Ibu-19

13 2 0
                                    

Ibu, aku rindu bagaimana kubiarkan hujan menerpa ragaku. Kemudian engkau dengan terburu-buru, memanggil, supaya aku memasuki rumah; segera, seperti maumu.

Ibu, aku rindu detik ketika rambutku engkau keringkan. Seraya bercerita tak nyata perihal ganasnya hujan. Namun alih-alih bungkam, malah aku tertawakan. Sebab Bu, kadang engkau melupa bahwa yang kau ajak bicara, bukan lagi anak lugu yang tetap mengangguk walau tak paham.

Ibu, aku rindu masa di mana pelukmu itu begitu nyata. Bukannya yang seperti malam tadi di mana pelukmu begitu singkat untuk dirasa. Rupanya, itu dalam mimpi, ya?

Tadi malam ketika hujan turun, aku bangun dari tidur selepas memimpikanmu yang tengah tersenyum. Mataku berembun, rupanya; aku haus akan kasih sayang darimu yang dahulu tak terukur.

Tapi Ibu, kalau tahu bahwa aku bisa menemukanmu dalam mimpi. Maka mulai detik ini tidur adalah hal favorit yang akan selalu kumaui.

Dan kuberi tahu dengan rasa malu satu hal lagi, jangan kecewa. Bahwa; upaya untuk ikhlas atas pergimu rasanya tak membuahkan hasil sama sekali. Kian hampir tiba di sudut januari, tetapi pandangku masih terlalu sering menyorot kosong pada figuramu dari hari ke hari.

Ibu, maaf, lagi-lagi.

-19 jan 22-

Bilik Rindu (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang