Bagian 2 - Pair of eyes

513 72 0
                                    

– Sepasang Mata –

<Selamat Membaca>

"Memang benar, mata bagaikan benda tajam, yang dapat menusuk jantung dan membunuh siapapun."

== $ ==

[Ansan, Oktober 2019]

Atmosfer malam itu didominasi kegelapan dengan kabut hitam yang berubah menjadi kabut darah, suasana malam nan sunyi itu berbau mistis, namun, juga mencurigakan. Bagaimana tidak, dimana semua orang yang menghuni daerah ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kesialan apa lagi yang akan menghancurkan Seulgi lagi!

Seulgi hampir menangis dibuatnya, saat pisau tersebut masih bertengger di lehernya. Ditambah, pria misterius tersebut mulai mendekat, hampir mirip seperti adegan pemeran pria yang memeluk pemeran wanita dari belakang pada drama romantis, namun, yang ini melenceng jauh dari kata romantis. Pria itu hanya membisu, dia mencengkram leher Seulgi yang hampir membuat nafasnya tercekat.

Apakah dia akan mati? Pikirnya saat matanya menangkap bayangan pria di balkon tadi yang berjalan ke arahnya. Double kill! Seulgi tak bisa berkutik, dua pembunuh di dekatnya. Pria yang berdiri di belakangnya melepas cengkramannya, lalu mendorong Seulgi hingga tersungkur dihadapan pria mata tajam. Seulgi mendongak, pria balkon berjongkok didepannya sembari mengayun-ayunkan pisau ke arahnya. Pria itu hanya diam seperti bisu, memperhatikan wanita dihadapannya yang menggigil ketakutan.

Seulgi tak bisa melihat wajah pria yang lain sebab tertutup masker hitam, namun, dia dapat melihat dengan jelas wajah pria yang membunuh orang tersebut dari balkon, wajah penuh cipratan darah, sorot mata tajam, rahang yang tegas, definisi tampan yang paripurna. Seulgi juga memperhatikan kostum yang mereka berdua kenakan, semuanya sama. Hoodie hitam yang sama, sepatu hitam yang sama, sarung tangan yang sama. Seulgi beranggapan, bahwa mereka berdua adalah komplotan pembunuh bayaran, atau mungkin, pembunuh berantai, bahkan psikopat!

Di tengah nuansa gelap berbumbu darah itu ... dering ponsel milik salah satu pria itu menjadi celah kosong bagi Seulgi, salah satu dari dua pria yang menawannya berjalan menjauh guna menjawab panggilan tersebut. Binggo! Sementara yang lainnya sibuk, Seulgi mulai menjalankan rencana yang sekilas terbesit jauh di ujung kepalanya. Sebelum kedua pria itu membunuhnya, dengan penuh kehati-hatian Seulgi meraih botol soju dari dalam tasnya, lalu memukulkannya dengan cukup kuat pada kepala pria tersebut, saat pria itu meringis kesakitan memegangi kepalanya yang berdarah, Seulgi bangkit, dia berlari tak tau arah di jalanan gelap itu.

Tanpa Seulgi sadari, darah mulai bergelombolan keluar dari luka menganga akibat tebasan pisau dari pria dihadapnnya, sepersekian detik, pada saat yang sama, saat Seulgi memukul kepala pria tersebut. Dia tak peduli, dia tidak ingin mati, dia terus berlari sekencang mungkin menjauh dari kejaran pria tersebut sembari memegangi lengan kirinya yang terluka akibat tebasan pisau dan meninggalkan luka menganga dengan darah yang mengalir membasahi baju Seulgi.

Kedua pria itu mengejar Seulgi, mereka berpencar, "MAU LARI KEMANA KAU! KAU TAK AKAN PERNAH BISA LEPAS DARIKU!" Teriak salah satu pria tersebut, sementara Seulgi sudah berhasil bersembunyi di suatu tempat.

Dalam kesunyian malam itu, dia lelah sekaligus takut, otaknya sekan kembali tumpul, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana setelah ini? Bagaimana jika kedua pria itu berhasil menangkap dan membunuhnya? Semua pertanyaan itu muncul bergerombolan memenuhi kepala Seulgi.

== $ ==

[11.50 pm kst ...]

Dengan perasaan yang masih tak karuan, pelarian Seulgi membawanya menuju kantor polisi di daerah itu. Dengan nafas terengah-engah, hujan tiba-tiba turun mengguyur daerah itu, semuanya belum berakhir saat kedua kornea matanya menangkap bayangan salah satu pria tersebut di seberang jalan tempatnya berdiri, sementara kantor polisi berada tak jauh di samping kiri Seulgi berdiri. Berpacu dengan waktu dan kecepatan, di bawah guyuran air hujan, Seulgi dan pria itu beradu kecepatan langkah kaki dan keberuntungan di antara mereka, siapa yang lebih unggul.

[FF-1] Flower Of Blood(Proses Revisi, banyak bagian yang dirubah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang