanya-tanya dia hendak kemana dan berbuat apa? Hanya itu berputar-putar di benaknya, ingin bertanya namun hatinya mengatakan tidak perlu.

Jongseong tersadar, dia tidak boleh lambat hari ini, “Hyung, aku permisi dulu,” pamit Jongseong tersenyum tipis sebelum beredar dari situ. Beomgyu angguk kepala, memerhatikan sosok jangkung itu berjalan menuju ke mobilnya.

Dirinya masih tidak menyangka pria itu; Jongseong sudah dewasa dan matang. Sosok pria itu dihantui rasa bersalah telah menyebabkan dua insan kemalangan secara bersamaan.

[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang