Kala ribuan hari tanpamu sudah terukir, kadang aku bersikeras untuk tidak mempercayai bahwa kau sudah menyingsing. Kadang pula aku berharap bahwa Tuhan hanya sedang main-main.
Kadang Bu, resah yang tak kunjung temui sudah membuat aku juga ingin menghadap Allah.
Kadang Bu, bimbang yang menuai tangisan membuatku terus memeluk nisanmu dengan sejengkal harapan kau akan datang memberiku belaian.
Kadang pula Bu, segala cakap tajam anak manusia membuat aku melulu berbincang dengan fotomu dari malam ke malam tanpa memperdulikan hal sekitar.
Bu, kini kata orang aku sudah dewasa, sudah mengerti cara mengatasi duka, mampu memberhentikan air mata. Tapi ... kadang mereka melupa, lara karena kehilanganmu terlalu besar tak ada tandingannya. Hingga air mata karena jarak yang tercipta di antara kita, rasanya akan selalu ada hingga aku merenta.
-17 des 21-
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilik Rindu (Pre-Order)
Poesiabiar kuberi tahu, bagaimana caranya menemani tumbuhnya sosok aku, muasal sabarnya dalam menghadapi rumitnya pintaku, tentang tulusnya ia mendekap luka-lukaku. tentang, yang kunamai Ibu. *** Bilik Rindu sudah terbit, pemesanan ke no berikut (08966846...