Sunghoon dibawa pergi ke rumah sakit. Seonwoo dan Jongseong terus pergi dengan mobil dikendarai oleh kakitangan mereka. Sementara Yuna hanya mampu melihat mereka pergi.
Semuanya telah pergi ke kelas masing-masing. Tersisa hanya Yuna dan rakan sekelasnya di sana. Perlahan siswi berdiri membawa nampannya, "yuna-ya, kami pergi dulu. Kamu tidak apa-apa sendiri di sini?"
Yuna mengulas senyum, lalu menggeleng pelan. Siswi itu mengerti langsung pergi dengan temannya. Yuna memainkan makanannya dengan garpu, tiada selera makan setelah insiden tersebut.
Dongpyo menghampiri Yuna, duduk di hadapannya dengan raut muka sendu menatap muka Yuna, "yuna, aku tahu tentangmu," ucap Dongpyo dengan nada pelan.
Keheningan tercipta selagi mereka berdua belum membuka bibir. Yuna menelan ludahnya pelan, meremas erat pegangan garpu tersebut. "Kamu tahu apa tentangku...."
"Aku tahu dirimu, sangat-"
Garpu dipegang Yuna dihempas kasar ke muka meja, mata Yuna menajam, menunjukkan rasa kesalnya kala Dongpyo mengatakan dirinya sangat mengetahuinya. Apa yang dia tahu? Apa dia tahu dirinya juga tersiksa?
"Cukup Dongpyo Oppa, kapan-kapan aku bisa menjadi kurang ajar di depanmu, dan aku tidak tahu itu. Dan tolong jangan mengatakan dirimu sangat mengenaliku, tidak, kamu belum cukup mengenalku, Oppa."
Dongpyo menatapnya tanpa menyela, kemudian berkata, "siapa kamu?" Yuna mengerut tidak mengerti. "Aku? Jelas aku Yuna-"
"Ya, aku tau kamu Yuna, tapi Yuna yang mana. Yoon Yuna atau Shin Yuna."
Yuna terdiam. Mendiamkan diri sahaja mampu membuat Dongpyo menyedari ada sesuatu yang ia sembunyikan. Gadis itu benar-benar kelu untuk berbicara.
"Yuna, aku berbicara denganmu." Yuna tersadar langsung membuang muka, "Shin Yuna, kenapa?" Jawaban itu tidak sukses membuat Dongpyo percaya namun mencoba pahami Yuna.
"Aku mengerti, kamu belum siap menceritakan segalanya, Na. Tapi, aku sarankan lebih baik ceritakan padanya, pada Sunghoon dan Jongseong."
Yuna memasang muka datarnya, lelaki itu hanya mengulas senyum. "Aku juga tahu hubunganmu dan dia." Dan kali ini tenggorokan Yuna benar-benar kering dibuatnya.
Selepas pembicaraannya dan Dongpyo. Yuna terus melangkah pergi dengan nampan kembali diberikan kepada ibu kafeteria. Dengan perasaan bercampur baur ia bingung hendak bagaimana.
Jelaskan atau tidak?
Sepanjang ia melangkah lantai dengan langkah perlahan, dua perkara itu berada di benak Yuna. Bahkan gadis itu mengigit kukunya saking cemas, matanya juga bergetar.
:
Jongseong menggenggam tangannya guna kedua sikunya berada di pahanya untuk menahan. Sementara kepalanya tunduk menghadap lantai. Dengan perasaan bersalah telah meninggalkan kekasihnya hendak menghampirinya tadi ia abaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[III] Another Dream • Sunghoon Yuna ✓
Fanfiction[selesai] Sunghoon menyukai adik kelasnya yang sekelas dengan Jongseong. - ANOTHER DREAM Karya Theonives © 2022