Bagian 27 - Snow

181 40 6
                                    

– Snow –

TAHAP REVISI PER SEMUA BAGIAN CERITA INI ... HARAP DI MAKLUMI, TERIMA KASIH ^.^

---
Ansan - waktu sekarang

Sehun masih melajukan mobil silver miliknya di jalanan, jarak toserba itu dengan rumah Seulgi saat ini bisa dibilang lumayan jauh. Tak ada percakapan diantara mereka, hanya ada keheningan.

Ditengah keheningan malam itu, disiarkan sebuah berita pembunuhan berantai dengan ditemukannya sebuah mayat di tepi pantai oleh seorang nelayan yang baru pulang dari berlayar mencari ikan.

Deg!

Sorot mata Seulgi reflek menoleh kearah Sehun yang masih fokus ke jalanan, terlebih dia ingat jika ada noda hitam, dan bau anyir dari baju yang Sehun kenakan.

Apakah Sehun lah pelakunya?

Aneh!

Sehun tak sedikitpun bergeming, suasana saat ini, mengingatkan nya kembali kejadian satu minggu yang lalu di gang sempit itu, namun kali ini agak sedikit berbeda, jika satu minggu yang lalu Sehun seakan seperti seorang pembunuh berantai,

kini Sehun seakan seperti seorang psikopat!

Tak lama kemudian, suara ringtone panggilan dari ponsel Sehun berdering, mengalihkan perhatian Sehun yang sedari tadi fokus melihat jalanan yang ditutupi salju.
Dia tersenyum tipis melihat nama yang tertera di layar panggilan itu, dengan mobil yang masih melaju di jalanan yang licin, ia kemudian menepikan mobilnya demi keselamatannya.

Seulgi memilih diam, dia ingat terakhir kali saat dia satu mobil dengan Sehun dulu, seseorang yang dipanggil 'sayang' menelponnya. Saat itu juga, Seulgi mengetahui jika Sehun bisa mendadak menjadi manis dengan wanita, yang ia cintai.

Sungguh membuat heran.

"Iya love, tidak! Aku sedang diluar."

"Ya aku sudah tau, biarkan saja ... tak akan ada orang yang tau, lagi pula aku sudah menyiapkan seekor kambing hitam."

"Pffttt tentu ... Sekarang?"

Sehun melirik Seulgi sekilas

"... Maafkan aku, mungkin lain kali saja!"

"Emm ... Aku juga mencintaimu."

Sehun mematikan panggilan telepon tersebut, kemudian saat hendak melajukan kembali mobilnya.
Dia mendadak menoleh pada Seulgi yang hanya diam.

"Apakah kau mencurigai ku?"

Seulgi tersentak, Seakan Sehun bisa membaca pikirannya, atau raut wajah Seulgi terlalu kentara, sehingga mudah untuk ditebak.
Sehun perlahan semakin mendekat, membuat Seulgi berpikiran yang tidak-tidak.

Tangan kekar itu menarik dengan kasar lakban yang sedari tadi menempel di mulut Seulgi, karenanya Seulgi kini meringis kesakitan.

"Apa kau mencurigai ku?" Tanya Sehun lagi dengan wajah tanpa dosanya.

Seulgi menelan ludahnya sendiri dengan kasar, deruan nafas Sehun sampai terasa mengenai wajah Seulgi, karena begitu dekatnya jarak di antara mereka.

"Bagaimana jika aku memang mencurigai dirimu?" Balas Seulgi

"Pffttt"

Sehun terkekeh pelan, sembari menyelipkan rambut Seulgi ke belakang telinga. Seulgi lagi dan lagi dibuat bingung dengan sikap Sehun.

"Ya ... memang benar! Kecurigaan mu itu tidaklah salah ... Jadi tetaplah diam. Seperti tak tau apa-apa, mengerti ... Sweetheart!"

Sehun memasang raut wajah mengerikan, mencoba untuk mengintimidasi Seulgi, agar dia diam dan tak banyak bertingkah.

[FF-1] Flower Of Blood(Proses Revisi, banyak bagian yang dirubah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang