Ibu-12

18 2 0
                                    

Tidak tahu. Dalam hidup terlalu banyak yang kau lakukan hingga terkadang aku merasa tak layak untuk menjadi anakmu. Namun lambat laun aku ubah pikirku, mungkin itu keberuntunganku.

Jika kuhitung satu persatu pemberian pun perlakuanmu Bu, mungkin tak akan usai walau sudah dihitung hingga menapaki milyaran. Tentang kasih yang kau beri tanpa pilih kasih, peluk hangat yang selalu kau barengi dengan doa apik yang terlampau banyak.

Sesak merebakmu yang kau acuhkan sebab dirimu Bu, fokus meraup laraku yang tak beraturan. Guraumu kala ku lengah dalam memahami rumus matematika dahulu. Sabarmu kala kaki kotorku menapaki lantai yang baru kau bersihkan. Motivasimu kala lagi-lagi padaku gagal menimpa tanpa sapaan.

Kau bilang tak apa jika aku gagal, tak apa jika aku tak pandai dalam beberapa pelajaran. Katamu, orang luar menilai hasil. Tapi kamu, menilai juang dalam proses hingga akhirku yang susah dan tak bisa dibanding. Pengertianmu dalam menghadapi rumitnya pintaku. Caramu mengenalkan mimpi-mimpi baru. Hidup mati Bu, kutahu maumu hanya terciptanya bahagiaku.

Kali ini tentang rasanya menjadi aku bila dijelaskan kukira terlalu abstrak. Tapi ya, perasaan yang paling mewakili adalah rasa  bahagia yang terlampau sangat. Dan kini Bu ... kuakui sesuatu bahwa memilikimu adalah keberuntungan yang harus selalu aku aamiin-kan.

Kemudian, hari ini jika kubilang aku ingin belajar untuk ikhlas. Di manapun kamu Bu, bisakah kau tersenyum sekalipun hal sederhana tapi berharga itu tak aku lihat?

-28 des 21-

Bilik Rindu (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang