Ibu-33

5 1 0
                                    

Harusnya kita masih bersama, merayakan sebuah kemenangan dari juang melewati hari-hari disetiap akhir pekan.

Harusnya kita masih bersama, di akhir bulan---berdua, memasuki rumah hantu yang ber-irama pekikan-pekikan penuh sandiwara. Melewati setiap lorong dengan saling memeluk dan sedikit memejamkan mata. Kemudian keluar dari sana dengan tertawa-tawa. Saling mengejek sebab menjadi penakut luar biasa.

Harusnya kita masih bersama, disetiap malam duduk di balkon dan bercerita. Kan kuberitahu bagaimana hebohnya aku melewati hari dengan ceria. Kemudian kamu juga harus turut melakukannya. Biar aku semakin tahu, bagaimana ibu-ibu itu. Tidak peduli walau akhirnya kamu berkata bahwa dirimu terlalu banyak bergosip dengan tetangga sepanjang hari. Tidak apa-apa, sungguh apapun yang kau lakukan kan selalu kusukai.

Harusnya kita masih bersama, memikul harapan untuk selalu bisa mempertahankan kenyamanan keluarga. Memastikan ayah dilayani dengan baik setelah sibuk bekerja. Jua membuat yang lain selalu mengukir tawa ceria.

Harusnya kita masih bersama, membangunkan semua orang di rumah kala subuh tiba. Menyiapkan segala makanan favorit semua walau kita tidak turut menyukainya.

Harusnya kita masih bersama, berbagi segelas kopi sembari menyanyikan lagu-lagu yang hanya kita ingat setengah-setengah liriknya. Diakhir, kumau kita selfie dengan gaya-gaya remaja. Mari tertawa-tawa sebelum puan-puan kecil bertengkar dan mengganggu kebersamaan kita.

Harusnya kita masih bersama, menjadi anak dan ibu yang nampak seperti kawan lama.

Kau tentu tahu Bu, lagi-lagi, harusnya kita masih bersama.

-jum 25 mret 22-

Bilik Rindu (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang