Kos Teknik : Final

1.4K 243 57
                                    

Warning!!!
Kalo nemu typo tolong tandian ygy <3



O
o





Brak***

Bug***

Bug***

Brak***

Pukulan hingga tendangan Genta layangkan pada sosok pria didepannya yang sudah tersungkur tak berdaya dilantai semen gedung terbengkalai ini. Emosi Genta sudah meluap-luap. Dipikirannya hanya menghabisi cowok ini karena sudah berani-beraninya menyentuh gadisnya.

Merasa Genta sudah hilang kendali, Rakha dan Saga langsung menarik Genta untuk mundur.

"Udah Gen anaknya udah babak belur" ujar Saga.

"Bisa mati dia kau buat" kata Rakha.

"Gen tenangin diri lo" ujar Nicho pada Genta namun tatapanya tak lepas dari cowok yang sudah tersungkur itu. Dengan santai Nicho menginjak kaki cowok itu hingga siempunya meringis.

"Masih sadar toh" kata Nicho sambil tersenyum sinis, "Lo Rendra anak kimia 18 kan?" tanya Nicho yang cowok itu balas dengan anggukan lemas.

"Mantan Nina?"

Rendra menatap Nicho lalu tersenyum meledek. Sungguh menyebalkan, rupanya masih bisa cowok ini memgeluarkan ekspresi itu.

"Biar gue tebak, lo Nicholas kan?"

Nicho mengangguk.

"Akhirnya kita ketemu juga"

"Sekarang jawab pertanyaan gue yang tadi"

"Yang mana?"

Nicho kembali menginjak kaki Rendra membuat cowok itu meringis kembali.

"Gak bisa dibilang mantan karena gue gak pernah nembak dia"

Nicho mengernyit bingung, "Sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu lo pernah ke dokter kandungan sama Nina, bener?"

"Ya"

"Dokter bilang Nina mandul?"

"Ya"

Sekarang paha kiri Rendra yang Nicho injak. Tepat dibekas tendangan Genta membuat Rendra lagi-lagi meringis kesakitan.

"Jujur"

"Gue udah jujur"

"Lo tau Nina hamil sekarang?"

"Oh ya? Gue baru denger dari mulut lo" jawab Rendra berusaha sesantai mungkin.

Krak***

Dengan santai Adnan mematahkan jari telunjuk Rendra. Cowok itu sudah cukup gemas melihat tingkah sok berani Rendra ini. Sudah tau nyawanya diujung tanduk, masih saja bohong.

"Gak usah buang-buang waktu babi. Sekarang jujur, lo yang hamilin Nina kan?"

"Ng–"

"Jawab jujur kalau lo gak mau semua jari lo gue patahin biar gak bisa lagi keluar masuk vagina"

"Iy–Iya"

"Iya apa? Jawab yang jelas lah sat"

"Iya gue yang hamilin Nina"

Adnan tersenyum senang. Inilah jawaban yang ingin ia dengar.

"Tadi kenapa lo bilang kalau Nina mandul?" tanya Dul.

Rendra menundukan kepalanya, "Gue belum siap buat tanggung jawab. Papah gue itu keras dan galak. Gue bisa dipenggal kalo tau gue hamilin anak orang. Akhirnya gue nyogok dokter kandungan buat ngediagnosa Nina itu punya masalah sama rahimnya atau mandul. Dengan begitu gue gak perlu tanggung jawab"

Kos TeknikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang