Cerita pagi hari ini diawali suara klontang klonteng dari dapur yang pelakunya siapa lagi kalau bukan cewek berdaster dengan cepolan asal alias Shanon.
"SARAPAN!" teriak cewek itu dari dapur rumah bu Jeni-pemilik kos.
Jangankan bu Jeni atau anak kos lain, tetangga yang jaraknya selisih 5 rumah dari kosan bu Jeni aja bisa denger. Bahkan beberapa kali Shanon suka ditegor tetangga karena suara menggelegarnya dipagi hari itu loh bikin kaget sekampung.
Tapi mau gimana lagi? Anak kos tuh kebo parah, yakali Shanon harus gedor-gedorin 11 penghuni kos ini, keburu dohor:)
"Yuhuuuu morning good!"
Shanon menatap Bian sinis. Gatau kalo liat Bian bawaanya emosi aja apalagi kalau paketan sama Rakha dan Vela.
"Gue tau Sha lo gak suka sama gue, tapi komuknya biasa aja dong" sewot Bian.
"Muka-muka gue" ujar Shanon songong, "Tumben Bi udah bangun?" tanyanya.
Agak membingungkan gitu liat Bian udah bangun. Yang namanya Abian Syanif Javier kalau belum jam 12 siang ya belum bangun. Beruntungnya Bian itu, dia gak punya kelas pagi itulah yang membuatnya bisa bangun sesiang itu.
"Tadinya mau maraton bareng Trisya Nicho, eh mereka malah kompakan gak jadi karena ada kelas dadakan. Bangsyud emang padahal udah semangat nih gue"
"Yaudah ambil hikmahnya Bi, jadi bisa bangun pagi kan lo"
"Dan juga gue bisa nyuci kolor-kolor tersayangku"
"Akhirnya tuh kolor-kolor dicuci Bi"
"Lo sih pake acara ngadu ke Adnan, dibogem gue semalem sama dia"
"Gue gak akan ngadu kalo aja lo rajin nyuci sempak anjir! Sempak udah sebulan gak dicuci-cuci gue yang sekedar tau aja risih, lo yang pake emang nggak risih"
"Itu kunci biar gue bisa dapetin hati neng Anin Sha"
"Be ebe ge ogo, apa Bi?"
"Pinter"
Shanon mendelik sebal, "Jangan jemur di samping kamar Rakha Bi"
"Kenapa dah? Karena ada pohon mangga yang kata Dul dihuni mba kun? Alah gak takut gue mah. Abrian cuma takut sama Tuhan, emak bapak, dan calon dari anak-anak gue anjay"
Shanon cuma bisa merotasi bola matanya, males banget ngeladenin Bian sumpah.
"Wah wah saya mencium aghoma aghoma telor ceplok dan nasi goheng" katanya dengan suara dibuat-buat sambil ngendus-ngendus mangkok besar berisi nasi goreng dengan 16 telor ceplok diatasnya.
Dengan entengnya Shanon geplak pala Bian, "Jorok ege!". Salah Bian lah suruh siapa ngendus-ngendus makanan udah kek anj*
"Sialan sakit banget woy!" ringis Bian.
"Sana panggil yang lain Bi" titah Shanon.
"Dih sapa u?"
"Dilempar pake teko sakit loh Bi, mau coba?"
"Galak banget ibu tiri"
"Anak setan!"
🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱🧱
"Lapor! Bu Jeni yang aduhai dan neng manis Anin tidak ikut sarapan karena akan menghadiri rapat orang tua di sekolah Anin, maka mereka akan sarapan disana saja. Laporan selesai" ujar Bian dengan posisi hormat ala-ala petugas upacara yang lagi laporan ke pembina upacara.
"Kenapa sih dia?" tanya Adnan dengan tampang kayak 😒
"Lupa minum obat kali" celetuk Saga.
"Ayang Adnan sama bebeb Saga mah suka gitu ah" katanya sambil noel-noel dagu Adnan terus ganti ke Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Teknik
Fiksi PenggemarTentang 14 mahasiswa yang merantau ke ibu kota. Berawal dari asing, menjadi dekat layaknya keluarga. Cinta dan pertemanan ada disini.