Minggu UAS semakin dekat, Inggi Ladiena udah pasti makin sibuk belajar. Cewek yang punya mata mirip kucing itu sudah dua hari ini mengurung diri dikamar. Keluar cuma pas sarapan sama mau ngambil orederan go-food nya. Ya begitulah Inggi ketika UAS datang.
Berbanding terbalik dengan Bian, Rakha, Ettan, Dul, Vela, Cilla yang belajar kalo mau aja. Keenamnya kini asik goleran depan TV karena kebetulan lagi kompakan free class. Sebotol coco-cola dan pizza yang lagi promo beli dua gratis 1 menemani siang mager mereka. Bian yang ntah lagi kesambet apa menjadi donatur kali ini.
"Abis UAS langsung pada balik?" tanya Ettan.
"Awak sih iya" jawab Rakha cepat.
"Cilla juga keknya, ibu udah nanyain kapan pulang. Rindu anak gadisnya yang paling cantik ini"
"Dih, cantik kalo diliat pake sedotan es" cibir Bian.
"Tak usahlah begitu Cilla cantik kok," ujar Rakha menggantung, "Kalau tidak jelek"
Cilla merengut, "Ih apasih"
"Cilla lo cantik, cantik banget. Gak usah dengerin dia titisan abu jahal, mulutnya gak ada adab emang" ujar Dul.
Cilla senyum malu yang langsung dapet tatapan jiji dari Bian sama Ettan.
"Biarin aja Cill mereka mah kang iri" timpal Vela.
"Bi ada Jian" ujar Trisya sambil jalan dari ruang tamu ke ruang TV.
Bian yang semula rabahan langsung beranjak berdiri dan pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Bukan buat nemuin Jian yang ada diruang tamu, tapi buat ke kamar kosnya. Udah gak heran, kakak beradik itu emang gak pernah akur ntah karena apa.
"Cilla heran deh, ada masalah apa sih Bian sama Jian itu"
"Yang pasti masalah keluarga" ujar Vela.
"Vela tolong panggilkan Shannon bilang ada Jian, awak mau samper sibodat itu"
"Okey Ka"
Setelah Vela sama Rakha pergi, Cilla noel Ettan sama Dul.
"Kira-kira masalah keluarga yang kaya apa sampe buat Jian Bian kek musuhan?" tanya Cilla dengan suara berbisik.
"Kalo gak salah berarti bener, denger-denger katanya karena Jian kan anak ke dokteran jadi bonyoknya suka muji-muji Jian kaya ya Jian tuh wah dan nomor 1 dikeluarga sedangkan Bian, kita tau dia gagal masuk kedokteran ya sebenernya mau masuk kelas aja udah sukur" jelas Ettan.
Dul sama Cilla mengangguk mengerti. Ya memang dibandingkan dengan orang lain itu gak enak, apalagi sama saudara sendiri. Saudara kembar lagi.
Sepertinya banyak orang tua yang belum sadar bahwa tidak semua anak mereka punya kemampuan yang sama. Ibarat melihara burung dan ikan, tapi mereka maksa ikan itu buat hidup di sangkar burung hanya karena burung bisa terbang dengan indah dan hebat. Memaksanya untuk beradaptasi dengan bersembunyi dibalik kata "Liat tuh dia aja bisa masa kamu nggak" padahal bukanya beradaptasi, si ikan malah mati.
🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱
"BIAN SIALAN BISA GAK SIH GAK NGEREPOTIN" dumel Shannon. Gadis yang selalu menjadi perantara Bian dan Jian itu berkacak pinggang didepan pintu kamar kos Bian. Disana ada Rakha juga. Yang di omelin malah nyengir.
Bian gak pernah cerita apapun ke Shannon tentang permasalahan dia sama saudara kembarnya itu, tapi Shannon selalu jadi bantalan buat nemuin Jian dan ngasih titipan surat Jian untuk Bian. Bian selalu narik Shannon ke permasalahan yang ntah kapan selesainya itu tanpa memberi penjelasan sedikitpun. Tolonglah, Shannon bukan Nicho yang langsung bisa berspekulasi ini itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Teknik
FanfictionTentang 14 mahasiswa yang merantau ke ibu kota. Berawal dari asing, menjadi dekat layaknya keluarga. Cinta dan pertemanan ada disini.